"Kenapa? Kenapa harus aku?" teriakan Joey menggelegar dalam ruangan itu. Untung baginya karena ruangan itu kedap suara.
"Karena aku capek. Aku butuh istirahat. Sudah seharian aku berkeliling!" jawab Justin dengan geram. "Kau datang saja itu sudah cukup," tambahnya.
"Kau kira aku tak punya urusan lain? Kau kira hanya kau saja yang capek?" kata Joey dengan geram.
"Sudahlah kau datang saja! Aku mohon untuk kali ini saja," kata Pattie terhadap Joey.
"Oh come on! Sudah ribuan kali kau memohon!" balas Joey.
"Apa susahnya sih? Kau tinggal datang ke pub itu. Lagipula kau kan juga bisa bersenang-senang di sana. Bukankah itu hobimu?" tegas Justin.
"Aku benci disuruh-suruh. You guys know that!"
"Oh please Joey, just do it," kata Justin.
"Ya, gantikan dia. Lagipula kau kan sudah kenal dengan orang-orang itu," sambar Pattie.
"Selain itu, hal ini kan cocok denganmu. Cocok dengan kebiasaanmu. Cocok dengan kepribadianmu. Cocok dengan kehidupanmu." kata Justin.
"How do ..."
"Am I right, devil?", potong Justin cepat.
"Yeah you're always right. Memang hanya kau yang selalu benar. 'cause you are the fucking angel!" kata Joey penuh amarah.
"Cukup! Tidak bisakah kalian akur sehari saja? Hari-hariku akan terasa jauh lebih indah jika kalian akur seperti dulu!" lerai Pattie.
"Okay sorry Joey, I didn't mean that. Tolonglah aku. Hari ini aku benar-benar lelah. Kumohon," kata Justin memohon dengan tatapan memelasnya.
"Okay kali ini saja,"Joey pun akhirnya menyerah.
"Acara apa kali ini? Pesta ulang tahun? Drug Party?" sambungnya.
"Hanya acara kumpul-kumpul biasa. Sudah sekitar empat bulan kita tidak berkumpul bersama," jawab Justin.
"Fine. Jam berapa acara itu dimulai? Jam dua belas atau jam satu?" tanya Joey.
"Jam sebelas," jawab Justin enteng.
"Holy shit! Its 10.50 already! Kau memang selalu menyusahkanku. You'll pay for it!"
Joey pun segera mengenakan pakaian kebangsaannya. Outfit serba hitam dengan kalung dan gelang emas, itu ciri khasnya. Kemudian ia segera menata rambutnya, salah satu bagian tubuh kebanggaannya. Model rambutnya saat ini persis dengan model baru Justin. Ia telah berusaha memanjangkan rambutnya sejak bulan lalu. Ya, hairstyle seperti ini memang sedang menjadi tren.
Selesai mempersiapkan diri, Joey mengambil kunci mobilnya dari kamar dan bergegas masuk ke dalam mobil, mobil baru pemberian Justin. Entah ada angin apa, tiba-tiba kemarin Justin membelikannya McLaren P1 berwarna kuning yang langka itu. Dengan mengendarai mobil mewah terbarunya itu, ia melesat ke Bright Light Pub.
Dalam perjalanan Joey memikirkan kejadian di apartemenJustin tadi.
Aku ini memang bodoh. Kenapa aku masih menuruti permintaan mereka? Akankan aku selalu dinomorduakan? Akankah aku selalu begini? Tidak pernah dianggap. Tidak pernah dipedulikan. Tidak pernah disanjung. Tidak berharga.
**
"Yeah! You're my nigga!"
"Nigga, you're finally here!"
"Hey guys, the nigga is arrived!"
"What time is it, man! You're late!"
Joey langsung disambut oleh teman-temannya begitu ia sampai.
"Yo guys! So excited to see you all," sapa Joey pada mereka.
"Let's all get drunk tonight!" sambungnya.
"Minum apa kita malam ini?", tanya Fred.
"Vodka? Yeah, vodka?" usul Pete.
"Sure!"
"Vodka then. Biar aku yang pesan! Dan aku akan membayar semuanya!", kata Joey.
*Everybody cheers*
Tak berapa lama, Joey dan teman-temannya sudah mabuk berat
"Sudah berapa botol kita habiskan?" tanya Pete.
"Lima botol mungkin? Atau enam? Atau tujuh, delapan, sembilan, sebelas...", jawab Mike ngawur.
"Kau melupakan sepuluh", potong Pete.
"Berarti hari ini kita menghabiskan sepuluh botol? Awesome!" Fred seenaknya menyimpulkan.
"Aha. 'Ten bottles today'. ", Mike masih sempat menuliskan tweet di Twitter.
"We need more, buddy!" kata Fred kepada Joey.
Joey dengan limbung berjalan menuju bar untuk memesan minuman keras untuk kesekian kalinya. "Tambah satu botol lagi!" teriaknya pada bartender.
Mabuk memang membuat orang kehilangan akal. Joey langsung meminum vodka dari botolnya layaknya ia sedang meminum soda. Dia memang sedang mabuk, tapi tetap saja bodoh.
Saat meminum vodka yang baru dipesannya itu, matanya tertuju pada seorang gadis bergaun merah yang berjalan dengan anggun. Gadis itu berjalan ke arahnya.
Joey memperhatikan gadis itu mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki. Wajah gadis itu terlihat kaget sekaligus senang. Penampilannya menawan lengkap dengan rambut hitam ikalnya yang menyilaukan. Tubuhnya yang semampai terlihat sexy mengenakan gaun merah berpotongan rendah. Sepatu hak tinggi yang berwarna hitam terlihat manis dikenakannya. Sungguh penampilan yang memesona Joey.
"Are you ...". Belum selesai gadis itu berkata, satu ciuman mendarat mendarat di bibirnya.
"Hey girl! You look cute," puji Joey padanya sambil tersenyum konyol.
"You're insane! Apakah kamu tau that it was my first kiss?" tanya gadis itu retoris.
"Yo nigga! Ready for the next game?" teriak salah satu teman Joey.
"Sure am!" jawab Joey.
Joey pun seketika melenggang ke tempat teman-temannya berkumpul. Ia meninggalkan gadis itu sendirian, yang masih berdiri mematung di tempatnya.
Vote and Comment please?
Aku harap kalian tertarik untuk membaca story ini sampai selesai.
Oh ya, sorry sebelumnya karena ga bisa rajin" update, soalnya ide ga selalu mengalir lancar, Lol.
Thank you for reading this :)
KAMU SEDANG MEMBACA
We're Even
FanfictionThis is my first story on Wattpad (I ain't lying). Ide dalam cerita ini murni ide gue sendiri, jadi mohon dimaklumi kalau ada yang tidak berkenan. Mohon dukungan dan pendapatnya untuk setiap chapter ya, thank you! BelieberF&A