》4《

39 2 0
                                    

Dentingan suara notifikasi masuk,adalah hal pertama yang menyapa Rena pagi ini.Gadis itu menggeliat kemudian berguling di kasurnya,malas untuk sekedar mengecek siapa yang memberikannya pesan singkat pagi ini.

Dadanya bagai dipukul palu setiap mengingat apa yang dia temukan kemarin.Atau tepatnya,kenyataan apa yang baru saja terbongkar kemarin.

Kenyataan itu,berhasil membuat Rena mengalami malam yang berat.Mimpi buruk itu datang kembali.

Entah sudah kali keberapa Rena mendapat mimpi itu,seolah itu sebuah pertanda akan sesuatu.Pertanda sesuatu yang buruk akan terjadi.Atau bahkan mungkin,itu adalah gambaran hal yang akan dia hadapi nantinya.Tidak lama lagi.

---
"Rena"

"Ya?"

"Kalau salah satu dari kita memilih pergi,apa yang bakal terjadi ya?"

Penuturan Aidan barusan berhasil membuat Rena memalingkan pandangannya dari rumput dibawahnya ke arah wajah Aidan yang tengah menatapnya lekat

"Kenapa kamu nanya begitu?"

Bukannya menjawab,Rena malah balik bertanya kepada pacarnya itu.

Aidan hanya mengangkat kedua bahunya kemudian menggeleng

"Lupain aja,tadi aku cuma iseng"

Iseng.

Rena tidak berhenti menghawatirkan apa yang dikatakan Aidan barusan,pertanyaan seserius itu tidak mungkin muncul hanya didasari sebuah iseng

"Pastinya kita ga akan kayak sekarang kan,kalau salah satu memilih pergi"

Jawaban itu akhirnya keluar juga

"Kamu mau ninggalin aku ya?"

Rena menjatuhkan pandangannya ke rerumputan yang sdang dipijakinya,seakan tak akan sanggup mendengar jawaban atas pertanyaannya senditi

"Aku kan ga bilang gitu"

"Aku sayang kamu Rena,selalu"

---

Grep

Rena lagi-lagi mendapati dirinya tengah melamuni bunga tidurnya semalam.

Ia menyentuh kedua pipinya saat dirasanya ada sebuah cairan mengalir turun.Mimpi itu sungguh hebat,sampai membuatnya menangis tanpa disadarinya

Rena menggeleng pelan berusaha mengusir bayang-bayang itu.Mimpi itu menjanjikan.Bahkan sangat menjanjikan bahwa Aidan tak akan meninggalkannya

Tidak masuk akal memang jika ia nyatanya bertahan hanya karena mimpi itu

Chaca,salah satu temannya pernah berkata bahwa ia memiliki banyak alasan untuk pergi dan meninggalkan Tian--pacarnya--tapi dia sibuk mencari-cari satu saja alasan untuknya bertahan.Sepertinya sekarang Rena dapat merasakannya.

Dan Rena hanya punya satu alasan untuk tetap bertahan;Rena masih mencintai Aidan

***
Cinta.

Satu kata berjuta makna
Satu kata berjuta cerita
Satu kata berjuta rasa

Yang tanpa kita sadari selalu mengiringi hidup kita.Cinta tidak melulu soal suatu hubungan,tapi juga sebuah rasa

Rena sedang duduk melamun sendirian di taman dekat rumahnya.Ulangan umum yang akan ia tempuh 2 hari lagi seolah tidak berpengaruh kepadanya

Rena sudah mengambil keputusannya.Kemarin dia kembali melihat Aidan dengan perempuan lain.Entah ini sudah keberapa kalinya.Rena bahkan tidak bisa menghitungnya lagi

Besok.Semua akan berakhir. Besok.Statusnya akan berganti menjadi bukan lagi milik siapa-siapa.Keputusannya sudah bulat.

Besok,Rena akan mengakhiri hubungannya dengan Aidan.Hubungan yang telah mereka lalui selama setahun lebih.Banyak tawa dan tangis.Berat untuk mengakhiri semuanya,tapi kalau tidak diakhiri,hubungan yang harusnya membawa kebahagiaan bagianya malah akan berbalik membawa keterpurukan.

Rena hanya sedang ragu lagi atas keputusannya ini.Tapi rasanya selingkuh adalah alasan terbesarnya memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Aidan.Ia tidak bisa terus mempertahankan semua ini.

Aidan telah selingkuh darinya,entah sudah keberapa kalinya.Perempuan mana yang tidak sakit saat mendapati lelakinya selingkuh?

Rena tidak henti-hentinya menangis pagi tadi saat membayangkan bagaimana dirinya tanpa Aidan.Ia tidak berniat menangis.Tapi hatinya seolah mengatakan lelah lewat air matanya yang tidak mau berhenti keluar

***

"Ren,itu mata lu kenapa bengkak gitu deh?"

Belva bertanya dengan alis yang bertaut sempurna menandakan pemiliknya yang sedang kebingungan

Rena dan Belva sedang menyesap Green Tea favorit mereka di Rail Cafè. Rena mengabaikan Belva dengan tetep menyesap Green Tea nya perlahan, menyalurkan rasa panas dari lidah menuju hatinya.Dirinya.

Green Tea seolah selalu menengkannya lewat rasa dan hangatnya,membuatnya semakin tenang.

"Ta gue lagi nanya looh" Belva mengulang pertanyaannya sambil melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Rena, memastikan sahabatnya itu tidak sedang melamun lagi untuk yang entah ke berapa kalinya.

Belva sadar,putus dari Aidan membuat konsentrasi Rena berkurang sedikit demi sedikit.

Seakan dunianya kini hanya dalam lamunannya saja,sendirian melamun mungkin sudah menjadi kebiasaan Rena seminggu setelah putus hingga hari ini.

"Gapapa kok Bel" Rena sekali lagi menyesap Green Tea-nya pelan-pelan,berusaha membuat perasaan menyesal dalam dirinya kian berkurang,walau nyatanya tidak sama sekali.

Dua hari setelah putusnya Rena dan Aidan,membuat Rena menyalahkan dirinya sendiri atas keputusannya.Dia menyesal.Entah karena apa,padahal putus dari Aidan hanya akan mengurangi beban pikurannya dan tidak ada hal negatif yang terjadi.

Tapi setahun lebih menjalani hari-harinya dengan Aidan seolah membuat seluruh kenangan yang iya punya bersama lelaki itu kian menghinggapi pikirannya, menendang satu persatu pikiran lain yang menutupi,membuat lubang menganga dihati sang pemiliknya.

Memang,keputusannya terkesan begitu mendadak, karena saat itu Rena masih sangat menyayangi mantan pacarnya itu,memang butuh waktu untuk menepis Aidan sepenuhnya dari hati dan pikirannya.

Belva masih diam sambil menyesap Green Teanya, memilih memberikan Rena sedikit waktu untuk merenung.

Entah sudah berapa kali ia mengingatkan sahabatnya bahwa putus dari Aidan sudah merupakan keputusan terbaik.Jika Belva yajg ada di posisi Rena, dia pasti akan mengambil keputusan yang sama berbulan bulan yang lalu.

Belva mengutak-atik Iphone-5 nya dan mengetikkan sesuatu dikolom google.'cara menghibur sahabat yang baru putus' begitu tulisnya.Tanpa ia sadari,sahabatnya tengah menatapnya dengan mengangkat satu alisnya dan diam-diam mengitari meja dan melihat apa yang sedang dilakukan sahabatnya itu.

"Astaga Belvaaaa" Rena memekik tertahan

Belva terlihat kaget dan mengatur ritme jantungnya.

"Apa sih Ta?"

"Itu ngapain lu nyari gituan di google sih?"

"Menurut lu aja deh Ta"

"Apa?"

"Abis lu kayak mayat idup tau ga sih,Aidan mulu tuh isi pikiran lu" Belva menyentil dahi Rena hingga sahabatnya itu mengeluh kecil

***

Cerita putusnya Rena serta Rena yang seperti mayat hidup telah diketahui oleh Albi,Arda,Faiz dan Gia.

Berawal dari Gia yang merasa bahwa Rena lebih diam dari biasanya hingga Belva yang kemudian menceritakan apa yang terjadi pada sahabatnya itu.

Rena yang mendengar Belva menceritakan dirinya dengan Aidan yang putus hanya diam tak berkutik karena malas membahas tentang mantannya itu lagi.

Sekarang yang harus Rena lakukan hanya 1 hal.

Move on

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 24, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ConsciousWhere stories live. Discover now