Episode 6

5 0 0
                                    

So Dam selesai menjalankan misinya untuk menemui Tae Soo, saat berada dimobil, So Dam menangis tersedu-sedu diiringi sebuah musik sedih seraya mengingat apa yang sudah dilakukannya pada Tae Soo.

setelah selesai menangis, So Dam mengambil nafas panjang, dan berusaha menenangkan dirinya. kemudian Ia bilang, dirinya baik baik-baik saja sekarang.

Ian ternyata menunggu So Dam yang menangis dengan tiduran di jok mobilnya.

Ian mematikan musik dimobilnya dan tanya, apa So Dam benar-benar baik-baik saja sekarang? So Dam mengangguk mengiyakan. dia juga mengucapkan terima kasih.

So Dam : "Sebenarnya, ini adalah pertama kalinya aku tak bisa mengontrol kemarahanku dan membiarkan semuanya keluar, memilah perasaanku dengan kecepatan LTE." ucapnya.

Ian tersenyum seraya mengangguk mengerti.

So Dam bilang pada Ian, bahwa dia selalu berpikir kecepatan tercepat yang bisa dia tempuh adalah 2G, tapi ternyata dugaannya salah. dia kembali berterima kasih pada Ian.

Ian : "Itu bukan apa-apa. akulah yang seharusnya berterima kasih padamu. seperti yang sudah pernah kukatakan, hal yang tidak bisa kulakukan selama 2 tahun, kau melakukannya dalam waktu 10 menit, So Dam-ssi." ucapnya.

Ian kemudian bertanya pada So Dam, bahwa cinta itu selalu sepihak, bukankah begitu? dua orang memulainya bersama tapi sulit bagi keduanya untuk mengakhirinya bersama. seseorang yang perasaannya masih tertinggal, tidak bisa keluar dari kenangan itu.

raut wajah Ian tiba-tiba berubah menjadi sedih. melihat wajah Ian seperti itu, So Dam merasa iba.


So Dam : "Siapa yang meninggalkanmu dalam kenangan yang tidak bisa kau tinggalkan selama 2 tahun?" tanyanya.

mendengar pertanyaan So Dam, bukannya menjawab Ian malah tertawa. Ian berkomentar, sepertinya mereka menjadi akrab dalam waktu singkat.

Ian : "Aku adalah dokter tapi aku selalu memberitahumu hal-hal yang tidak berguna. Aku terlalu banyak mengoceh...." serunya.

So Dam memotong pembicaraan Ian kemudian meminta maaf, karena sudah menanyakan hal yang tidak seharusnya ditanyakan.

Ian : "Tidak, bukan itu masalahnya." sahutnya.

So Dam : "Aku yang terbaik dalam hal memaksakan diriku untuk tersenyum. jadi aku bisa mengetahuinya hanya dengan melihat wajahmu." ucapnya.

lalu, mereka berdua saling tersenyum.

saat kembali menuju kekantor, dalam perjalanan, So Dam merenungkan apa yang telah dikatakan Ian padanya mengenai kondisinya.

Ian, sedang mengelilingi komedi putar dengan pandangan yang melamun.

narasi Ian : [Kau memiliki beberapa gejala gangguan kecemasan sosial.
kau punya rasa rendah diri dan takut akan penolakan.
kau akan memilih berteman dengan seseorang yang tidak akan menolakmu.
dan seseorang yang akan mendengarkan apa yang kau katakan]

So Dam berjalan mondar mandir dilorong kantornya sembari memikirkan sesuatu. sedangkan Ian menoleh kearah dimana So Dam pernah membuang albumnya, bayangan So Dam tampak terlihat jelas dimata Ian.

narasi So Dam : [Itu terdengar seperti aku ini seseorang yang mencintai secara sepihak dan tidak dapat dihentikan.
aku tahu orang itu tidak bisa jujur dan hatinya telah berubah.
tapi aku tetap memikirkan bahwa dia mungkin akan merubah hatinya jika aku memperlakukannya dengan sepenuh hati.

narasi Ian : [Di sisi lain. kau adalah seseorang yang tahu bagaimana menilai orang, So Dam-ssi.
kau lebih mengetahui tentang masalahmu, berterima kasihlah pada masalahmu dengan Jung Tae Soo.
kau juga memutuskan untuk menyelesaikan masalah itu.
sehingga kau akan menjadi lebih baik dimasa depan]

Dr. IanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang