Prologue

251 15 9
                                    

Aku menatap hujan dengan sebal. Rencananya aku ingin pergi nonton dengan.. Yah bisa dibilang pacar baruku. Namanya Reza dia tidak terlalu tampan. Hanya, tinggi dan menarik saja. Dia juga bukan tipikal bad boy. Tapi dia memiliki kemampuan untuk memikat hati sih.
Kembali lagi ke hujan, Ini sudah telat 30 menit dari jadwal kita nonton sebenarnya. Mungkin dijalan sedang macet jadi dia molor. Aku menepis semua kemungkinan buruk yang melintas. Aku kembali mengecek ponselku sebentar, well bagus sekali, ada notif get rich 10 menit yang lalu. Dasar pacar goblok.
Aku mendengus membuka tutup hampir semua aplikasi di ponselku. Ya akhirnya Reza menelpon ku. Mungkin dia sudah dekat "Ya aku kedepan" aku tersenyum sambil berdiri "Jangan lupa attack ya sayang, 3 menit lagi mulai, kamu juga udah aku kasih naga. Ya good bye" telpon dimatikan. Ya hebat sekali dasar kakak kelas aneh.
Apa-apaan. Ternyata dia malah memainkan COC, atau dia sudah di jalan tapi berhenti? Dengan terpaksa aku membuka salah satu permainan yang membuatku bingung.
Aku sedang malas untuk melakukan apapun sekarang. Aku tau jika aku menelponnya saat ia tengah 'menyerang' aku akan kena marah. Akhirnya dengan sangat terpaksa aku kembali masuk ke dalam kamar dan menyalakana tv.
"Nggak jadi perginya? Ini udah jam berapa?' tanya Ella, teman se-kosan dengan bingung. Aku hanya menggeleng pasrah sambil terus menatap ponselku. Lalu saat Reza kembali menelponku dengan segera ku siapkan kuping untuk mendengar permintaan maaf nya.
"Kamu kenapa? Kok nggak attack?" tanyanya goblok.
Dengan emosi aku menjawab "Apa si katanya mau nonton?" Reza tidak menjawab, mungkin dia masih dijalan, atau lupa? "Za, katanya kemarin mau jemput apa si lo bercanda mulu. Aku udah siap"
masih tak terdengar tanda kehidupan disana. Bahkan tidak terdengar bising kendaraan atau radio mobil.
"Ha? Kamu yang apa. Katanya tadi pagi nggak jadi, katanya lagi males kemana mana"jawabnya dengan bingung.
Aku teringat sesuatu. Saat pagi tadi, aku menelponnya untuk membatalkan acara nonon kita. Aku mendengar suara tawa dari sebrang dan aku menutup telponnya secara paksa.
Kenapa goblok banget sih. Ella menatapku janggal sekarang, lalu tanpa aba-aba dia memukul kepalaku pelan "Goblok banget si lu Sha" Ella masih menatapku nanar hingga ponsel di tanganku berbunyi lagi. Aku membuka LINE dari Reza dan kutemukan spam sticker ngakak. "Ape lo liat liat? sana,dasar jomblo"kataku yang mungkin tidak di dengarkan Ella. Sekarang dia sudah kembali sibuk dengan game di ponselnya sambil seskali mengucapkan sumpah serapah.
===

"Sha, Kita pacaran aja gimana?" aku mengerjapkan mataku perlahan menatap cowok yang tengah duduk didepanku dengan gelisah. Aku masih bingung, otakku masih tak dapat merespon apa yang ia katakan. Namun hatiku sebenarnya paham. Bahwa dialah yang kutunggu. Akhirnya aku mengangguk pelan dan dia tersenyum perlahan

Aku senang sekarang Ilham adalah kekasihku. Namun ia tak pernah memasang namaku di kolom status LINE atau yang lainnya. Namun tak masalah, aku juga bukan perempuan yang gila perhatian dan kasih sayang.

"Sha. Gak usah bilang siapa-siapa ya kalo kita pacaran? Eh terserah deh. Tapi aku mau bilang Angga. Cuman Angga doang. Kamu kalo cerita ke Ella aja biar nggak banyak yang tau kita pacaran haha"

Najis sip najis iyu

Kasih Tak SampaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang