Namaku Samantha. Aku suka sekali taekwondo. Aku selalu bermimpi untuk berpetualangan dan membawa senjata-senjata canggih. Tetapi, bagi mereka, itu hanyalah lolucon. Mereka pikir aku akan mewujudkannya tetapi aku tak bisa. Aku hanya bisa mewujudkannya di sebuah permainan. Andai hidup ku bisa seperti itu.
Saat ini, aku sedang berjalan menuju ke atas atap. Sebelum aku menaiki tangga emergency, aku melihat seorang laki-laki tampan yang dikelilingi banyak gadis.
Kemudian aku melanjutkan langkahku ke sana. Kemudian aku menatap lingkungan sekolah di bawah sambil memakan roti bungkus coklat kesukaanku.
Tiba-tiba lelaki itu mendobrak pintu dan berjalan ke hadapanku. Aku pun terkejut. Ia mulai menyapaku.
" Sendiri saja kau."
" Ya, aku memang suka sendiri."
"Kau pasti suka sekali dengan roti itu?"
"Ya, aku suka banget. Bagaimana denganmu?"
"Aku juga suka."
Dia pun mulai memegang tanganku. Aku pun heran. Aku selama ini tidak pernah disentuh oleh seorang pria.
"Apa yang kau lakukan?"
"Kenapa? Aku hanya ingin mengetahuimu lebih dalam lg"
Aku pun memukul wajahnya dengan keras"Kita baru saja bertemu. Itu benar-benar tidak sopan. Kau pikir kau siapa?"
"Namamu Samnantha kan?"
Aku pun langsung menunjukan wajah merah.
"Ba...Bagaimana kau tau?!"
"Rahasia."
Dia pun langsung menodorkanku ke tembok dan berbisik-bisik.
"Kamu mau kan impianmu itu terwujudkan? Maka aku harus membantumu untuk mewujudkannya."
Dia pun menatapku dengan serius dan aku pun secara sadar langsung mendorongnya.
"Apa-apaan sih?! Kamu tidak tau apapun tentangku!"
Aku pun bergerak cepat untuk turun ke bawah dan meninggalkan dia sendiri.
Suara bell sekolah pun berdering. Aku pun langsung membereskan semua barang - barangku ke dalam tas untuk langsung pulang sendiri.
MRT terbang pun datang. Pintunya terbuka secara otomatis, aku pun langsung masuk kemudian aku menunjukan tujuan di mana aku harus pergi dan saat ini aku ingin pergi ke pusat perbelanjaanku untuk membeli beberapa barang yang aku butuhkan. Kemudian aku menempati tempat duduk yang kosong. Sebelumnya aku memberi posisi dimaana berada supaya mereka bisa mengantar ku
Aku menatap jam di MRT tersebut. Sekarang sudah jam 1 siang.
Aku masih saja memikirkan pria itu. Dia benar membuatku heran. Satu sisi dia memang tampan. Rambutnya coklat pekat dan dia seperti Shawn Mendes. Tapi aku tetap saja tidak peduli. Hanya saja aku tak mengerti mengapa dia begitu aneh terhadapku. Mungkin aku terlalu bawa perasaan dengan dia?

KAMU SEDANG MEMBACA
Weapons Ability Online
AventuraFinick memperkenalkan sebuah permainan kepada Samantha dimana mereka akan bermain secara realita dengan menggunakan senjata-senjata canggih, tetapi saat Samantha baru masuk ke dalam permainan tersebut, mereka terjebak dan harus menyelesaikan permain...