Pagi ini, resmi sudah Nalla menjadi seorang siswi SMA. Tak sabar rasanya Nalla ingin segera memakai seragam yang sejak semalam ia pandangi. Nalla bangun pagi-pagi sekali untuk bersiap ke sekolah. Kemeja putih lengan pendek dengan logo osis berwarna cokelat juga rok abu-abu sudah melekat di tubuhnya. Terlihat cantik dan pas sekali di tubuh Nalla. Lalu ia menyisir rambut cokelatnya lalu dibiarkan rambut itu tergerai indah. Setelah itu, ia mengoleskan bedak tipis juga sedikit pelembab bibir untuk menunjang penampilannya.
"Cantik ya anak Mamy sekarang haha," goda mamy yang entah sejak kapan sudah berada di kamar Nalla.
"Eh, Mamy~ iya dong kan sekarang aku udah sma hihi," jawab Nalla senang.
"Kamu cepet banget gede ya," mamy mengelus surai halus milik Nalla. Nalla hanya tersenyum.
"15 tahun itu lama tau, My," jawab Nalla polos.
"Haha, iya, Sayang. Turun, yuk. Papy sama Nanda udah nungguin tuh," ajak mamy. Nalla mengangguk.
Dan tibalah Nalla di meja makan bersama mamy, papy dan Nanda. Senang rasanya bisa sarapan bersama lengkap dengan papy. Karena ia biasanya sudah berangkat terlebih dahulu sebelum jam sekolah Nalla dan Nanda.
"Anak kita cantik, kan, Py. Haha," goda mamy yang membuat Nalla yang duduk di seberang mamy merona. Papy yang duduk disebelah mamy hanya tersenyum sambil memandangi putri sulungnya itu.
"Nalla udah gede. Cantik ya sekarang," puji papy.
"Ga cantik ah. Biasa aja. Masih cakepan Maudy Ayunda," celetuk Nanda yang membuat Nalla langsung melayangkan tatapan-ingin-membunuhnya.
"Apa lu liat-liat?" Tantang Nanda sambil menyuap sepotong roti ke mulutnya.
"Asal lo tau aja, lo itu juga ga ganteng. Masih cakepan Adam Levine,"
"Oh ya? Ga nanya," tukas Nanda yang membuat emosi Nalla naik ke ubun-ubun. Langsung saja Nalla menginjak kaki Nanda di bawah meja makan-karena mereka duduk sebelahan-.
"ADAW! Gila itu kaki apa paku bumi? Sakit banget sih!" Nanda hanya bisa mengaduh sembari mengelus kaki malangnya.
"Bodo."
Sedangkan mamy dan papy hanya tertawa melihat anaknya yang terus saja bertengkar sejak dulu.
•—•
Nanda dan Nalla berangkat sekolah bersama dengan mobil yang di kendarai Nanda. Meski sekolah mereka berbeda, tetapi Nanda harus rela jauh-jauh mengatar kakak cerewet nan manjanya ini. Karena ini semua adalah kemauan orangtuanya.
"Lu pulang jam berapa?" Tanya Nanda begitu sampai di gerbang sekolah Nalla.
"Ga tau. Nanti gue line lo aja ya," jawab Nalla sambil membereskan barang-barangnya dan bersiap keluar mobil.
"Hm," gumam Nanda sambil bersiap-juga- untuk segera meluncurkan mobil sedannya menuju sekolahnya.
"Kalo gue nanti pulang cepet dan lo masih ada pelajaran gimana?" Tanya Nalla tiba-tiba.
"Entah," jawab Nanda singkat.
"Yaudah nanti gue naik taksi aja. Bye," Nalla bergegas membuka pintu mobil sebelum mendengar suara Nanda.
"Kalo lu pulang line gua. Gua jemput,"
"Tapi..."
"Udah sana keluar nanti gua telat,"
Nalla pun hanya pasrah dan segera keluar dari mobil. Tak lupa ia melambaikan tangan untuk adik tersayangnya meskipun hanya dibalas dengan tatapan malas adiknya itu.
Nalla mulai melangkah masuk. Ini pertama kalinya Nalla masuk ke sekolah negeri. Sejak TK, Nalla selalu sekolah di sekolah swasta. Tapi kali ini, Nalla benar-benar ingin mencoba menjadi anak biasa yang bersekolah di sekolah biasa pula.
KAMU SEDANG MEMBACA
Candy
Teen FictionKetika cinta untuk pertama kalinya datang dalam hidup seorang gadis bernama Nalla. Ia sadar, tak semua cinta pertama itu indah. Tapi Nalla tahu, selalu ada cinta lain yang akan membahagiakan hidupnya. Walaupun belum pernah tau rasa manis yang sebena...