Chapter 1

40 4 3
                                    

Prologue

Aku tak tahu kenapa aku begini
Aku bahkan belum sempat mencicipi bagaimana rasanya manis yang sesungguhnya
Tapi aku tidak sedih
Aku senang
Aku hanya perlu kamu dihidupku
Dan itu sudah terasa sangat manis bagiku
Walaupun aku tak bisa mendeskripsikan apa itu manis dengan benar
Kamu adalah permen dalam hidupku
Penuh warna dan terasa sangat manis bagiku
Walaupun aku belum pernah sekalipun mengecap bagaimana rasa permen

Kenapa harus aku?

Nalla, gadis berumur 8 tahun itu sedang duduk di pinggir kasurnya sambil mengayun-ayunkan kakinya. Ia menekuk wajahnya sebal.

"Kenapa tidak boleh? Aku hanya mau sebuah permen," gumam Nalla semakin sebal.

"Nanda saja boleh, kenapa aku tidak?! Tidak adil!" Gerutu Nalla lalu menghempaskan tubuhnya ke ranjang empuknya. Ia memejamkan matanya berusaha tertidur agar ia lupa dengan kejadian menyebalkan itu. Ia tak mau, hari ulang tahun ke-8 nya yang harusnya menyenangkan malah akan rusak hanya karena sebuah permen.

"Nalla sayang," tiba-tiba kepala mamy-nya muncul dari celah pintu kamarnya. Nalla tak menggubris mamy-nya. Tentu saja karena ia sedang ngambek.

Mamy menghampiri Nalla yang masih berpura-pura terlelap lalu duduk di samping Nalla. Ia mengelus sayang rambut kecokelatan milik Nalla.

"Kamu harus mengerti sayang. Mamy melarangmu untuk kebaikkanmu juga," jelas mamy-nya.

"Tidak, aku tidak mau mengerti. Aku hanya mau permen," jawab Nalla sambil mendudukkan dirinya dikasur dan melipat kedua tangannya di dada.

"Nalla...,"

"Apa, My? Setelah Papy tidak ada di hari ulang tahunku dan aku tidak mendapatkan permen yang ku mau. Apalagi? Apa ini yang disebut ulang tahun?" Ceplos Nalla yang kemudian semakin merengut.

"Kamu akan mengerti nanti sayang...." Ujar mamy meyakinkan putri satu-satunya itu.

•-•

"NANDAAA!" teriak Nalla dari dalam kamar mandi.

"Ha?" Jawab Nanda seadanya. Seorang pria yang tengah menonton acara olahraga kesayangannya tampak masih sibuk dengan TV-nya itu. Tak menghiraukan panggilan Nalla.

"Gue lupa bawa handuk!" Teriak Nalla lagi.

"Ya terus?" Jawab Nanda lagi.

"YA TOLONG AMBILIN. MASA LO TEGA LIAT KAKAK LO KELUAR KAMAR MANDI GA PAKE BAJU SIH?!" Pekik Nalla emosi. Bagaimana tidak? Mana mungkin Nalla yang sekarang telah berusia 15 tahun berkeliaran tanpa pakaian?

"Yaelah, di rumah lagi ga ada orang. Gua juga ogah liat lu. Ga minat," tukas Nanda datar.

"Mamyyy kenapa aku harus punya adek nyebelin kayak dia huweeee," Nalla pun mulai menangis. Pura-pura menangis sih lebih tepatnya.

"Astaga kenapa aku juga harus punya kakak kayak dia," gumam Nanda sambil bangkit dari posisinya semula untuk mengambil handuk motif rilakkuma milik kakak manjanya itu.

Nanda melangkah menuju kamar mandi lalu mengetuk pintunya. Tak lama kepala Nalla muncul dari celah pintu. Wajah Nalla yang tampak cemberut langsung dihadiahi dengan handuk rilakkuma yang di lempar Nanda ke kepala kakaknya.

3... 2... 1...

"NANDA AWAS KAMU YA!!!"

Dan Nanda pun hanya berlalu pergi dengan tidak peduli.

•-•

Liburan sekolah tinggal seminggu lagi. Dan seminggu lagi itu pula Nalla akan resmi menjadi murid SMA. Tak sabar rasanya untuk segera mengenakan seragam putih abu-abu. Sedangkan Nanda malah tidak minat untuk masuk karena statusnya akan menjadi murid kelas 3 SMP yang akan sibuk mempersiapkan ujian.

CandyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang