Rinduku di Keheningan Sabtu Malam

169 8 0
                                    

Mentari senja kabur menanggalkan keceriannya

Masih terus air mata menyelimuti wajah cerah indah nya

Padahal bintang-bintang ingin muncul di kesunyian malam nya

Tapi kau terus menghalangi dengan tangisan sia-sia

Kau wanita baik kau wanita ramah, namun kau juga wanita cuek dan wanita jutek. Aku tidak tahu penilaian apa yang pas untuk menggambarkan watak kehidupan mu. Kau selalu tersenyum, dan tertawa saat kau sedang berkumpul di istirahat sekolah dengan teman-teman mu. Entah Dina sahabat lama mu ataupun dengan teman-teman baru mu, entah itu dengan perempuan ataupun dengan lelaki sekalipun. Namun, dengan aku? Tidak sama sekali, jangankan kau tersenyum, menoleh dan memperhatikan aku saat berpapasan saja tidak. Pernah kau tersenyum kepada ku saat jam pelajaran sudah selesai dan itu pun hanya sekali dari beratus-ratus pertemuan kita.

Sebenarnya saat kau tersenyum kau begitu manis dan indah bila di pandang. Apa kau memang seperti bunga mawar yang indah bila dipandang dan berbahaya bila di gengam dan akan busuk bila disimpan lama-lama dalam pelukan.

Hujan deras mengguyur suasana malam hari yang sejak sore tadi langit mengeluarkan tangisan sia-sia nya. Buat apa menangis hingga begitu lamanya? kau harus mengerti bintang tidak akan muncul bila kau terus bersedih dalam keheningan malam. Hanya akan menyusahkan yang di sekitarmu saja.

Melihat di balik jendela kamar ini, langit masih belum sadar dengan kesedihannya itu. aku jadi mulai geram dengan sikap cengeng yang ditunjukan langit indah di atas sana. Mulai ku buka laptop dengan keadaan suasana hati yang campur aduk karna harapan bermalam minggu dengan teman harus tertahan dengan hujan deras yang mengguyur kota ini.

Jujur aku lebih suka melihat foto profil facebook mu, ava twitter mu ketimbang pesan-pesan sms mu yang harus membuat tubuh ini menarik nafas dalam-dalam. Wajah ini tersenyum saat melihat foto-foto mu yang sengaja kusimpan di handphone ini dan mulai merah dan flat jika melihat screen'an pesan-pesan mu.

"Aaaaghhhh... kau kenapa sihhhh" sikap amarah ku mulai keluar. Gelas yang berisi kopi hangat kini harus tumpah, dan pecahan-pecahan beling dimana-mana. Padahal aku adalah orang yang tidak suka marah, aku lebih suka sabar dengan ke kelelahan hati ini. Namun, aku bukan lah seorang Nabi atau Malaikat, aku adalah seorang manusia biasa yang kesabarannya terbatas. Gubernur DKI saja bisa marah saat semua permasalahan di tujukan ke dirinya, apalagi aku yang hanya seorang lelaki remaja pendiam yang berharap bisa bersandar di bangku taman dan melihat bintang-bintang tersenyum dilangit bersamamu. Ya bersamamu Andien, bersamamu.

BERSAMAMU....

Aku ulang biar kau bisa membaca nya dengan jelas.

Mungkin segala sesuatu yang aku inginkan tak dapat semuanya dapat dipenuhi. Namun, aku rela mengorbankan semua keinginan ku di hidup ini sirna dan menukarkan nya dengan balasan cinta dari mu, Andien. Nafas ku adalah kehidupan mu, gerak ku adalah aktifitas mu, dan cinta ku adalah keheningan malam mu. Mungkin semua itu hanya akan menjadi khayalan pagi hari ku saja, tak mungkin kau akan datang dan menjawab "ya aku mau jadi pendamping kesunyian hatimu, ke heningan malam mu, dan menemani sisa hidup mu". Tak akan.

Tapi, tuhan telah mengatur semua nya sejak kita belum lahir dan aku percaya akan semua keputusan Tuhan, cintaku adalah cintamu, kasihku semoga bisa menjadi kehidupan kita nanti.. Dan aku akan selalu menunggu sampai keheningan malam berakhir dan air hujan menghapus ingatan wajah mu di hatiku

Dam aku berharap..

SEMOGA TIDAK MENJADI TANGISAN CINTA HISTORY BELAKA.

Pupus Lepas TerabaikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang