Hari yang beruntung banget buat gua. Karena saat ini waktunya matematika dan gurunya ga masuk!
"Hah...va kita ngapain nih? Gaada kerjaan!" Kata gua bosen. Reva cuma ngangkat bahu ga peduli sambil terus lanjutin baca komik yang dia pinjem dari gua.
"Aaah!"
Suaranya Hafid! Gua sama Reva otomatis nengok ke arah datangnya suara, dan disana terlihat Hafid yang lagi ditindihin sama Zaki.
"Va! Videoin cepet!" Teriak gua ga sabar.
"Lo pikun atau gimana sih!? Kita kan ga boleh bawa hp ke sekolah!" Teriak Reva ke gua.
"Eh, iya! Mampus ini momen langka trus diapain!?" Kata gua sambil mendelik frustasi.
"Udah! Lo liat aja baik-baik! Simpen di otak!" Kata Reva yang sama sekali ga ngelepas pandangannya dari Hafid dan Zaki yang masih berada di posisi yang sama. Gua juga ikutan liatin.
"Z-zak...bisa berdiri?" Tanya Hafid sambil dorong dada si Zaki.
"Biarin aja gini dulu" Kata si Zaki. Tuh kan! Ketahuan homo lo! /ga
"T-tapi nanti gurunya dateng" Kata Hafid lagi. Nyari kesempatan buat keluar dari posisi ambigu.
"Ga bakal, gurunya lagi rapat". Kata Zaki kemudian meluk Hafid. Sekali lagi Meluk. Kurang? MELUK.
"OMG INI APA!? REV MEREKA HOMO BENERAN!?" Teriak gua shock.
"Kayaknya cuma si Zaki!" Kata Reva dengan mata membara ngeliat Zaki dan Hafid yang masih pelukan.
"Ki? Kenapa?" Tanya Hafid, yang kayaknya khawatir ama Zaki.
"Fid..." Panggil Zaki. Sambil ngubah posisi mereka jadi miring gitu anjir gila gue lama-lama.
"Ya?" Hafid nanyanya lembut banget kek tahu sutra.
"Lo kok bisa baik banget?" Kata Zaki. Entah gimana ekspresinya gua ga liat karena mukanya ketutupan kepala si Hafid.
"Baik? Zaki kamu juga baik" Kata Hafid. Bisa gua denger si zaki ketawa.
"Lo imut fid.." Kata Zaki kemudian ngelepasin pelukannya dan berdiri.
"H-hah?" Hafid pasang tampang cengo.
"Ga..lupain" Kata Zaki lalu keluar dari kelas. Hafid cuma diem, kayaknya dia lagi loading.
Sementara di bangku gua.
"Si Zaki...blushing lagi?" Tanya gua sama Reva.
"I-iya. Ini kedua kalinya!" Kata Reva.
"Anjir- kasian dia cintanya bertepuk sebelah tangan.." Kata gua miris.
"Jangan gitu lah! Kita harus bantuin si Zaki!" Kata Reva semangat.
"Lo gila!? Dia cueknya kayak gitu mau kita bantuin!? Iya juga kalo dia homo!" Kata Gua kaget denger perkataan Reva.
"Ya...iya juga sih." Kata Reva lesu.
"Udah, sekarang kita pantau aja aktifitas mereka! Lumayan dapet fanservice tiap hari! Ya ga?" Kata gua sambil nepuk pundak Reva.
"Heheheh....bener!" Kata Reva kembali semangat.
Dan kita sama sekali ga sadar kalo guru IPA udah ada di depan meja saat gua bilang 'homo' tadi.
"Siapa yang homo?" Tanya Guru IPA gua. Mampus.
"Ha..ha..ngga pak, itu emm anu.." kata gua ga jelas. Aduh mampus gua ga bisa ngomong apa-apa!
"Hah...ini di sekolah, jangan bahas gitu-gitu. Kalau mau bahas yang kayak gitu dirumah aja." Kata guru IPA gua.
"I-iya pak.." Kata gua sama Reva kompak. Untung aja sekelas gaada yang merhatiin!
"Mon...psst!" merasa ada yang manggil gua langsung liat ke sebelah. Ternyata si Zaki yang manggil. Oh...Hah!? Demi apa lo Zaki manggil gua!?
"Ya?" Tanya gua masih kaget.
" Si Hafid- eng gajadi." Kata Zaki. Dari kata-katanya dia keliatan bingung.
"Dia kenapa?" Tanya gua kepo.
"Ga jadi, udah sono liat ke depan!" Kata Zaki cuek. Cih! Kampret awas aja lo!
.
.
.
.
.
.
.
TBCYeaaaay~ kemaren dapet fancervise tindihan sekaligus dapet blushing Zaki yang kedua *Q*) yaudah gitu aja/plak/ See You next chapter!
KAMU SEDANG MEMBACA
Temen Sekelas Gue Homo?
RandomOke judulnya emang ga banget- karena gua ga tahu harus kasih judul apa ahahahahahhaha- #slap Jadi- kisah ini di angkat dari kisah nyata antara kedeketan kedua temen 'cowo' gua, yang bikin gemes! Tentunya akan di beri bumbu-bumbu fiksi serta identit...