Part 23

1.8K 85 26
                                    


Pagi hari ini Anisa bergegas berangkat sekolah sepagi mungkin, menghindari Rizky yang mungkin akan menjemputnya. Anisa berniat menghindari Rizky untuk sementara waktu, Sebenarnya bukan berniat untuk menghindar tapi malas untuk beradu argumenlah yang membuat Anisa lebih memilih menyendiri.

Tatapan lurus dengan pandangan yang kosong, entah apa yang Anisa fikirkan saat ini. Yang jelas otaknya itu tak berhenti memikirkan kata-kata Ariel kemarin. "Iya nis, emang dari dulu kita udah biasa kaya gitu manggilnya. Kalo kata rizky sih Romantis". Tiba-tiba saja Anisa tertawa kecut begitu otaknya memutar kata-kata Ariel lagi.

"Ets.. bengong aja neng? Awas kesambet ah" seru orang yang kini berjalan disebelah Anisa.

Anisa tersenyum mendapati orang disebelahnya itu. "Ah ka Rangga bisa aja" jawab Anisa seadanya.

"Itu bibir kenapa maju gitu deh nis?"

Yang ditanya justru hanya menggelengkan kepalanya malas sambil tersenyum simpul. "Inez mana kak? Kok tumben gabareng?" Anisa mengalihkan pembicaraannya.

"Oh itu.. dia ada acara keluarga katanya, jadi gamasuk hari ini. Hmm, sekalian antar tolong kasih tau ke guru ya nis"

"Yahhh? Kok dia gangabarin gue sih ka? Tau gue gitu gue juga gamasuk" Bukannya menanggapi omongan Rangga, Bibir Anisa yang sudah manyum kini tambah manyun.

Mendapati reaksi adik kelasnya itu, Rangga malah tertawa sambil menggelengkan kepalanya. "Lah bisa gitu ya kalian, kayanya gabisa sehari terpisah"

"Nah itu ka Rangga tau!" Rangga semakin tertawa melihat tingkah Anisa yang lucu.

"Udah yuk ah daripada bete gitu, mending ikut gue" Rangga langsung menyeret Anisa entah ke mana.

***

Pandangan Billy dan Marcell kini beralih pada 2 orang yang beriringan memasuki lapangan basket. Kedua orang itu ternyata Anisa dan Rangga, ternyata Rangga membawa Anisa ke lapangan basket untuk bertemu dengan Marcell dan Billy.

"Eh sompret, pagi-pagi udah gandeng cewek lain aje" Marcell langsung mencerca rangga begitu mendapati temannya menggandeng Anisa.

"Sialan lo! Gue gini-gini setia kali sama Inez" cercaan Marcell pun dibalas dengan lemparan tas Rangga tepat dimukanya.

Anisa terkekeh mendapati pemandangan ketiga kaka kelasnya yang selalu bercanda tiap kali berkumpul. Dan tentunya Anisa bersyukur karena pagi ini, batang hidung Rizky belum muncul juga. Ya setidaknya bisa membuat Anisa bernafas lega.

"Itu muka kenapa heh! Kusut banget?" Billy yang menyadari raut wajah Anisa langsung membuka percakapan.

"Gapapa elah Bil, cuma lagi mendung aja nih" ujar Anisa cengengesan.

Billy, Rangga dan Marcell mengerutkan kening bingung. Sedetik kemudian ketiga orang itu langsung duduk mengerubuni Anisa. Anisa justru bingung dengan kelakuan ketiga kaka kelasnya ini.

"Pada kenapa sih?"

"Si playboy kenapa lagi nis?" Marcell angkat suara. Bukannya dijawab, Anisa justru makin bingung.

"Playboy siapa?"

Ketiga kakak kelasnya ini langsung mengacak-ngacak rambut Anisa kesal. Kenapa adik kelasnya ini cantik-cantik tapi oon.

"LAHHH, kenapa diacakin rambutnyaaa?" geram Anisa kesal. Sedangkan Marcell, Billy dan Rangga cekikian melihat Anisa yang ngambek.

"Kok lo cantik-cantik oon sih?" Marcell menyikut lengan Anisa yang kembali dijawab dengan jitakan.

Untuk kesekian kalinya Anisa geram dengan para kakak kelasnya ini "Itu bibir, berkah banget ya ngomongnya. Ishh" Setelah ketiga cowok ini puas tertawa, akhirnya Rangga sang kakak kelas terbijak diantara ketiganya angkat suara.

"Kita nih daritadi ngomongin Rizky, kenapa lo ga mudeng-mudeng sih nis?" Anisa hanya ber-oh-ria menanggapi pertanyaan Rangga. Dan seketika itu pula Anisa kembali menekuk wajahnya sambil menghela nafas panjang.

"Gue bingung ka, sebenernya Rizky sama Ariel tuh ada hubungan apaan sih? Kenapa mereka kaya deket gitu" Rangga dan Marcell hanya menggidikan bahunya.

"Nahh, lo berdua yang konco aja gatau mereka ada hubungan apa. Apalagi gue kakkk!!!" Anisa mengacak rambutnya frustasi. Tiba-tiba saja Anisa mengalihkan pandangannya pada Billy, "Billy!! Lo tau ga?"

"Hm, gue emang sempet satu SMP sama mereka sih. Setau gue emang mereka deket sih, soalnya gue sama Rizky juga pas dulu cuma temen sekelas jadi ya gabegitu deket" jelas Billy.

"Tuh yaudahlah, udah jelas. Emang gue gapernah dianggep sama rizky" Anisa menundukan kepalanya, mencoba menyembunyikan airmata yang hampir meluber dari matanya.

Hanya keheningan yang terjadi diantara keempat orang ini. Marcell, Billy dan Rangga saling adu pandang, seolah berkomunikasi untuk mencari jawaban yang pas untuk membalas pernyataan Anisa.

Anisa menatap bingung ketiga kaka kelas yang kini tengah memerhatikannya dengan raut wajah yang sulit diartikan. "Kenapa pada ngeliatinnya gitu banget sih?"

"Gak tega deh gue ngeliat lo galau begini, sini peyukkk" ujar Marcell sambil merentangkan tangannya mendekat ke arah Anisa. Belum sampai memeluk Anisa, toyoran dari Billy dan Rangga sudah mendarat duluan di kepala Marcell.

"Najis. Jones rusuh" cecar Rangga kesal. Anisa melihat kelakuan ketiganya dengan terbahak-bahak.

Rizky tiba-tiba saja datang dan mengambil duduk diantara keempatnya, "Lagi pada ngapain sih? Dari jauh kayanya asik banget?" Keempat orang yang sedang tertawa itu langsung diam dan memandangi Rizky kaget karena tiba-tiba muncul.

"Ehmm. Yaudah deh kalo gitu, gue cabut ke kelas ya. Thanks ya hiburannya para gesrekers" Sebelum anisa yang hendak kabur, Rizky sudah terlebih dulu mencekal tangannya.

"Mau kemana?" tanya Rizky bingung. Anisa hanya tersenyum sambil berusaha melepaskan genggaman tangan Rizky. Lalu hilang perlahan-lahan dari pandangan keempat cowok yang masih memerhatikannya.

***



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 27, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love-CatcherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang