five

208 19 5
                                    

Author pov

"Ibu..bu..bu.. Pliss bu saya sama safira ajah deh bu pliss saya bakalan usaha semaksimal mungkin kalo saya dipasangin ama fira buu.. Ya ya ya bu pliss" mohon mia ke bu friska.

*flashback on*

"Apaa?? Kenapa harus ada begituan bu?? Kan mereka bisa juga di privatin sama guru atau mereka ikut les apalahh gitu.. Gak usah pake kelompok kelompok gini bu??"

"Maaf mia tapi ini memang keputusan terbaik. Ibu sudah menimbang. Kami sudah mencoba semua cara yang kamu sebutkan tadi tapi..."

"Ehm"

"Ehm dua"

"Ehm tiga"

'Najiss kompak bet lu pada' batin mia.

"Udah berdebatnya? Perasaan tadi gue udah bilang kalo gue laper!" ujar si babon ganteng yang duduk di sebelah rahardian.

"Baiklah ibu rasa ini cukup. Kalian bisa memulainya minggu depan. Sekarang kalian kembali ke kelas masing masing"

Semua berdiri dan segera pergi ke luar ruangan. Kecuali mia.

Mia masih belum terima atas apa yang bu friska suruh beberapa menit lalu. Bisa bisanya bu friska menyuruhnya menjadi tutor seorang RYAN VIAZANO?? Oh mia masih sangat sangat tidak percaya semua ini 'ini sudah kiamat' hanya itu yang terus terlintas di otaknya.

*flashback off*

Dengan langkah lunglai mia berjalan kembali ke kelasnya. Dia terus menerus memikirkan apa yang terjadi nantinya. Sama sekali tidak pernah terlintas difikiranya, dia akan melakukan hal tersebut. Otaknya sedang berjuang keras memikirkan semuanya.

Kelas masih sepi. Hanya ada risma dan beberapa anak rajin di kelas. Dengan langkah yang amat amat sekali lemah alias loyo, mia duduk di bangkunya. Masih dengan otak yang berpikir keras.

"Lo kenapa? loyo amat??"

"Woyy!"

"Kacang rebus mahal!!"

Hening........

"HUAAAAAAAAAAAAA MAAAAAAA BU FRISKA MAAA" teriak mia frutasi.

"Hah? Kenapa bu friska? Lo dihukum?"

"Ini lebih parah dari hukuman. Masa gue di suruh jadi tutor belajarnya si ryan ma?? Gimana dong?? Kenapa gak lo aja sih kan lo lebih pinter dari gue? Balaa emang!"

"Kenapa emangnya?? Lo gak suka??"

"Yaa gak lahh ma--" suara tadi bukan suara risma, tapi..

"Kalo gak suka ya gak usah lah! Ribet banget lo! Lagi pula gue juga ogah diajarin sama orang kaya lo. Cewek kampung! Gue curiga kenapa bu friska bisa nunjuk lo jadi tutor gue. Emang lo punya otak? Baru tau gua! Oh apa jangan jangan lo nyogok bu friska yaa biar lo bisa jadi tutor gue dan bisa deket deket sama gue! Kalo emang bener, rencana lo gagap total karna---"

Tangan mia terkepal kuat. Dia tidak menyangka laki laki yang sedang berdiri di depan meja nya ini akan mengatakan hal yang sesadis itu. Dengan sekuat tenaga mia menahan emosinya agar tidak keluar dan langsung menghajar laki laki di depanya ini. Dia tidak mau mengotori tanganya hanya untuk menghajarnya.

"Ehh denger yaa RYAN VIAZANO yang terhormat. Kalo bukan karna nilai yang jadi ancemanya gue juga ogah jadi tutor seorang laki laki bermulut pedes kaya lo. Harusnya lo mikir, kalo lo gak mau diajarin sama gue yaa lo belajar. Gak mau diajarin tapi gak mau belajar." ada jeda sebentar.

"Dan gue gak pernah nyogok atau apalahh itu cuma buat jadi tutor lo. Sayang duit" sambung mia dengan memelaankan kalimat tetakhir.

Heningg.....

PROK PROK PROK

Tiga kali tepukan tangan menggema di kelas.

"berani juga lo! Gue pastiin masa SMA lo gak bakal tenang disini" ancem ryan hampir berbisik. Setelah itu ryan berlalu keluar kelas.

Mia mengigit bibir bawahnya. Bukan, dia bukanya takut sama ancemanya ryan tapi dia takut sama--

"HEHHH LO ANAK KAMPUNG NGAPAIN LO TADI DEKET-DEKET SAMA COWO GUE HAH?!!!!!"

😂😂😂

huanjirrr akhirnya jadi juga walaupun pendek tapii gapapa lahh yekan?....krikk..krikk..krikk jangkrik-_-

Voment yaa..oke..sipp..nabati..nahloh?--__--

The ugly girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang