Cinta yang Sama

KETIGA

Autor POV

Setelah mendengar cerita kakak iparnya Andin, benar-benar sedih. Ternyata selama ini Nathan, masih mencintainya. Dan info terbarunya lagi. Nathan sering curhat kepada kakak iparnya Andin.

Tidak ada yang berubah didiri Nathan, begitupun juga Andin. Mereka mencintai, saling menyangi, dan saling merindukan. Tapi mereka terhalang oleh sebuah jarak. Sudah berulang kali Andin menyerah untuk melupakan Nathan, dan begitu juga dengan Nathan. Dia juga sudah menyerah buat Move On tapi apa daya, bila hatinya menolak.

°°°°°°°°°°°°°°°°

"Asta" panggil seseorang yang tengah berjalan kearahnya. Andin menoleh dan tersenyum.

"Selamat Ulang tahun Asta, maaf telat. Nih" ucap cewek itu, dan menyerahkan sebuah kado.

"Iya gapapa. Big thanks ya Wan" ucap Andin dan Wanda hanya mengangguk. Oke mari kita jelaskan, jadi Wanda itu adalah sahabatnya Andin selama dua tahun ini.

"Kamu gak pesen makanan? " tanya Wanda. Andin menggeleng.

"Lagi gak selera makan "

"Nanti sakit loh"

"Iya, nanti Aku makan"

"Kapan?"

"Yaa eemm.. eh Wan kadonya boleh dibuka nggak" alih Andin.

"Mengalihkan cerita eh?" Andin mengerucutkan bibirnya.

"Yauda buka" lanjut Wanda.

Andin pun membuka kado tersebut, dan terbitlah senyuman diwajah cantiknya. Andin mengeluarkan pashmina dan mengamatinya.

"Itu Aku beli diparis lo Ta. Waktu cuti kemaren"

"Cantik Wan. Makasih lagi ya"

"Iya-iya, yauda cepet abisin tuh minumannya jam makan siang udah mau abis" Andin mengangguk dan menghabiskan minumannya.

Mereka berjalan beriringan keluar restaurant itu, saat Andin dan Wanda di parkiran, Andin melihat seseorang yang sudah dua tahun ini tak dilihatnya.

"Orang itu" batin Andin. Diperjelas lagi penglihatannya. Tapi Andin benar-benar yakin kalau itu Nathan. Tapi untuk apa Nathan kesingapur?

"Asta, kamu mau jadi tukang parkir?" suara Wanda mengembalikan Andin dari lamunannya. Merekapun melaju bersama mobil Wanda. Andin dan Wanda bekerja dikantor yang sama, tetapi beda bagian. Andin di bagian HRD sedangkan Wanda seketaris wakil CEO. Sebenarnya kantor yang dikerjai Andin ini punya OMnya Wanda. Dulu Andin bekerja disini karena Wanda yang merekomendasikannya. Andin sudah pindah kantor dari yang pertama dia bekerja. Alasannya simple. Kenapa Andin pindah kantor? Karena jarak dari Appartnya jauh dari kantornya yang dulu.

"Turun Ta, kamu kenapa sih bengong aja?" Tanya Wanda. Andin menggeleng, menandakan bahwa Andin tidak ada apa-apa.

"Gapapa Wan" ucapnya.

"Yaudah, kamu nanti pulang bareng Aku atau naik taksi"

"Taksi aja deh, sekalian Aku mau kesupermarket bentar"

"Oh, yaudah kalo gitu, Aku luan yah Ta, bye"

"Iya" jawab Andin

°°°°°°°°°°°°°°

Saat-saat bekerja sperti ini, Andin selalu berusaha fokus pada pekerjaannya, walaupun itu tidak berhasil. Entah apa saja yang ada difikiran Andin. Ponsel Andin bergetar menandakan bahwa adanya pesan masuk. Andin segera membukanya. Ternyata pesan tersebut dari Frans. Pria berdarah Belanda dan Indonesia yang selalu mengejarnya. Walaupun Andin sudah memohon agar Frans tak selalu mengganggunya namun, pria itu justru melakukan hal yang sebaliknya.

From: Frans

Asta, nanti pulang kerja bareng Aku ya?

To: Frans

Maaf, Frans. Aku gak bisa.

Balas Andin. Tak lama kemudian ponsel Andin kembali bergetar.

Drrt, drrt, drrt.

From: Frans

Kamu kenapa sih Ndin, selalu aja gak pernah mau Aku ajak jalan, atau pulang bareng. Sebenarnya salah Aku tuh apa?

Selalu seperti ini, tidak mau mengalah. Batin Andin.

To: Frans

Gak papa.
Gak perlu Aku kasih tau kamu juga sudah tau kok kesalahan kamu apa. Lupa?

Balas Andin dan men-silentkan ponselnya agar ia fokus pada pekerjaannya dari pada merasakan getaran ponselnya yang berisikan pesan tak penting, dan bermutu dari Frans.

°°°°°°°°°°°°°°°

Salamu'alaikum??
Bagaiman dengan part ke-3nya? Semoga tidak mengecewakan ya readers..

Oia, touch gambar bintang dan gambar komentar dong,, biar lebih semangat aja gituu #hehe..

Byr-bye
25-feb-2016

Al