CHAPTER 2

119 9 4
                                    



aku melihat sekitar dan melihat Soobin tengah membantu seorang anak di meja makan. "Soobin-ah". Panggil ku pelan, namun Soobin masih bisa mendengar nya.

Dengan segera Soobin datang menghampiriku. "waeyo ?"

"pegang kameraku" aku menyerahkan kamera yang sedari tadi aku kalungkan dileherku.

aku mengambil bayi dan membawanya kedalam gendongan ku. Aku menyandarkan kepala nya di bahuku. Dan aku mengusap punggungnya hangat. Tidak lama tangisan bayi itu berhenti.

"yaaahh~~ Yoohee-yah.. kau memang ahli soal anak kecil. Pantas saja eomma mu segera menginginkan menantu"

Aku membulatkan mata ku menatap Soobin yang terkekeh dengan ucapannya sendiri. Kalau saja hanya ada kami berdua saat ini ditempat ini. Sudah ku habisi dia.

Suara jepretan kamera mengalihkan perhatikan ku terhadap bayi yang kini berada di pelukkanku. Ku lihat Soobin terkekeh sendiri dengan hasil potonya barusan. Aku yakin saat ini dia sedang berpikir yang macam-macam. Akan ku biarkan kali ini.

"apa aku boleh membawanya keluar ?"

"tentu saja."

Setelah mendapatkan ijin dari penjaga panti, aku membawa bayi itu keluar berjalan-jalan di halaman panti. Angin yang bertiup dari pepohonan membuat bayi ini semakin nyaman di gendongan ku. Tak lama bayi ini kembali tertidur dengan tenang.

Aku duduk di kursi dekat tangga depan menuju pintu utama panti. Tempat yang nyaman untuk bayi ini tidur. Aku menatap wajahnya, benar-benar seperti malaikat. Wajah itu sanggup membuatku merasa nyaman dan hangat.

Tanpa aku sadari aku ikut terbawa dengan suasana nyaman yang ada disini. Aku ikut memejamkan mata, dan aku semakin bisa merasakan hebusan angin yang menyegarkan di musim panas.

"Yoohee-yah"

Aku membuka mata ku ketika ku rasa kan seseorang memanggil nama ku. Ku lihat Soobin tengah berjalan ke arahku.

"wae ?" sekali lagi ku melirik bayi yang ada dalam gendongan ku untuk memastikan dia terbangun.

"sudah waktu nya makan"

Aku menidurkan bayi yang sedari tadi bersama ku di box bayi yang berada di kamar tidur anak-anak. Sejujurnya aku masih ingin bersama nya, memandang wajah yang menenangkan. Tapi aku yakin tidur nya akan lebih nyaman jika di kasur dari pada terus dalam gendongan ku.

Selesai makan bersama yang lain, kami kembali bermain bersama anak-anak. Dan tentu Minsoo kembali menempel kepadaku. Aku duduk menyandar ke tembok, dan Minsoo menyandar kepada ku. Rambutnya yang halus terus saja ku elus lembut. Dia sangat manja bersamaku.

"Noona.."

"wae ?" aku kembali mengelus kepala nya.

"apa kau bisa membacakan buku cerita untuk ku ?"

Aku mengangguk mengiyakan permintaan nya. Segera dia bangkit dan berlari ke arah rak buku yang ada disisi kanan. Minsoo kembali kepada ku dengan sebuah buku cerita di tangan nya. Aku membaca judul buku yang di bawa nya. ShimCheong, The Blindman's Daughter.

"Di akhir era Hongpung dari Sung, di Tohwadong, Hwangju, tinggallah orang buta bernama Shim Hakkyu." aku memulai cerita ku. Minsoo terlihat fokus mendengar setiap cerita yang ku baca kan.

Perlahan satu persatu anak ikut bergabung bersama Minsoo untuk mendengar dongeng ku. Mereka mendengarkan ku dengan serius.Setiap muncul dialog, aku selalu merubah suara ku. Dengan begitu anak-anak semakin tertarik untuk mendengarkan.

HEY ... LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang