Three

3 1 0
                                    

Sebulan pun berlalu Nico berusaha mendekati Kenni namun tak berhasil juga. Ntah apa yang membuat Nico tertarik oleh Kenni yang tampangnya juteknya na'uzubillah.

Pada suatu saat Nico sampai nekat ke tata usaha untuk menanyakan alamat rumah Kenni.
"Permisi,Pak" sapa Nico kepada Pak Tono salah satu staf tata usaha.

"Silahkan masuk. Ada perlu apa yaa? Tanyanya ramah.

"Ini Pak saya mau menanyakan alamat rumah Kenni kelas XI Ips 1" jawabnya sopan.

"Oh.. ada perlu apa yaa memangnya?" Tanya Pak Tono kemudian.

"Saya mau ada perlu Pak mau meminjam buku untuk belajar. Kan bentar lagi UTS" jelasnya pada pak Tono. Pak Tono pun mengangguk mengerti. Lalu beliau mencatatkan alamat Kenni.

"Makasih banyak Pak" katanya sopan dan berpamit untuk kembali ke kelasnya.

Saat berada di koridor sekolah, Nico bertemu dengan Andre yang datang dari arah berlawanan. Kebetulan mereka sekelas dan sebangku pula.

"Ngapain lo dari tata usaha? Belom bayaran yaa lo" kata Andre yang sok tau dengan wajah menyelidiknya.

"Enak aja! Lo kali yang belom gua mah udh lunas,nyet" balas Nico dengan tatapan tajamnya.

Andre hanya terkekeh mendengar ocehan sahabatnya itu.

"Lo sendiri mau kemana? Mau ngintipin cwe di kamar mandi yaa lo!" Selidik Nico sambil menyipitkan alisnya.

"Dasar mesum.. mesum" Andre hanya geleng geleng kepala mendengar celotehan Nico.

Andrepun berlalu dan menuju keruang guru sedangkan Nico masih diam di tempat sambil memperhatikan Andre yang berlalu.

***

Saat sedang Kenni duduk di kelas sendirian sambil sibuk dengan ponselnya, tiba-tiba Erina datang dari pintu luar dan duduk di samping Kenni. Dengan wajah serius Erina menatap Kenni. Kenni yang menyadari di perhatikan itu langsung menoleh ke arah Erina.

"Apaan?" Tanya Erina ketus.

Erina pun langsung menatap lurus kedepan.

"Tebak tadi gua ketemu siapa di perpus?" Kata Erina sok misterius.

Kenni hanya mengedikan bahunya tanda tidak tahu. Erina pun menoleh ke sahabatnya itu.

"Gua ketemu sama cowok yang nabrak lo. Siapa tuh namanya lupa gua" kata Erina mencoba mengingat-ingat.

Pasalnya Kenni sudah menceritakan pada Erina paska dia di jegat di depan gerbang sekolahan dan dengan PDnya dia mengajak Kenni berkenalan.

Kenni menjawab dengan ogah-ogahan "Nico" jawabnya singkat.


"Nah iyaa Nico" setelah berhasil mengingat. Di kasih tau sih sama Kenni heheh.. Erinapun menghembuskan nafasnya dengan kasar,kadang Erina tak mengerti dengan sikap super juteknya sahabatnya itu. ko gua bisa mau yaa sahabatan sama orang macam begini. Batin Erina.

"Iyaa dia bilang gua suruh nyampein ke lo kalo ntar malem bakal ada yang dateng kerumah lo gitu tapi langsung pergi dianya" jelas Erina.

Kenni hanya membentuk bibirnya menjadi 'oh' tanpa suara,lalu dia sibuk lagi dengan ponselnya. Dengan geramnya Erina langsung merampas handphone Kenni.

"Apaan lagi? Udah kan? Sini balikin handphone gua" tak kalah geramnya dengan tingkah sahabatnya itu.

"Lo masa ga sadar juga dia itu mau deket sama lo,Kenni Putri" jelas Erina yang mulai kesal.

"Yaa gak mungkinlah. Kan lo tau gimana dia waktu pertama ketemu gua,gak menyenangkan banget,Rin"kata Kenni yang tak habis fikir dengan pikiran sahabatnya itu.

"Tauah terserah lo. Gua sumpain lo jadi cinta sama dia. Gablh benci sama orang kaya gitu ntar jadi cinta" kata Erina sambil membalikan badannya menatap lurus kedepan.

"Sok tua lo,nyet. Ngomongnya udah kaya Bunda gua aja!" Kenni bersendekap dengan kedua tangannya di lipat di depan dada.

"Serraahhh.!" Kata Erina kesal.

Bel istirahat yang sejak sejam yang lalu berbunyi kini telah habis. Tak lama pak Hasan guru B.Inggris pun memasuki kelas. Para murid langsung duduk di tempatnya masing-masing.

"Kumpulkan PR kalian!" Perintah pak Hasan pada murid-muridnya.

***

Bel pulang sekolah berbunyi dan Kennipun bernafas lega,paskanya sedari tadi Kenni memikirkan omongan Erina soal Nico. Misterius. Masa iyaa dia yang dateng kerumah gua? Kan ga mungkin, kalo pun iya dari mana dia tau rumah gua. Batin Kenni.

"Woyy.. mau pulang ga? Apa lo mau nginep? Bengong aja!" Seru Erina membuyarkan lamunannya.

"Iyaiya ini juga mau ko" katanya langsung beranjak.

Ketika sampai di parkiran sekolah Kenni melihat sekeliling parkiran tapi tak terlihat wajah Nico atau motornya. Mungkin udah pulang,lagian ngapain gua pikirin. Kalo pun dia ga pulang juga gua ga peduli. Batinnya.

Erina yang melihat Kenni sedang celangak-celinguk mengikuti arah mata Kenni yang seprti sedang mencari sesuatu. Namun tak ada siapa-siapa, di halaman parkir sudah lumayan sepi.

"Nyariin siapa sih lo dari tadi?" Tanya Erina penasaran.

"Eh.. ng.. ngga nyari siapa-siapa" jawabnya gugup malah membuat Erina terkekeh.

"Nyari Nico kan lo. Ngaku!" Tuding Erina pada Kenni, Kenni hanya menundukan wajah malu dan seketika berubah menjadi merah padam karena merasa ketauan apa yang sedang ia cari.

"Ng.. ngga ih enak aja!" Jawabnya grogi. "Yaudah yuuk cepeten" lanjut Kenni yang mendahului langkah Erina. Erina yang melihatnya hanya geleng-geleng kepala dan tersenyu. Paskanya Erina tak pernah melihat Kenni seperti itu sebelumnya. Kan bener,mulai suka lo sama dia. Gausah munaroh makannya. Eh muna maksudnya. Batin Erina.

Sebuah AlasanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang