1

12.6K 442 5
                                    

Aku berjalan menyusuri trotoar jalan pinggiran kota yang sudah nampak sepi. Yah memang seharusnya sepi karena sekarang sudah lewat tengah malam. Dengan t-shirt merah yang kusut dan celana jeans panjang berwarna biru yang beberapa bagiannya sobek aku berjalan terseok. Tak ku pedulikan udara dingin yang sebenarnya sudah menembus tulangku.

"Ya tuhan aku cape terus-terusan hidup seperti ini" sambil berjalan aku terus bergerutu. Sampai saat tiba di tepi sungai aku melihat seorang wanita yang berdiri di pinggir sungai sedang berdiam mengamati sungai. Dari jauh aku melihat dia memakai jeans panjang dan t-shirt biru dengan dilapisi jaket kulit hitam. Aku mengucek mataku beberapa kali untuk memastikan bahwa aku tak salah melihat. Tak lucu juga kan di tengah hidupku yang sial ini aku bertemu hantu. Kulihat kakinya. Dia tak pakai sepatu? Dia bertelanjang kaki? Tapi dia menapak ditanah. Ya ampun orang gila mana lagi ini malam2 berdiam diri di pinggir sungai tanpa alas kaki pula.

Sampai pada saat dia akan meloncat. Oh shit dia mau bunuh diri. Aku langsung berlari dengan cepat menghampirinya untuk mencegahnya. Begitu sampai aku langsung menarik pinggangnya yang akan meloncat dan terjatuh dengan posisi dia yang menindihku. Oh ya ampun. Kesialan apa lagi yang akan aku hadapi ini.

"Lepaskan !! Jangan pegang2 badanku. Kau mau berniat jahat padaku hah ?!"

"Hey nona !! Kau sudah gila? Jalan hidupmu masih panjang untuk apa kau berniat bunuh diri?!" Oh ayolah akupun sudah mulai bosan dengan hidupku sendri tapi aku sudah berani menasehati orang lain.

"Apa?" Wanita itu kembali bertanya padaku.

"Oh atau kau hamil di luar nikah yah? Pacarmu tak mau bertanggung jawab?"
Aku terus mencecarnya dengan pertanyaanku.

"Hey kau itu kenapa sih? Siapa yang akan bunuh diri hah? Aku hanya ingin mengambil sandalku yang jatuh ke sungai itu. Coba lihat sekarang sandalku sudah hanyut tak tau kemana dan semua itu gara2 kau!!" Wanita itu berdiri dari posisi menindihku dan menunjuk sungai di depannya

Mendengar perkataan itu aku hanya melongo melihatnya.
"Lagian tengah malam begini kau berada di tepi sungai tak salah juga aku berprasangka seperti itu" aku berdiri dari posisi dudukku dan berkata dengan santai

"Ya sudahlah kau baik2 nona tengah malam begini banyak orang jahat. Selamat tinggal" aku mulai melangkahkan kakiku menjauh dari wanita itu. Apa peduliku kembali banyak bertanya seperti itu.

Aku terus berjalan menyusuri trotoar jalanan. Tapi ini perasaanku saja atau memang ada yang mengikutiku dari belakang ya? Aku berbalik dengan cepat ke arah belakangku tetapi tak ada orang di belakangku. Aku kembali berjalan aku sengaja berjalan ke arah pertokoan agar bisa melihat apa yang terjadi di belakangku melalui kaca pertokoan. Dan benar saja ada bayangan manusia yang mengikutiku. Aku mempercepat langkahku dan berbelok ke arah gang. Bersembunyi di tempat yang gelap karena ingin mengetahui siapa yang mengikutiku. Begitu orang itu datang aku menyergapnya dari belakang. Mengalungkan lenganku ke lehernya dan sedikit mencekiknya.

"AAAAAAAAA.... ampun2 lepaskan. aku tak punya harta untuk dibagi aku mohon"
Aku segera melepaskan lilitan tanganku di lehernya saat mendengar suara itu adalah suara wanita. Begitu dia berbalik ternyata wanita itu wanita yang ada di pinggir sungai tadi.

"Kau ??" Aku sedikit berteriak sambil menunjuknya.

"Untuk apa kau mengikutiku hah?!"

"Aku...aku...mmhhh.. kkau harus bertanggung jawab !!" Aku mengernyitkan dahiku. Aku menyentuhnya saja secara tak sengaja. Lantas dengan alasan apa aku harus bertanggung jawab?

"Sudahlah kau tak usah cari2 alasan. Untuk mengikutiku. Katakan saja apa maumu"

"Bawa aku ke tempatmu. Bawa aku kemana saja. Aku akan bekerja di rumahmu. Mengerjakan apapun itu yang kau mau"
Wanita itu dengan cepat membicarakan apa yang ada di otaknya itu.

"Kau gila.."

Aku segera berjalan santai setelah melontarkan perkataan singkat itu. Tetapi wanita itu terus mengikutiku. Ya ampun apa sih sebenarnya maunya.

"Ayolah bawa aku bersamamu ya? Aku tak ada tempat tinggal" aku terus berjalan tak memperdulikan dia yang terus mengoceh di belakangnku. Dia memintaku menampungnya di rumahku katanya? Oh ayolah. Bahkan aku tak tau siapa namanya. Bagaimana latar belakang keluarganya. Aku pun tak punya niat sedikitpun untuk mengetahuinya.

Aku terus berjalan melewati perkotaan yang sedikit ramai karena memang kota ini tak pernah tertidur.

"Hai cantik kau sendirian saja. Temenin kita yuk?"

"Ja..jangan.. lepas. Aku mohon lepaskan aku !"

"Ah ayolah sayang.. kita bersenang-senang disini. Kau pasti akan terpuaskan"

Aku menghentikan langkahku saat mendengar suara-suara menjijikan itu. Aku berbalik dan melihat pemandangan yang sangat tidak mengenakan. Aku melihat ada tiga orang pria dengan dandanan tak rapih. Ketiga orang pria itu berjalan dengan sedikit sempoyongan menandakan mereka sedang mabuk. Salah seorang pria itu dengan tinggu sekitar 160cm dan berperawakan sangat kurus sedang menarik lengan wanita yang sedari tadi mengikutiku. Dan kedua pria sisanya sedang melihat wanita itu dengan pandangan kelaparan bagaikan sedang melihat makanan yang lezat.

Sedangkan wanita itu sedang melihatku dengan pandangan yang nanar dan ekspresi ketakutan seakan sedang meminta tolong kepadaku. Shit !!! Ada2 saja. Aku tak mungkin terdiam begitu saja saat melihat wanita itu sedang terancam.

"Hei, jangan ganggu dia!!"

Aku berteriak menghentikan tindakan tak beradab itu. Mereka tersenyum remeh kepadaku.

"Hai bocah. Kau tak usah ikut campur urusan kami. Jika kau ingin selamat kau pulang saja sana. Minum susu, cuci kaki dan lekas tidur"

Dia kembali melanjutkan tindakan menarik wanita itu bahkan dua orang sisanya sekarang ikut menarik wanita itu yang bahkan aku tak pernah tau namanya. Sial aku tak pernah suka diremehkan seperti itu.

Aku berjalan santai mendekati mereka. Saat jaraku sudah dekat. Aku menarik salah satu tangan pria yang sedang menarik lengan wanita itu sampai posisi kami saling berhadapan. Aku memelintir tangan pria itu ke belakang badannya sehingga membuat dia merintih kesakitan. Aku mendorong pria itu hingga membuat dia tersungkur dengan posisi tengkurap di atas tanah.

Aku langsung menghampirinya menarik rambut gimbalnya yang aku yakin sudah tak dibersihkannya selama beberapa minggu. Kepalanya terdongak ke belakang secara paksa karena aku menarik rambutnya dengan kuat. Dan aku memukulkan tanganku yang lain dengan posisi menyamping. Seketika bunyi gemeretak tulang yang patah terdengar dan badan pria itu lemah seketika terkulai tak bernyawa.

Pandangan tajamku beralih ke sisa komplotan pria yang berani meremehkanku. Dua orang pria itu sedang menatapku dan jasad temannya yang sedang berada di bawahku secara bergantian. Mereka memandangku dengan ekspresi takut bahkan salah satu dari dua pria itu kencing di celana saking takutnya. Aku berdiri dari posisiku sebelumnya. Berjalan perlahan menghampiri mereka.

"Ini aku berikan wanita ini padamu tapi jangan ganggu kami"

Pria yang terkencing-kencing setelah melihat perlakuanku pada temannya hingga tewas, mendorong wanita itu sampai ke hadapanky. Bahkan saking kerasnya dorongan dari pria itu wanita yang ada di depanku sedikit tersungkur. Beruntung aku berhasil menangkapnya sehingga dia tidak terjatuh. Setelah mendorong wanita itu kedua pria yang tadi mengganggunya berlari tunggang langgang menjauhiku.

Aku kembalu melihat wajah wanita itu dia terlihat shock. Pandangan matanya kosong. Ah, mau tak mau aku harus membawanya bersamaku. Jangan sampai dia diganggu lagi oleh preman2 yang lain. Aku membopongnya ke pundaku seperti membawa sekarung beras. Dia sedikit meronta setelah sadar dari keterkejutannya. Dia memukul punggungku dengan keras meminta diturunkan.

Aku menurunkan wanita itu dengan kasar dan memukul tengkuknya dengan sedikit keras. Seketika dia pingsan dan tak sadarkanvdiri. Aku kembali membopongnya. "Tak bisakah setidaknya dia berterima kasih padaku karena telah menyelamatkannya? Ah... merepotkan saja."

************
Cerita baru aku nih.. ksh vote dan jgn lp coment yaaa dear...

IF YOU FEEL MY HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang