Another World.

1.4K 157 3
                                    

Nayeon mengetuk jemarinya ke atas meja. Ia mengerjapkan matanya berkali-kali.

Kenapa Seung Cheol lama sekali? Padahal sudah cukup lama sekali Nayeon menunggunya. Bahkan ia memesan dua kopi.

Nayeon tersadar. Seung Cheol kan berandal. Mana mungkin ia menepati janjinya. Apalagi, lelaki itu tahu bahwa ia adalah murid culun disekolah.

Berat sekali ya jadi korban bully? Gadis itu mengerang kesal lalu menopang dagunya.

"Nayeon bodoh," gumamnya. Ia menutupi wajahnya. Dirasakannya seseorang menyentuh puncak kepalanya. Ia mendongak. Dilihatnya Seung Cheol tersenyum ke arahnya.

"Sudah menunggu lama ya?" Tanyanya. Lalu mengangguk.

"Ah, aku biasanya berkumpul dengan teman-temanku di kedai soju itu," Nayeon meringis. Umur anak ini berapa sih? Kenapa sudah berani minum soju?

"Tidak apa-apa," jawabnya. Ia menopang dagunya.

"Jangan bilang tidak apa-apa. Karena kau selalu mengalah, makanya kau kalah," omelnya. Seung Cheol ini kenapa sih? Kenapa mulutnya ribut sekali?

"Aku mengalah untuk menang," belanya. Seung Cheol menggeram.

"Kau ini, jadi kau akan terus menerus kalah untuk menang?" Nayeon hanya mengangguk. Tiba-tiba Seung Cheol menjitak kepala gadis itu.

"Itu sakit," keluhnya. Seung Cheol menggeram.

"Kalau sakit itu marah! Bukan mengeluh! Bagaimana mungkin kau ditindas jika kau selalu seperti itu?" Ujarnya. Nayeon menghela nafas. Benar juga.

"Kau tidak punya temankan?" Tanyanya. Nayeon mengangguk.

"Ayo ke taman bermain!" Nayeon memiringkan kepalanya.
"Untuk apa?" Tanyanya polos.

"Bilang pada eomma-mu hari ini kau akan pulang terlambat," Ujarnya. Belum sempat ia berkata, tangannya sudah ditarik oleh Seung Cheol.

"Ya! Pelan-pelan! Tanganku sakit," katanya. Seung Cheol melepaskan genggaman tangannya. Dilihatnya Nayeon meringis.

"Aish, kau ini, lain kali bilang kalau sakit," ujarnya. Kenapa jadi dia yang marah?

"Yasudah, ayo," Seung Cheol menggenggam tangan Nayeon dengan perlahan. Lalu menarik gadis itu untuk berjalan sejajar dengannya.

Demi apapun Nayeon risih! Ia tak biasa jika bergandengan tangan seperti itu.

"Kenapa tetap menggenggam tanganku?" Tanyanya. Seung Cheol mengedikkan bahunya.

"Ntahlah, aku suka memegang tanganmu," jawabnya asal. Nayeon menghela nafas. Ternyata tidak jauh juga taman bermain dari sini.

"Mau main halilitar tidak?" Tanyanya. Nayeon tampak berpikir.

"Aku takut," ucapnya. Seung Cheol mencubit hidungnya.

"Ya! Itu sakit!" Seung Cheol hanya tertawa melihat wajahnya yang merengut.

"Nanti kalau takut genggam tanganku saja, atau jambak saja rambutku," ujarnya yang berhasil membuat Nayeon tertawa.

Ternyata gadis ini manis juga kalu tertawa. Kenapa melihatnya seperti itu rasanya menyenangkan?

"Scoups? Nanti tuntun aku ya? Daritadi aku seperti ingin jatuh saja rasanya. Kacamataku belum selesai," pintanya. Seung Cheol menjauh lalu mengeluarkan dua jarinya.

"Kau lihat ini angka berapa?" Tanyanya. Nayeon menyipitkan matanya.

"Dua bukan? Tapi berbayang," ujarnya. Seung Cheol tersenyum kecil.

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang