Jangan lupa leave comment & vote yaaa!!
Author butuh kritik dan saran huhuu :3Malam bulan purnama, ya? Malam dimana serigala-serigala busuk itu keluar, memanggil kawanannya, dan mendominasi hutan seolah mereka penguasa. Seseorang sepertiku hanya bisa meringkuk di rumah kecil di bawah bukit, terisolasi dari keramaian dan sunyi. Hanya ada suara aliran sungai dan perutku yang terus mengemis meminta makanan. Sudah seminggu aku tidak makan besar. Kemarin saja, makananku hanya seekor angsa.
Aku tidak tahan. Perasaan yang paling menyiksa saat ini selain kesendirian hanya rasa lapar. Mungkin sekarang ada rusa yang minum di sungai. Atau kalau aku menaiki bukit, aku bisa menemukan lebih banyak makanan. Tepat setelah aku keluar rumah, sesuatu jatuh berguling menuruni bukit. Dari bau darahnya aku sudah bisa menebak mahkluk apa itu. Manusia.
Aku melihat seorang gadis terbaring dengan darah memenuhi lengan bajunya. Baunya begitu lezat. Perlahan aku menyandarkannya di pohon. Aku tergoda untuk menjilat sedikit darah segar itu. Gurih dan manis, walaupun kulitnya begitu dingin darahnya tetap terasa hangat dan sangat segar. Akhirnya aku mendapatkan makan malam. Mungkin aku bisa memakannya disini. Dia begitu kecil, aku bisa memakannya dengan cepat.
Ini pertama kalinya aku mencicipi seorang gadis. Aku menyibak rambut yang menutupi wajahnya. Dia nampak pucat dan kedinginan. Aku bisa melihatnya menangis. Mata itu seolah memohon agar aku tidak menyentuhnya. Tanpa sadar, aku menurukan tanganku dari rambutnya dan merangkak selangkah mundur darinya.
Ah, entah sudah berapa tahun sejak terakhir kali aku melihat seorang gadis masuk ke hutan ini. Terakhir kali, aku melihat Ga Eun adikku sekitar tujuh belas tahun yang lalu. Mungkin kalau aku tidak memakannya saat itu, Ga Eun dan gadis ini seumuran. Sama seperti Ga Eun, dia menangis saat melihatku. Setelah Ga Eun, aku belum pernah makan manusia perempuan. Ga Eun adalah makanan pertamaku. Setelah memakan Ga Eun, aku merasa tubuhku sudah bukan manusia lagi.
Aku tumbuh begitu kuat, tubuhku tidak bertambah tua, aku bisa bergerak dengan cepat hampir seperti berteleportasi, bahkan insting, penciuman, pendengaran, dan penciumanku tajam, aku pun bisa melihat pikiran manusia hanya dengan menatap matanya. Semua mangsaku selalu berpikiran sama. Aku adalah monster hina.
"Sial,.. sial,.."
Gadis itu berbisik lirih. Sekali lagi aku menatap matanya. Ternyata dia tidak berpikiran seperti mangsa lainnya. Aku melihat dia begitu ketakutan, bingung, dan sedih. Seseorang yang dekat dengannya sudah melukainya. Baginya, itu lebih menakutkan dariku.
"Apa kau juga akan memakanku? Apa kau yang merasuki kakakku? Tanganku sakit, apa kau tidak bisa melihatnya?" tanya gadis itu sekali lagi.
"YA! KAU DENGAR AKU?!" kali ini dia membentak, membuatku terlonjak.
Entah sudah berapa lama aku tidak pernah merasakan emosi. Dia mangsa yang unik, terlebih lagi dia seorang gadis. Aku jadi iba dan penasaran. Lagipula, gadis ini terlalu kecil untuk jadi makan malamku. Mungkin kalau aku mengobatinya, dia akan jadi lebih gendut dan berlemak.
"Aku akan mengobatimu,"
"Oh, baguslah,.." ujar gadis itu sebelum dia pingsan.
Tubuh gadis ini benar-benar kecil. Aku tidak merasakan apapun saat menggendongnya masuk ke kamar. Perlahan kubersihkan tangannya dengan kain basah sambil kuangkat agar pendarahannya tidak bertambah parah. Terlihat jelas bekas gigitan dengan pola gigi yang begitu kukenal. Gigitan werewolf. Serigala asli tidak meninggalkan bekas gigitan seperti ini.
Setelah membersihkan wajahnya dan membalut lukanya, aku mengendus gadis ini sekali lagi. Dia seperti limited-edition. Pasti selalu makan makanan bergizi dan lezat. Kalau saja dia lebih berlemak, aku mungkin akan memakannya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty & The Beast [Kai, Sehun, and Chanyeol FF] [END]
Fanfiction-lagi direvisi hehe:v- Apakah mencintai seorang monster diperbolehkan? Apakah dicintai seorang monster itu menyenangkan? LEAVE VOMMENT DONG, JANGAN BUDAYAKAN NYIDER:3 Based on 늑대와 미녀 (Wolf) by EXO