MISYA #2

25 3 2
                                    

Di Multimedia ada foto Misya

Perasaanku tentang Misya tidak benar, buktinya Misya terlihat menaiki mobil berwarna putihnya. Ah, seharusnya aku menghiraukan saja perasaanku tadi. Aku memutar balik arah menuju cafe tempat Gerald berada. Mobil Gerald masih terparkir didepan halaman cafe, tandanya Gerald amsih menunggu disini, beruntungnya aku.

"Hei, maaf lama. Gua tadi balik kesekolah dulu, ada yang ketinggalan." Gerald mengangguk.

"Gimana, Udah ketemu Misya? Lu beruntung bisa dapet dia. Coba aja janji itu gaada udah gua embat kali si Misya. Hahaha."

"Ambil sana ambil, gua gapeduli. Lagipula gua gasuka dia."

"Jangan gitu lo Raf. Kakak lu aja bisa suka pandangan pertama, apalagi lu yang akhirnya dapetin dia."

"Hmmm." Ucapku malas, pikiranku melayang tentang semua rentetan kejadian yang menimpaku. Mungkin aku adalah orang tersial didunia, oh tidak aku terlalu berlebihan mungkin hanya orang tersial di Indonesia. Saudaraku meninggal karena kanker, Perjodohan bodoh, dan juga janji bodoh.

-Flashback-

"Rafa, kamu inget Misya? Teman Dafa waktu masih sd." Ucap mama dengan perlahan. Aku menggeleng.

"Gadis itu kembali ke Indonesia, dan dia mencari Dafa. Dafa dengan janjinya."

"Janji apa mah?" aku memotong ucapan mama.

"Janji untuk menikah dengannya. Dan kamu tahu bahwa Dafa sudah meninggal 3 bulan lalu? Tolong, gantikan Dafa di mata Misya. Ini semua kemauan Dafa, bisakan Raf?"

Aku hanya mengangguk, aku sayang Kakakku. Dia meninggal karena aku.

Mama bercerita banyak tentang Misya. Semua keluarga Misya tau tentang Dafa yang sudah meninggal namun mereka tak mau membuat Misya sedih, selama 12 tahun hidup di Belanda, Misya selalu berkata bahwa dia akan kembali ke Indonesia ketika Papahnya sudah sembuh dan akan menikah dengan Dafa. Mendengar bahwa Papah Misya sudah meninggal sungguh aku tak tega, aku bisa merasakannya karena papahku sudah tiada.

"WOY RAF!" Teriak Gerald di depan mukaku.

"Apaan sih lo! Teriak teriak malu tuh diliatin."

"Abisnya lo sih raf, ngelamun mulu." Aku bangkit meninggalkan Gerald yang berteriak memanggil namaku dibelakang.

Aku hanya perlu menjadi Rafa yang mencintai Misya, bukan menjadi Dafa. Misya hanya tau tentang Dafa sedikit. Tapi entah mengapa aku sungguh membenci Misya. Bagaimana jika Misya tahu bahwa "Fafa" yang selama ini diimpikannya adalah Kak Dafa, bukan aku?. Dan bagaimana jika aku nyaman menjadi "Fafa" milik Misya?.

=============================

Aku tahu ini dikit banget partnya. Tapi emang agak susah dapat inspirasi soalnya banyak tugas. Maaf ya U,U


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 16, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

M I S Y AWhere stories live. Discover now