Dul

96 15 16
                                    

Erghmm... aku menggeliat ke ke kanan menyampingkan tubuh mungilku dan menarik syaraf-syaraf pada kaki dan tanganku sekuat mungkin.

"Hmmh Kookie, aku tak sabar ingin bertemu denganmu, baju apa yang harus aku kenakan untuk nanti malam, aku tak akan menyia-nyiakan kesempatan ini dan akan berdandan secantik mungkin, agar dia tau perasaanku, ahh Kookie aku tak sabar ingin cepat bertemu denganmu." Ucapku masih dalam mata terpejamku sambil menarik guling dan memeluknya.

"Gunakan saja baju yang kau punya, tanpa harus menjadi orang lain"

"Ahh benar, pakai baju yang ada saja. Dia akan sangat marah kalau aku berlebihan, tunggu tapi tadi siang dia mengatakan agar aku dandan yang cantik, jadi untuk kali ini aku harus sedikit berdandan agar terlihat cantik dihadapannya"

"Kau ada janji dengannya ?"

"hmmm.."

"Lantas kenapa kau masih tiduran ?"

"Hmm, sebentar lagi, aku masih ingin berkhayal bersamanya."

"Kau berkhyal apa di atas tempat tidur ?"

"Rahasia " jawabku dengan senyum, walau aku masih dalam posisi sebelumnya (mata terpejam dengan memeluk guling).

Tunggu, aku sudah terbangun dari tidurku sendari tadi saat aku mulai menggliat. Aku mengatakan bahwa aku menanti Kookie dan..

Hmm sebentar, siapa yang menjawab pertanyaanku sendari tadi ?

Aku rasa, aku tadi pulang cuci kaki dan tangan lantas ke kamar dan merenung lalu aku tertidur seperti ini, dan tidak ada orang lagi dikamar selain aku, kecuali kalau kakak ku sudah pulang. Tapi kakak ku kan perempuan, lalu siapa yang menjawabku ?

Dari suaranya sih aku kenal, dia seperti suara, apa aku masih dalam mimpi ?

Dengan sedikit rasa takut, sembari mengatur detak jantungku sewaktu-waktu saat ku buka mata dan ternyata dia bukan manuasia, apa yang harus aku lakukan ?

Mataku terbuka dan aku membalikan badanku kesebelah kanan dengan hati-hati, bagaimana bisa ada seorang namja masuk ke dalam kamarku ?

Apakah dia penjahat ?

.

.

. . . Nugu ?

Ahh tidak ada siapa-siapa, lantas... Tapi tadi itu seperti nyata. Aku bangun duduk dan menyilangkan kakiku, mulai berfikir siapa yang menjawab ucapanku tadi, atau jangan-jangan rumah ini mulai ada penunggu baru ? Oh ini tidak lucu Rae, sadarlah sayang hari masiihhh... Aku mengambil handphone ku di atas meja untuk melihat pukul berapa sekarang, walau sebenarnya dinding depan tempat tidurku sudah tergantung jam yang lingkarannya lumayan besar, tapi tetap saja handphone yang lebih sering ku lihat.

"WHAT ? 18:25 ? selama itukah aku tidur ?"

"OMG, bagaimana ini ? Dia pasti akan marah padaku." Aku bergegas membalik badanku untuk turun dari tempat tidurku dan

KYAAAAA 0_o ...................hmmppt

Aku berteriak, dengan cepat dia menutup mulutku dan membuat mataku ini hampir keluar dari tempatnya.

"KOOKIE...?" Teriak ku Uppssss keceplosan, Kookie  menutup mulutku dengan tangannya, semoga ia tak mendengar, dan pasti tak akan terdengar dengan jelas.

"Ssttttt!!" sembari menaruh jari telunjuk di hadapan mulutnya.

"Jung Kook, apa yang kau lakukan dikamarku ? dan bagaimana kau bisa masuk ?" Tanyaku langsung setelah dia melepas bekapan tangannya pada mulutku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 04, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love You in SilenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang