ALONE 1

1.2K 58 0
                                    

Matahari telah menampakkan dirinya dan mengintip dari balik gorden kamarku, terdengar suara kicau burung yang bersaut-sautan, membuat ku mau tak mau harus bangun dari tidur ku.
"Ayolah Lauren Valencia Hustan bangun dari tidur mu" Ucap ku memberi semangat pada diri sendiri.

Belum sepenuhnya nyawaku terkumpul aku sudah mendengar suara pertengkaran dari lantai bawah rumahku, "ternyata mereka sudah pulang"batin ku

"Hei brengsek apa mau mu?! aku baru saja pulang dan dan kau malah marah-marah?" Aku mendengar maki an Papa

" kau bertanya apa mau ku? Aku mau bercerai dari mu aku sudah MUAK dengan semua ini, kau yg selalu pulang dengan keadaan mabuk dan jangan kau kira aku tak tau apa saja yang kau lakukan di luar sana!! kau yang selalu bermalam dengan berbagai macam jalang !"

Aku segera menyingkirkan selimut yang membungkus tubuh ku dan berjalan kearah pintu untuk keluar melihat apa yang terjadi
Aku berjalan menuruni tangga tapi aku berhenti pada anak tangga ke dua mulai mengamati dari atas apa yang terjadi

"OH kau kira kau sudah menjadi istri yang sempurna apa kau tak sadar bahwa kau tak pernah ada waktu dirumah bahkan untuk mengurus suami dan anak mu bahkan kau membiarkan anak mu diurus olah pembantu bahkan kau seperti sama sekali tidak perduli dengan ku lagi , kau kira aku tidak MUAK dengan semua ini asal kau tau Amela hidup bersama mu adalah keputusan terburuk yang pernah kubuat!!" mata papa memancarkan amarah yang sangat besar dan itu membuat ku takut.

Itu lah yang selalu mereka lakukan, saling menyalahkan,terlihat tidak ada cinta diantara mereka hanya kebencian dan keegoisan mereka yang dapat ku lihat , memang aku dari dulu hanya di urus oleh pembantu yang mengurus rumah ini yang kebetulan saat ini sedang pulang ke kampungnya.

"kalau kau ingin kita bercerai maka dengan senang hati akan ku penuhi keinginan mu itu." dari sini dapat ku lihat papa tersenyum sinis kepada mama."segera akan ku kirim surat perceraian kita."ucap papa lalu pergi

Aku hanya menatap kepergian papa dengan tatapan kosong.
Setelah papa pergi hanya satu kata yang dapat dikatakan mama"baiklah"lalu setelah itu iya menangis dan melempar setiap barang yang ada di sekitarnya setelah puas, mama pun pergi ke kamarnya. Huh menyebalkan

kalian pasti sedikit bingung kenapa aku sama sekali tidak menangis mendengar pertengkaran itu, huuuuhhhhffff..... 'Terbiasa' itu yang membuat ku tidak menangis.
Yang membuat ku sedikit terkejut adalah ternyata kata'cerai' yang selama ini selalu kudengar disetiap pertengkaran mereka sungguh benar  -benar akan terjadi.

Melihat pertengkaran mereka aku jadi teringat kejadian 11 tahun lalu, mungkin itu adalah pertengkaran mereka yang pertama yang mengikutsertakan kata 'cerai' dan kejadian yang membuat semua yang sudah tidak terlalu baik menjadi sangat buruk.

Flashback on

Malam itu turun hujan, tidak terlalu deras tapi mampu membuat genangan air di jalan, aku sedang berada dikamar,duduk di tempat tidur ku sambil menggambar kedua orangtua ku yang sedang menggandeng tangan ku erat, saat itu umur ku masih 6 tahun yang sedang senang-senangnya menggambar .Aku mendengar suara pertengkaran dari lantai bawah rumah ku, yang ku tau itu adalah suara kedua orangtua ku yang sedang bertengkar, aku tak mengerti apa yang sedang terjadi, aku terus mendengar pertengkaran itu tapi tak mengerti apa yang mereka ucapkan yang ku tau aku mendengar nada kemarahan dari suara mereka dan sayup-sayup kudengar papa mengucapkan kata 'cerai' saat itu aku tak mengerti arti nya tapi sekarang aku sangat mengerti apa arti kata itu yang jelas itu adalah Kata yang memperjelas bahwa mereka tidak saling mencintai lagi.

pertengkaran itu berakhir dengan papa yang pergi keluar dari rumah dengan menggunakan mobil dan menembus hujan yang terus turun.
Aku hanya menatap kepergian papa melalui jendela kamarku dengan tatapan yang aku sendiri tidak mengerti.

Setelah pertengkaran itu papa memang kembali tapi dia tidak seperti dulu lagi, tidak ada lagi pelukan hangat tidak ada lagi senyuman kasih sayang, papa memang jarang sekali bermain dengan ku tapi setidak nya dia menunjukkan kasih sayang nya tapi sekarang tidak, sekarang yang ada hanya percakapan biasa, senyuman lelah,tak ada yang berarti.
Begitu pun mama, aku seperti tak mengenal nya, mama memang jarang dirumah seperti papa, tapi setidaknya dia selalu ada saat aku membutuhkan nya, disamping itu hampir setiap hari aku mendengar pertengkaran yang membawa-bawa kata 'cerai' .Semua berubah setelah hari itu, aku tak mengerti apa sebabnya, mereka seperti melupakan ku, mungkin saat itu aku masih terlalu kecil untuk dapat mengerti.

Flashback off

Tapi sekarang aku sudah sangat mengerti akan keadaan ini,aku rasa ini lah batas kemampuan mereka mempertahankan yang sebenarnya tidak bisa dipertahankan karena pada akhirnya hanya akan berujung pada perceraian. Karena hidup ini hanya ada dua pilihan, yaitu lepaskan atau pertahanan tapi bila mempertahankan begitu sakit kenapa harus dilakukan?

Jika kalian bertanya apa yang kurasakan maka jawabanku "aku sangat menderita karena rasa sepi ini."aku menjadi orang yang tidak suka akan keramaian, merasa bahwa mereka tidak ada, aku mejadi kebal akan rasa sakit, terlalu lama menutup diri membuat ku menjadi orang yang terbiasa tanpa perhatian dari orang lain.

.....

ALONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang