Malaikat kecil

96 9 1
                                    

Jam dinding baru menunjukan pukul 08.00 malam. Di ruang tengah keluarga Lim berkumpul. Tidak tidak ... hanya ada Tn.Lim dan Nn. Lim. Abaikan menyebut Tuan dan Nyonya, itu terlalu formal. Karena faktanya mereka orang tua muda.

Televisi yang berada ditengah-tengah ruangan menyala. Di atas karpet cokelat bercorak rilakuma yang berceceran beberapa mainan anak -- Yoojin dan Changkyun duduk. Kali ini tidak seperti biasa -- Changkyun menonton berita. Tidak seperti itu. Yoojin dan Changkyun menonton sebuah acara reality show yang di bintangi oleh artis rookie Korea.

Mereka berdua asik menonton. Suasana tenang, hanya terdengar suara bunyi dari televisi. Dan karena tidak ada 3 malaikat kecil yang biasanya membuat keramaian dalam rumah. Bukan keramaian yang membuat tidak nyaman. Akan tetapi keramaian yang membuat rumah begitu hangat.

"Huwaaaaa ... Eomma hiks ... hiks ...." dari dalam kamar terdengar suara tangisan memanggil Yoojin dengan sebutan Eomma. Yoojin sangat mengenal suara itu. Manse.

"Tunggu sebentar aku akan melihatnya dulu." Yoojin segera bangun dan bergerak berjalan menuju kamar anak-anaknya. Changkyun menoleh seraya mengangguk, tanda mengiyakan.

Tak lama Yoojin keluar bersama dengan Manse dan Daehan. Daehan berada dalam gendongan Yoojin. Sementara Manse dituntun olehnya.

"Manse poop." Yoojin menyerahkan Manse pada Changkyun, ia menidurkan Daehan diatas karpet.

Changkyun menoleh pada Yoojin dan Manse bergantian. Ia menatap Yoojin "Kenapa diberikan padaku?" Changkyun masih belum membawa Manse ke kamar mandi, padahal jelas-jelas manse sudah tidak nyaman dengan celananya dan anak itu menangis.

"Aku sedang mengurus Daehan, dia ngompol." Senyum jahil tergambar jelas pada wajah Yoojin. "Cepat bawa dia, kasihan. Cepat bersihkan."

"Ck ...." Changkyun dengan malas menuntun Manse ke kamar mandi. Didalam kamar mandi, dengan telaten ia membersihkan celana Manse.

"Sudah selesai ...." tak lama Manse dan Changkyun sudah berada di dekat Yoojin lagi. Yoojin tersenyum pada Manse, ia menarik lembut tangan Manse supaya mendekat padanya -- untuk memakai celana.

"Appa pintar ... dia bisa membersihkan dengan baik." Yoojin mengerling pada Changkyun. Changkyun hanya balas menatap tanpa ekspresi apa-apa. "Tidak usah lebay," celetuk Changkyun membuat Yoojin memanyunkan bibirnya.

"Nah sekarang sudah selesai pake celananya. Manse tidur lagi ya bersama Appa." Yoojin mengecup kening Manse, anak itu menggangguk dan tersenyum. Changkyun melebarkan tangannya bersiap untuk menggendong Manse. "Sini dengan Appa."

"Uuu anak Appa sudah besar ya. Berat sekali Manse-ya." Dalam gendongan Changkyun -- Manse tersenyum menggemaskan. Apalagi ketika pipi gembal nya di cium oleh Changkyun.

"Mwah ...."

***

"Argh ...."

Yoojin mengerang, tangannya tak sengaja tersiram oleh air panas dari dispenser. Mungkin jika air panas itu tak mengenai tangannya. Ia akan melamun terus.

"Eomma mana susu nya," teriak Minguk sambil berlari-lari kecil menuju dapur -- menghampiri Yoojin.

"Ah ini sayang."

Minguk jingkrak-jingkrak melihat botol susu di tangan Yoojin, hampir saja ia jatuh karena keseimbangan tubuhnya. "Dihabiskan sayang."

Ketika botol itu berpindah pada tangan Minguk -- ia langsung melahapnya. Sepertinya ia begitu lapar dan haus setelah bermain.

Yoojin keluar dari dapur membawa dua botol lainnya. Ia menuntun Minguk untuk bergabung kembali bersama Manse dan Daehan.

'Pabbo Yoojin. Melamun saja dan melukai diri sendiri.' gerutu Yoojin sebal pada dirinnya sendiri melihat tangannya yang memerah karena air panas itu.

Sering seperti ini, ketika melihat anak-anaknya bermain; pikiranya tiba-tiba melayang-layang melamunkan saat Daehan Minguk Manse saat sedang bersama Changkyun.

"Sudah jam 05.00 sore. Hati-hati di jalan Changkyun." Batin Yoojin.

Mr. LimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang