2

3.4K 19 0
                                    

"Kenapa, den? Kaya habis melihat setan," tanya Pak Mamat keheranan saat Jackson membukakan pintu dengan raut muka terkejut.

"Eng-engga pak. Tadi lagi baca cerita serem di internet, jadinya kaget. Oh iya, penghuni kamar saya sebelum ini siapa ya? Buku yang di laci kemarin milik dia. Saya mau mengembalikan ke orangnya kalau bisa," Jackson bertanya kepada pak Mamat mengenai pemilik buku diary tersebut.

"Oh, punya non Ghea toh. Dulu di kamar ini non Ghea yang huni, den. Dia masih sma gitu, merantau dari Manado katanya. Tapi bulan kemarin dia pulang kampung, mau meneruskan sekolah di sana saja. Saya masih punya nomornya kalau den Jackson mau, nanti saya ambilkan," pak Mamat menjelaskan mengenai penghuni kamarku sebelumnya, "oh iya, besok tolong sediakan fotokopi ktp ya den, untuk keperluan administrasi saja."

"Oh gitu, boleh pak. Tapi besok saja, sekarang sudah malam, saya mau istirahat dulu. Fotokopi ktp saya serahkan besok juga ya pak," jawab Jackson sambil tersenyum. Pak Mamat pun mengangguk singkat dan meninggalkan kamar Jackson.

Sepeninggal pak Mamat, Jackson pun berbaring dan tak lama kemudian ia pun tertidur. Paginya Jackson bersiap-siap pergi ke sekolah tempatnya mengajar, sehabis mandi dan berpakaian, ia pun keluar kamar. Terlihat beberapa penghuni kost sibuk dengan aktifitasnya di pagi hari.

"Pagi pak, penghuni baru ya?" seorang lelaki bertubuh tambun yang baru saja keluar dari kamar sebelah menyapa Jackson.

"Pagi. Perkenalkan saya Jackson," Jackson mengulurkan tangan dan memperkenalkan diri kepada pria tersebut. Ternyata pria tersebut adalah seorang pegawai kantoran. Kantornya terletak tepat di seberang jalan.

"Wah, bapak yang gantiin Ghea di kamar ini ya?"

"Iya pak Budi. Memangnya ada apa, pak?" tanya Jackson keheranan mendengar pertanyaan bapak yang bernama Budi tersebut.

"Hahahaha, ga apa-apa kok. Tapi Ghea suka bawa teman lelaki ke kamarnya, kadang sampai menginap. Memang sih, kosan ini bebas, tapi saya yang jadi tetangganya jadi risih. Anak jaman sekarang terlalu cepat dewasa pak, hehehe," pak Budi menjelaskan panjang lebar. Ternyata Ghea sang pemilik buku diary tersebut bukan anak baik-baik.

Jackson pun berangkat. Sesampainya di sekolah, ia mendapat posisi sebagai pengajar fisika untuk murid kelas 1 dan 3. Setelah melalui rapat guru yang cukup melelahkan, Jackson pun pulang. Tak terasa hari telah beranjak sore. Ia menyempatkan diri untuk membeli nasi padang sebelum pulang ke kosannya.

"Wah, sore sekali den pulangnya," sapa pak Mamat saat Jackson memasuki pekarangan.

"Iya pak, ada rapat tadi. Saya ke atas dulu ya pak," Jackson menjawab sambil tersenyum dan kembali ke kamarnya. Sesampainya di kamar, Jackson pun mandi dan membersihkan dirinya.

"Aaaah, makan sambil baca diary lagi enak nih, siapa tahu ada adegan seks yang ditulis, hehehe," seru Jackson sambil duduk di atas ranjang dan membuka bungkusan nasi padangnya.

9 Juli 2014

Dear diary,

Hari ini adalah hari pertama sekolah. Aku masuk kelas 1-5. Teman-temanku asik-asik. Aku duduk di sebelah Dian. Dian ini lelaki loh, namanya unik ya, hehehe. Dia orang padang, kami semua memanggilnya udo. Kadang aku suka bercanda sama dia, mesen nasi padangnya 1 udo. Kalau sudah begitu dia hanya bisa menjitak kepalaku. Oh iya, si udo ini lumayan ganteng juga. Sepertinya aku memang bisa bikin cowok ganteng nempel terus deh.

Wali kelas kami namanya ibu Lusi. Beliau sudah cukup berumur, orangnya baik, keibuan sekali. Aku jadi kangen mama deh. Tadi abis telepon mama, katanya awal puasa besok mau datang berkunjung.

Dear Diary !!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang