Part 22

1.8K 73 10
                                    




Rizky terus menarik anisa menjauh dari lapangan, tanpa memerdulikan Anisa yang terus memberontak minta dilepaskan, Rizky terus menariknya membawa ke taman belakang sekolah. Rizky menghempaskan tangan Anisa kasar dan langsung duduk mendorong Anisa untuk duduk.

"Lo apa-apaan sih ky? tanya anisa mendongak pada Rizky yang masih berdiri di hadapannya.

"Lo yang apa-apaan! Ngapain juga lo pelukan segala sama Billy di tengah lapangan gitu hah? Maksudnya apa? Biar bisa diliatin orang banyak, gitu?" balas Rizky berteriak

Anisa tertegun diam di tempatnya, ini kedua kalinya Rizky marah dan meluapkan emosi kepadanya. Anisa yang mengerti dengan kecemburuan Rizky pun mencoba mengerti dan mengalah.

"Lo tenang dulu makannya, gue sama billy tuh gasengaja pelukan karena gue reflek. Gue juga tadinya..."

"Halah, gausah banyak alesan deh! Bilang aja lo mau bales bikin gue cemburu kan gara-gara kejadian Ariel di kantin tadi?" potong Rizky

"Gak gitu ky, dengerin dulu makannya"

"Halah percuma, gak lo gak dinda sama aja!" ceplos Rizky asal

Anisa yang kecewa dengan ceplosan asal Rizky, langsung bangkit dari duduknya dan sontak menampar pipi Rizky dengan mata yang berkaca-kaca. Rizky langsung memegangi pipinya sambil dengan tatapan yang masih kesal.

"Lo denger ya! Gue gak akan pernah sama kaya dinda. Gue udah coba buat jelasin semuanya baik-baik, tapi lo tetep aja marah dan gak mau percaya. Dan harusnya gue yang marah sama lo, bahkan dengan perlakuan Ariel kaya gitu aja lo diem, padahal gue ada di depan lo. Kecewa gue sama lo ky"

Anisa pun langsung bergegas pergi meninggalkan Rizky, airmata kekesalannya yang sedari tadi ditahan, luruh membasahi mata indahnya. Anisa tak habis fikir, kenapa justru rizky yang marah padanya? Harusnya yang ada di posisi itu adalah Anisa. Dengan langkah cepat Anisa bergegas kembali ke kelasnya. Tatapan heran murid-murid yang lain pun tak dihiraukannya, yang penting Anisa bisa kembali ke kelas sesegera mungkin dan bertemu inez secepatnya.

Belum sempat Anisa sampai di kelas, seseorang menarik lengan dan membawa Anisa ke dalam pelukannya. Bahkan anisa tak menolak pelukannya dan justru tangisnya kian menjadi. Anisa menghirup dalam-dalam aroma parfum yang begitu dikenalinya, kini Anisa justru berontak meminta lepas sambil sesekali memukuli dada bidang orang tersebut.

"Maaf. Gue emang egois"

"Kenapa sih ky lo gamau dengerin dan percaya sama gue. Ini kesekian kalinya lo buat gue nangis dan kecewa, gue itu apa artinya sih buat lo?"

"Maaf. Gue sayang sama lo, jangan nangis lagi ya" kata Rizky disela pelukannya

Rizky membiarkan anisa yang masih setia dengan tangisnya, sampai tangisan anisa mereda Rizky melonggarkan pelukannya. Ditangkupnya wajah Anisa dan perlahan rizky menghapus airmata Anisa. Rizky pun mencoba menggoda anisa agar anisa kembali tersenyum lagi.

"Udah ah jangan cemberut lagi, jelek tuh idung udah merah kaya tomat. Gak malu diliatin yang lain?" jail rizky sambil mencolek dagu anisa

"Salah lo bikin gue cemburu!" teriak Anisa kesal

Anisa yang keceplosan sontak menutup mulutnya dan langsung berbali badan. Rizky justru terkekeh dan senyum-senyum gajelas.

"Oh cemburu toh, bilang dong daritadi" bisik Rizky jail

Anisa membalikkan badannya dan melotot ke arah Rizky sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Bukannya rizky diam justru gelak tawa rizky makin kencang, Rizky senyum-senyum sambil menaik turunkan alisnya, mencoba menggoda anisa lagi.

Love-CatcherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang