1. The Shocking Break-Up

2.4K 137 9
                                    

Park Shinhye tidak bisa percaya dengan apa yang ada dihadapannya sekarang. Matanya mengerjap-ngerjap. Ini tidak mungkin, batinnya. Saat ini dia bisa melihat dari celah pintu yang sedikit terbuka, pacarnya sedang berpelukan erat dengan gadis lain. Terlebih lagi, mereka tengah berpelukan didalam kamar apartemen milik pacarnya, Jung Yonghwa.

Kedua tangannya terkepal sempurna. Tanpa pikir panjang lagi dengan keras dia mendorong pintu sampai terbanting terbuka. Membuat dua orang didalam terkejut bukan main dan langsung melepaskan pelukan mereka.

"Jadi ini yang kau lakukan" ucapnya dengan suara bergetar dan bernada sinis. Satu yang pasti, dia sama sekali tidak menangis saat ini. Lebih tepatnya dia sedang menahan tangis. Padahal dia bisa merasakan air mata yang sudah menumpuk dipelupuk matanya. Bersyukurlah cairan bening itu masih tahu diri untuk tidak luruh sekarang dan membuat pertahanannya runtuh serta membuatnya mempermalukan diri lebih jauh lagi.

Yonghwa menggelengkan kepalanya kuat dan berjalan kearah Shinhye. Mencoba memberi penjelasan. "Shinhye, aku bisa jelaskan. Ini sungguh tidak seperti yang kau pikirkan" ucapnya. Tangannya mencoba meraih tangan kekasihnya namun segera ditepis oleh gadis itu.

"Jung Yonghwa, aku tidak menyangka kau bisa melakukan ini. Aku kira..." Shinhye mengambil nafas untuk membuatnya tenang. "Aku kira kau benar-benar mencintaiku" sambungnya.

Mendengar ucapan Shinhye membuat Yonghwa kembali susah payah menggapai tangan Shinhye, walau kembali ditepis dengan kasar oleh gadisnya. Berulangkali dia hendak membuka suara, mencoba menjelaskan apa yang terjadi, tapi berulang kali pula dipotong oleh Shinhye. Yonghwa bisa melihat sorot mata kecewa dan wajah frustasi Shinhye yang benar-benar terluka. Dia tahu bahwa saat ini sedang dalam kondisi yang tidak stabil emosinya. Dan dia merasa begitu bodoh dan sakit karena seseorang yang telah membuat Shinhye seperti itu adalah dirinya. Rasa bersalah kini memenuhi setiap jengkal hati dan pikirannya.

Dibelakang Yonghwa, gadis yang tadi sedang berpelukan dengannya itu sekarang menundukkan wajah. Tidak enak hati lebih tepatnya melihat pasangan dihadapannya sedang bertengkar. Terlebih lagi penyebab pertengkaran itu adalah dia. Dia cukup tahu diri bahwa dia adalah penyebab dari semua kekacauan yang tengah terjadi dihadapannya kini.

"Eonni, biar oppa jelaskan dulu" ucap gadis itu akhirnya. Sekuat hati dia mencoba berani untuk bersuara. Dia menggigit bibirnya karena mendengar suara yang keluar dari mulutnya lebih terdengar seperti sebuah cicitan. Shinhye yang mendengar suara itu lalu mengalihkan tatapannya dari Yonghwa dan memandang tajam kearahnya. "Kau... namamu Seolhyun kan? Ahh aku kira kabar yang beredar mengenai kedekatan kalian itu cuman sekedar gosip, tapi ternyata aku salah sudah terlalu percaya. Kalian benar-benar keterlaluan" ujar Shinhye menudingkan telunjuknya pada Yonghwa dan Seolhyun bergantian.

"Shinhye.. sayang biar aku jelaskan dulu. Ini semua tidak seperti yang kau pikirkan.." ujar Yonghwa sambil memegang tangan Shinhye erat. Memanfaatkan kelengahan Shinhye membuatnya berhasil meraih tangan gemetar kekasihnya yang ternyata juga telah basah oleh keringat.

"Aku tidak butuh penjelasan apapun Yonghwa-ssi, lagi pula aku sudah cukup jelas dengan apa yang aku lihat tadi" ucap Shinhye dengan suara sedikit berteriak. "Jangan panggil aku dengan sebutan itu lagi Yonghwa-ssi. Aku muak mendengarnya. Dan perlu aku jelaskan sekarang, HUBUNGAN KITA BERAKHIR" lanjutnya dengan penekanan disetiap katanya. Dia memandang tajam kearah Yonghwa. Menunjukkan betapa benci dan kesalnya dia pada orang yang selalu memenuhi hatinya.

Yonghwa terdiam mendengar ucapan Shinhye. "KAU TIDAK BISA SEPERTI ITU SHINHYE" ujar Yonghwa sambil berteriak. Shinhye terkejut mendengarnya. Selama mereka menjalin hubungan, baru kali ini laki-laki itu meneriakinya. Tidak ingin merasa kalah oleh Yonghwa hanya karena hal remeh seperti itu membuat Shinhye kembali bersuara, "JANGAN MENERIAKIKU" ucapnya dengan suara yang jauh lebih keras dan melengking. Dia bahkan tidak pernah tahu bahwa dia bisa memproduksi suara seperti itu. Entah mendapat kekuatan darimana sampai dia bisa melakukan itu. Mungkin perasaan tersakiti membuatnya sejengkal lebih kuat untuk saat ini.

To Get Her BackWhere stories live. Discover now