BAB 1

52 6 5
                                    

Alin terbangun dan membuka matanya, suasana sudah gelap gulita tanpa adanya cahaya sama sekali, malam ini bulan pun tidak bersinar.

Perlahan, angin yang dingin menelusup ke pori-pori kulit Alin. Bulu tengkuk nya berdiri merasakan hawa dingin dan mencekam menghantui Alin.

Ia mencari ponsel nya dengan meraba raba di sekitar nya, tanah basah, itulah yang ia rasakan di telapak tangannya, dan ponsel nya malah tak ia temukan.

Tapi, Alin menemukan senter milik adiknya di saku celana nya, ikatan di rambut nya sudah tidak rapih, ia mulai berdiri dan membenarkan ikatannya lalu menyalakan senter nya.

Alih-alih berjalan dan menemukan jalan keluar, Alin malah menginjak sesuatu yang agak keras di tanah, dengan cepat ia menyorotkan cahaya ke bawah kaki nya dan menemukan tangan yang mulai memerah karena di injak oleh Alin.

"Aw!" umpat seseorang yang membuat Alin mengangkat kaki nya dan kembali menyorotkan cahaya dari senter nya ke arah lain dari tangan itu, dan Alin menemukan seorang laki laki memakai kaos abu-abu sedang menatapnya malas.

"Sakit," ucap laki laki itu lalu mulai berdiri dan menatap Alin.

"Apa lo liat liat?" tanya Alin garang.

"Kita lagi ngapain disini?" tanya laki laki itu lagi sambil mengalihkan matanya karena silau dengan cahaya dari senter milik Alin yang terus terusan mengeksposnya.

"Gue juga gak tau, rasanya gue lagi tidur eh bangun bangun ada disini, aneh gak?" tanya Alin sambil menghela nafas.

"Enggak." jawab nya singkat.

Hembusan angin malam menusuk kulit mereka, dan hal itu yang membuat mereka bergidik karena kedinginan dan suasana yang mencekam karena disekeliling mereka adalah pohon pohon besar yang rimbun dan rumput liar yang sudah menjalar kemana-mana.

"Oh iya, kita belum sempet kenalan ya?" tanya laki laki itu sambil memperlihatkan senyum nya, ada lesung pipit di pipi nya.

"Nama gue Alin," ucap Alin sambil mengulurkan tangannya.

"Nama saya, Rega." balas laki laki itu sambil menjabat tangan Alin.

A DREAMWhere stories live. Discover now