Episode 02

764 19 7
                                    

Jae Hee panik melihat jarum yang akan ditusukkan ke leher Eun Gi. Ia berteriak menyuruh Maru untuk membatalkan tindakannya, karena ia bukanlah dokter dan Eun Gi bisa saja mati.

Tapi Maru tak mempedulikan Jae Hee. Dengan yakin ia menusukkan jarum suntik ke dada Eun Gi, dan menarik air dari paru-paru Eun Gi. Saat yang tertarik adalah darah, maka ia langsung menghentikannya.

Tanpa menoleh pada Jae Hee, Maru memberitahukan pramugari kalau kondisi pasien sudah stabil untuk sepuluh menit ke depan dan tugasnya sudah selesai.

Maru berjalan sempoyongan keluar dari ruang eksekutif dengan keringat di wajah. Tak dapat menyangga tubuhnya sendiri, ia meraih sandaran kursi terdekat untuk berpegangan. Pertemuan itu jelas menggoncangkan perasaannya.

💙💙💙


Dan Jae Gil juga tak memperingan perasaannya. Dalam perjalanan pulang, Jae Gil yang duduk di belakang memborbardir pertanyaan pada Maru yang sedang menyetir.

“Apakah wanita itu benar-benar Jae Hee? Kabarnya dia menjadi istri dari pimpinan grup Tae San. Tapi kau tak mau percaya. Kau bahkan memukuliku saat aku memberitahukanmu. Sebenarnya aku sudah curiga dengannya. Dulu saat kau masuk penjara, awalnya saja ia selalu mengunjungimu setiap hari. Tapi kemudian ia datang hanya sekali sebulan. Begitu pula bulan berikutnya.

Ada apa sebenarnya? Dan juga aku tak percaya kalau kau dapat membunuh. Walaupun temperamenmu sangat keras, tapi kau adalah dokter yang suka menyelamatkan orang.”

Maru membelokkan mobilnya dan mengerem mobil mendadak membuat Jae Gil kaget. Dengan ketus Maru berkata, “Aku bukan supirmu! Kenapa kau selalu duduk di belakang?”

Tanpa menunggu jawaban dari Jae Gil, Maru keluar mobil. Jae Gil kaget dengan sikap Maru dan berteriak pada Maru yang sudah berjalan kaki pergi, “Ini kan kebiasaan! Aku selalu dimanja. Aku duduk di depan, deh..”

Tapi Maru tetap pergi, membuat Jae Gil berteriak putus asa. “Hei, Maru! Kau mau kemana? Aku kan tidak bisa nyetir!”

Maru keluar mobil sebenarnya bukan karena terpaksa menyupiri Jae Gil. Tapi lebih karena pertemuan yang baru saja ia alami. Ia teringat pada pertemuan pertamanya dengan Jae Hee. Saat itu ia sedang mencuci celana adiknya, Choco, yang masih ngompol padahal sudah bukan balita lagi.

💙💙💙

Tiba-tiba Jae Hee lari masuk ke dalam halaman rumahnya dengan ketakutan  dan meminta mereka menyembunyikannya. Maru dan Choco hanya bengong melihat mereka. Tapi Maru masih bisa menunjuk ke dalam rumahnya, Jae Hee segera lari menuju arah telunjuk Maru.

Tak lama kemudian ada seorang pemuda yang mencari Jae Hee, yang langsung pergi saat tak menemukan gadis yang dicarinya.

Maru masuk rumah dan mengambil kotak P3K dan berkata kalau ia akan menjadi dokter saat ia besar nanti. Jae Hee tersenyum dan memperkenalkan dirinya, yang dijawab oleh Maru yang membalas senyumannya, “Aku tahu dirimu. Kau adalah gadis paling cantik di lingkungan kita ini.”

💙💙💙

Hubungan mereka terus berlangsung hingga mereka kuliah. Saat itu Maru telah mencapai separuh cita-citanya. Ia berbaring di taman sambil membaca buku Kedokteran. Di sampingnya, Jae Hee duduk dan mengeluh tentang hasil ujiannya yang mungkin gagal lagi, sementara Maru selalu mendapat nilai terbaik.

Ia juga merentet pertanyaan tentang gadis kaya yang mengejar-ngejar Maru. Apakah Maru tak tertarik? Kalau Maru mau berkencan dengan gadis itu, berbagai kesempatan akan terbuka bagi Maru. Walau latar belakang keluarganya tidaklah bagus, tapi kualitas dan pribadi Maru sangatlah menawan. Ia menyebut semua keunggulan Maru. Maru benar-benar pantas untuk dikejar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Innocent ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang