CHAPTER 1

230 14 0
                                    

Tidak ada yang beda dengan hari dan hari lainnya.aku masih saja disibukkan dengan tumpukan laporan keuangan yang harus segera aku selesaikan sebelum Team-jangnim kembali meneriaki. Ah.. laporan akhir bulan memang sedikit menyebalkan.

Sedari tadi aku dapat merasa getaran handphone ku yang ku letakkan didalam laci meja kerja. Tanpa perlu ku lihat, aku tau siapa yang mengirimkannya. Itu pasti dari chat Line grup. untuk saat ini aku benar-benar tidak ada waktu untuk membalas chat mereka. Maaf teman-teman, tapi Kim Team-jangnim terus mengawasiku. Aku harus segera mengelesaikan semuanya dan segera keluar dari ruang kerja ku. Aku benar-benar sudah merasa sesak nafas di ruangan ini.

Aku segera membereskan semua berkas kerja ku saat jam pulang kerja tiba. "Selamat tinggal angka-angka yang memusingkan. Sampai jumpa besok pagi. Dan setelah besok pagi, ku pastikan kita tidak akan berjumpa lagi". Ucap ku sebelum meninggalkan meja kerja.

Ada lebih dari 150 chat yang belum ku baca. Membuatku penasaran dengan apa yang mereka bicarakan saat aku sedang "berkencan" mesra dengan laporan bulanan. Ku scroll perlahan layar handphone ku, membaca satu persatu pesan yang dikirimkan mereka.

Mereka masih membahas soal acara amal yang akan di adakan bulan depan. Aku ingin sekali terlibat secara langsung acara amal ini. Selama ini aku hanya berada dibelakang layar karna kesibukkan yang menyitaku. Ku hela nafas berat dan menyandarkan kepalaku yang terasa sangat berat di tembok kamar.

Getaran handphone di tanganku menyadarkanku dari lamunan. Nama Soobin terpajang di sana.

"Wae Kongie?" Iya.. aku memanggil Soobin dengan sebutan Kongie. Itu karna nama Soobin di akhiri kata Bin yang terdengar seperti bahasa inggris kacang, Bean.

"Kau harus datang kali ini!" Soobin terus bersemangat memintaku ikut datang ke Seoul dan ikut acara amal di daerah Busan. "Apa kau tidak ingin terlibat secara langsung ? Selama ini kau hanya menjadi donatur. Ayolah kali ini saja."

"Akan aku usahakan" jawabku singkat.

"Arraseo.. tapi sebisa mungkin kau ikut bersama kami. Kali ini acra nya d Busan. Setelah selesai acara kita bisa bersantai di pinggir pantai"

Mendengar kata Pantai membuatku membayangkan kaki ku mengijak pasir lembut dengan pandangan laut yang tak berujung. Pasti menyenangkan.

"Aku sangat ingin ikut. Tapi melakukan perjalanan sehari dari Jeju ke Seoul dan lanjut ke Busan kembali lagi benar-benar melelahkan ku."

"Apa kau tidak bisa mengajukan cuti ?"

Ah ! Aku baru ingat kalau jatah cutiku belum pernah aku pakai. "Akan aku usahakan. Aku janji" ujung bibir ku tertarik begitu saja ketika menyadari itu. Akan ku gunakan jatah liburan ku untuk ikut kegiatan amal ini dan sedikit berlibur.

***

Ku tarik koper ku menuju pintu kedatangan. Yang ku lihat pertama tentu saja lambaian tangan penuh semangat dari Soobin. Segera ku berjalan menuju tempatnya berdiri. Pelukan hangat dari Soobin menyambutku. Sudah cukup lama kami tidak bertemu. Lebih tepat nya setelah aku bekerja d Jeju sekitar tujuh bulan lalu, aku belum pernah sekalipun kembali ke Seoul.

"Yoohee-ah~ aku sangat merindukan mu" Soobin merengek seperti anak kecil di pelukanku.

Segera aku lepaskan pelukan nya karna lama-lama aku merasa geli sendiri dengan tingkah Soobin.

"Apa kau hanya sendiri ? Eunjung dan Minah mana ?"

Soobin hanya menjawab pertanyaan ku dengan senyuman. Aku tau dia pasti menyembunyikan sesuatu kali ini.

"Yak ! Ada apa ?"

Seketika Soobin meraih tangan ku dan menarik ku secara paksa. "Kita ke cari tempat yang enak buat ngobrol yah. Jangan di sini"

HEY ... LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang