Part 5

177 16 0
                                    

"Menyakitiku? Apa maksudmu?" tanyaku.

Morgan mengeluarkan sebuah handphone dari kantung celananya. Handphoneku.
"Ke.. Kenapa handphoneku ada padamu?" tanyaku gugup.

Morgan menghela nafas panjang sebelum akhirnya menatapku lekat.

"Kau menyukaiku?" Morgan bertanya tanpa ada keragu-raguan.

"Apa maksudmu?" elakku.

"Kau menyimpan lebih dari 200 fotoku. Bahkan kau membuat folder dihandphonemu yg berisi semua tentangku" Morgan memojokkanku.

"Kembalikan" aku merampas handphoneku dari Morgan yg terdiam menatapku lekat.

Oh God, bagaimana ini dapat terjadi?

"Maafkan aku. Aku tak ingin menyakiti siapapun termasuk kau" terang Morgan.

"Tapi kenapa kau membuat Nabila menangis?" tanyaku.

"Kau tak suka kan jika aku bersamanya?" Morgan bertanya balik.

"Apa maksudmu?" Morgan benar2 telah memojokkanku.

"Kau sahabat terbaikku. Tak apa aku kehilangan gadisku. Asal aku tak kehilanganmu. Kau jauh lebih berharga dari apapun. Kau selalu ada untukku. Persahabatan jauh lebih berarti dibandingkan dengan apapun menurutku. Jelas aku lebih memilihmu daripada Nabila" Morgan terlihat lesu.

Jadi itu alasan Morgan mengakhiri hubungannya dgn Nabila?
Semua karenaku?
A.. Aku harus pergi" aku beranjak meninggalkan Morgan.

Morgan sama sekali tak menahanku. Air mataku mengalir deras. Jadi aku yg menyebabkan Morgan dan Nabila mengakhiri hubungan mereka? Betapa jahatnya aku. Tuhan, ambillah nyawaku. Aku tak berhak berada di tempat ini.

Sesampainya di rumah, ku ambil buku catatan keci berwarna merah. Buku harian lebih tepatnya.

Ku torehkan tinta hitamku diatas kertas putih kosong.

***

29 Juli 2011,

Betapa aku mencintaimu
Lebih dari yg kau bayangkan
Betapa aku menyayangimu
Lebih dari yg kutahu

Maafkan ku mengukir luka
Membuatmu bersedih
Mengundang air mata
Cinta tak mengapa kau marah
Tapi satu kupinta
Kembalilah padanya

Satu jam saja kutelah bisa sayangi kamu
dihatiku
Namun bagiku melupakanmu
Butuh waktuku seumur hidup

Terima kasih atas segala hal yg kau ukirkan untukku
Terima kasih untuk menjadi seseorang yg berarti untukku

Memang benar
Cinta tak harus memiliki
Begitu pun kau dan aku
Kita mungkin tak akan bersatu dalam hal cinta
Tapi, kau benar, persahabatan jauh lebih berharga dari cinta

Love you,

My Bestfriend :-)

***

Ku putuskan untuk pergi kerumah Nabila. Tentu saja untuk meminta maaf padanya. Sebelumnya, aku sempat mengirimkan SMS kepada Morgan agar ia mau meminta maaf dan kembali pada Nabila.

Aku telah sampai didepan pintu sebuah apartemen yg terbilang cukup mewah. Ku tekan tombol bel yg terdapat di tepi atas pintu tersebut.

Tingtong.. Tingtong..

Tak ada yg membuka pintu ini sama sekali.

Tingtong.. Tingtong..

Sudah berkali-kali aku menekan tombol tersebut. Namun, tak ada respon dari dalam apartemen sekalipun.

"Cari siapa, Dek?" seorang wanita paruh baya tersenyum ramah kepadaku.

"Err.. Nabila-nya ada, Bu?" tanyaku sopan.

"Nabila tadi keluar. Katanya ingin pergi ketaman" terang wanita tersebut. Taman? Aku harus menemukannya sekarang.

"Terima kasih" kataku berlari kecil menuju ke taman.

***

Benar, Nabila dan Morgan duduk berdua di kursi taman. Tepat diseberangku.

Si tampan & si cantik.
Bukankah mereka pasangan yg serasi?
Aku terdiam melihat mereka. Jujur, hatiku sakit melihat itu. Namun, melihat mereka bahagia itu amat berarti untukku.
Nabila menyadari kehadiranku. Ia melambaikan tangan kepadaku. Aku membalas lambaiannya. Morgan tersenyum padaku.

Nabila berlari kecil menghampiriku. Senyuman terukir indah diwajah manisnya. Morgan mengikuti dari belakang dgn langkah santai miliknya.

Nabila berlari tanpa memerhatikan kanan dan kirinya. Sampai terdengar bunyi kencang sebuah kendaraan. "NABILA AWAS!!" teriakku.

Nabila tercekat dan menoleh memandang sebuah mobil yg melaju cepat mendekatinya. Morgan terkejut melihatnya. Namun, jarak antara ia dan Nabila amat sulit dicapai dalam waktu singkat ini.

"NABILA!!" teriak Morgan.

Nabila memejamkan mata tak bergeming sedikitpun dari tempatnya. Mungkin ia tak sanggup melawan rasa takutnya. Dengan sekuat tenaga, ku berlari mendekati Nabila. Aku dapat mencapainya. Segera kudorong tubuh Nabila kedalam pelukan Morgan. Mobil itu semakin mendekat. Aku tak bergeming sedikitpun.

"JASMINE!" kini Morgan dan Nabila meneriakkan namaku.

***

"Bil, maaf aku merusak hubunganmu dan Morgan. Gan, jaga Nabila. Jangan tinggalkan ia lagi" kalimat itu keluar dari dari mulutku seiring dengan keluarnya butiran air mata dari mataku.

Nabila menatapku sendu. Aku berada dalam pangkuan Morgan. Morgan menatapku sendu. Matanya berkaca-kaca.

"I Love You Gan!"

"JASMINE" Morgan & Nabila berteriak histeris.

**

Isak tangis mengantarku ke tempat peristirahatan terakhirku. Well, baru aku tahu banyak orang yg amat kehilanganku. Mama, Papa, Kak Rangga, Cristy, Ellen, Amy, Reza, Nabila dan tentu saja Morgan menahan haru memandang peti yg berisikan jasadku, lama-kelamaan terpendam kedalam tanah. Tempat kita berasal dan tempat kita peristirahatan terakhir kita.

Aku dapat melihat Nabila terisak mengatakan "Ini semua salahku" sambil memukul dada bidang Morgan perlahan.

Dengan perlahan Morgan mengelus lembut rambut Nabila sebelum akhirnya membenamkan wajah Nabila ke dada bidangnya.

"Ini bukan salahmu" Morgan menenangkan Nabila.

Tiba-tiba, Morgan menoleh kepadaku. Apa ia dapat melihatku? Mungkin iya.

Dia tersenyum manis seraya mengeluarkan sesuatu dari kantung celananya. Buku kecil berwarna merah. Last 5 Days, buku harian singkatku.
Ia melambai-lambaikan buku itu kepadaku. Aku hanya membalasnya dgn sebuah senyuman.

Nabila menjauhkan diri dari Morgan.
Morgan memasukkan kembali bukuku kedalam kantung celananya. Ia rangkul pundak Nabila. Menuntun Nabila untuk meninggalkan tempat ini. Aku mengiringi kepergian mereka dengan seuntai senyum termanis yg kumiliki di wajahku.

__________

Cinta yang sejati adalah rela berkorban apapun untuk orang yang kita cintai

Tak ada persahabatan jika tak ada cinta
Begitupun sebaliknya


THE END  


Last 5 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang