titik balik

6 0 0
                                    

sofi pernah bilang aku lebih dari sahabatnya,aku tetap bingung dan selalu bingung tentangnya,aku selalu merasa tidak memberikan perhatian spesial padanya sama sekali,sungguh biasa saja,apalagi aku punya tania.Tapi sofi entah mengapa dia setia,pada awalnya mungkin lebih seperti kaka bagiku.Entahlah,terkadang dia merajuk jika mengetahui tania dan aku pulang diatas jam 12 malam,lucunya ketika dia sudah puas ngomel dia minta maaf kepadaku dengan sendirinya.lucu bukan?,ada ada saja.siapa yang tau rasa itu telah tumbuh dan melumpuhkan ku.Siapa sangka?.hari itu tiba-tiba datang.
ayah'tom,ayah mau pergi kencan,boleh kan?'
boleh,lah aku udah nunggu momen ini dari aku sd hahaha'
ayah'tapi ayah gak percaya diri,umur ayah kan 38 tahun,pasangan ayah 25 tahun'
'tenang pa,cinta gak memandang usia'
wanita'permisi?'
ayah'oh,sudah datang,masuk masuk,ku kenalkan pada anakku'
'pa kok disamper sih?payah ah'
tepat diujung kata yang baru saja kuucapkan.
sofi'hai'
sofi berdiri didepan pintu rumah,aku tidak tau mengapa tubuhku merespon seperti itu,tubuhku rasanya kaku,kakiku tak mampu bergerak,lidahku pahit rasanya.aku tarik nafas dalam-dalam.tersenyum.
'hai'
tapi sofi tidak membalas dengan senyum dia menunduk,kemudian mengangkat wajahnya yang sedih.
ayah'sofi kenalkan,ini tom'
kuangkat tanganku.sofi menyambutnya kucium tangannya dengan bibir.ku tatap matanya lurus-lurus.dia tak membalas tatapan ku.
'oooh,aku ingat pa wanita cantik ini,yang pernah papa tanya ke aku kan?cieeee,selamat yak pa'
sofi'tom...jan'ku dengar sayup sayup suaranya.
'yak?,ada apa calon ibuku?'
ayah'sudahlah tom,kamu membuat papa semakin malu saja'
'hati-hati ya pa'
ku balikkan tubuhku,dan takkan pernah aku balikkan lagi.ternyata itu maksud sofi lebih dari sahabat,aku adalah calon anaknya.tapi kenapa?oh,mungkin yang dia maksud cinta pertama adalah ayahku.aku hanya perjalanan baginya.ya,benar,tidak salah lagi.itulah kenapa aku tidak suka takdirku.takkan pernah kubalikkan lagi wajahku.takkan pernah.
Pernikahan : ayah dan sofi akhirnya menikah.aku ikut bahagia untuk ayahku.hari demi hari kulalui dengan tidak menghiraukan sofi membuatnya sebagai orang asing yang tidak pernah ku kenal.setidaknya aku tetap bersikap baik.tapi perasaan ku padanya tak pernah berubah,setiap kali kulihat wajahnya,setiap pagi perasaan itu muncul kembali.terkadang aku memperhatikan kesibukkannya dalam diam.aku selalu berfikir tak pernah kubayangkan dia bisa mengurus kami berdua dengan rapihnya.yang paling berbahaya adalah dia semakin cantik dari hari ke hari.perasaan bersalah pada ayahku semakin menumpuk dan perasaan membenci takdir itu semakin menggunung,'bukan jodoh lo!'kata-kata itu selalu menamparku.
sudah enam bulan sejak hari pertama kami bertemu.aku lulus dari bangku SMA dan lolos dalam perguruan tinggi swasta yang kuinginkan.ayahku sangat bangga begitu juga dia,ya sofi.pagi di hari senin yang sibuk seperti biasa,sudah dua minggu sejak libur ujian nasional dimulai.pagi itu aku bangun dengan perasaan yang aneh tubuhku terasa remuk,padahal malam tadi aku merasa baik-baik saja,kulihat dari jendela kamar,mobil ayah berangkat.
'kuharap sofi pergi juga,aku lapar'aku turun menuruni tangga,ternyata sofi tidak pergi kemana-mana.
Sofi'hei,pagi'
'pagi'
Aku melewatinya dan menuju kulkas mencari susu,susu mochachino kesukaanku,tak pernah kulewatkan susu itu setiap pagi.
Sofi'bagaimana kalau dengan sarapan?aku sudah buat nasi goreng'
Takku sadari dia sudah ada didepanku.aaah,kepala sungguh pusing.
'...'
'tom,kau pucat,kau baik-baik saja?'
'ya'
Tangannya mendekat ke arah keningku,segera ku tahan tangannya.
'aku hanya sedikit pusing'
Kutinggalkan dia berdiri di sana bersama gelas kosong dari susu yang telah kuhabiskan.kujejaki tangga,semakin ke atas semakin berat tubuhku.hingga akhirnya aku terpeleset dari tangga,dan berikutnya yang kudengar hanyalah suara tubuhku berguling ditangga dan disusul teriakan sofi,
semua gelap...
sekali lagi,siapa sangka aku jatuh sakit.tifus dan pembengkakkan hati sekaligus dalam satu waktu.seketika tubuhku mendadak kurus dan dirawat dirumah sakit.bahkan ayah ku sampai membatalkan honeymoon dengan sofi.
'pa berangkat aja ada bram sama tony kok,ada tania juga'
tony'iya,om sebagai sahabat tom kita pasti jagain siang malam om'
ayah'yak,gak bisa lah tom.sudah jangan mikir yang macam macam,ibumu juga gak masalah'
sofi'iya,tom.gak masalah,asal kamu sembuh,oke?'
entah yang sofi katakan pernyataan atau pertanyaan aku tidak peduli.sudah dua minggu aku di rawat,tidak membaik baik juga.malam ini sudah hari ke-18 aku di rumah sakit rasanya keadaan ku malah semakin melemah.dan aku tertidur.
Aku terbangun tidak tahu jam berapa sekarang ataupun ini siang atau malam.yang pertama kusadari adalah tania tertidur di sofa dan bram bersandar di kursi sambil tertidur,lalu muncul sofi dari pintu dengan wajah yang lelah.
Sofi'tom?'
'ya'
Sofi'kamu sudah sadar?'
'aku hanya tertidur'
Kemudian sofi jatuh terduduk.
Sofi'syukurlah,kau benar-benar sadar'
'hah?'
Sofi'beristirahatlah'
'ya'
Kemudian aku tertidur.
Aku terbangun dari tidur ku pada siang hari,namun belum ada seorang pun yang muncul.ku coba meraih handphone diatas meja dn kulihat jadwal jaga pada kalender.hari ini jadwal jaga tania dan bram dan sofi.
kok bisa?
harusnya itu tania selalu jaga sama bram berdua saja,tapi selalu aja ada sofi di semua shift jaga entah kenapa.jadi yah,mau diapakan lagi.di luar hujan deras sekali,nampaknya mereka tidak bisa kemari.tetapi tiba-tiba muncul.
sofi'tania dan bram,gak bisa kesini'
'iya,gak apa-apa hujannya deras banget' hujan diluar sangat deras mana mungkin aku tega maksa tania ataupun bram,walaupun aku merindukan mereka.rasanya lama sekali aku tidk bicara dengan mereka.
sofi'ini tania mau ngomong'sofi menyodorkan telfonnya padaku,
DEG,
baru aku sadar,tangan sofi dingin,wajahnya pucat dan tubuhnya basah kuyup.
hah?
dia menembus hujan?,buat apa?buat gue?oooh,ya gua anaknya.gak boleh tom gak boleh.
'halo,tan iya sayang,gak apa-apa,oke.jangan maksain.see you'ku percepat telfon ku dengan tania.maafkan aku tan.
'kamu,bawa baju ganti?'
sofi'bawa kok'
kulemparkan handuk dari dalam laci meja di dekatku ke kepala sofi.
'dikeringin dulu rambutnya,cepet! nanti masuk angin.'
sofi'hah'
matanya berkaca-kaca.kubiarkan dia mengganti bajunya.tapi sofi malah membuka bajunya di kamar bukan dikamar mandi.cepat-cepat kubalikkan wajahku.
sof,lu gak tau apa? lu bisa gua terkam.
'kamu gak apa apa kan?' tanyaku untuk mengalihkan pikiranku.
sofi'heh,perduli juga kamu'
jangan nengok tom.
'udah selesai?'
sofi'he-eh'
kubalikkan wajahku,dia sedang mengeringkan rambutnya.cantik.sejak aku sakit aku jarang memperhatikannya sedetil ini.tubuhnya lebih kurus dari dulu pertama kali kami bicara.
'kamu gak apa apa kan?'
'sofi?'
sofi'please,stop tanya keadaan aku'
tepat setelah mengeringkan rambutnya.wajahnya melihat ku lekat lekat.
deg deg deg.gawat.
sial,sebesar itukah rasa cintaku padanya?sebesar itukah?sesuka itukah?
sofi'kamu tuh menyebalkan'
'loh?'
sofi'emangnya kamu baik baik aja?,kamu tau semalem kamu kenapa? '
kebingunganku tidak digubrisnya.
'huh?semalem ada apa?'
Sofi'apa kamu tau 6 hari ini kamu kenapa? Dan kamu tau kamu dimana sekarang?'
Enam hari?ada apa dengan 6 hari?lah,gua emg dimana?
'ok,wait kemarin gua kenapa?pelan-pelan'
sofi'kamu kena serangan semalem,kamu hampir mati tau gak,kamu tau?,gak!'
'apa?'
Mati?gua yang handsome baik hati disayang sama tuhan,MATI???
sofi'ini bukan lelucon tom!'sofi membentakku.
'sofi...tenang'
sofi'tenang?,kamu gak tau bagian terironisnya,aku cuma bisa liat kamu sekarat hampir mati dan aku gak bisa berbuat apapun'
'sofi...'
sofi'bisa kamu tenang?'
'bisa kok,bisa'
sofi'bisa?oh,ya,kamu gak pernah ada diposisi aku'
sofi'melihat orang yang sangat kamu cintai sekarat di depan mata kamu'
'sofi...'
sofi'kamu diem!'
'sofi,denger ya aku gak ngerti kamu ngomong apa.pelan-pelan,sof.dimana aku?'
sofi'kamu sekarang ada di ruang icu'
'icu?!'
Sofi'hampir seminggu kamu kritis'
'kritis?!'
Sofi'semalem kamu kena serangan dan jantung kamu berhenti'
'apa?!,aku mati???!'
Sofi'belum,dokter berhasil menyelamatkan kamu'
'tapi aku ngerasa baik-baik aja'
Sofi'aku gak'
'hahaha'
sofi'apa yang lucu?'
'semuanya'
Sofi'ini bukan hal sepele,kamu ngerti gak sih?'
'iya aku ngerti'
Sofi'terus apa yang lucu?ini bukan lelucon.'
'yang lucu itu kita'
Sofi'...'
'kita punya pembicaraan lebih dari dua kata,tapi tentang...'
Sofi'kamu pikir itu lucu?'
'eeem,makasih yah sof,udh repot ngurusin aku'
Sofi'yah'
Malam itu kami berbicara cukup banyak dan tertidur.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 22, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sebatas PintuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang