Bali, tepatnya di kota Denpasar adalah tempat ku berteduh sejak aku mendapatkan beasiswa di Unud (Universitas Udayana).Aku, Naiara Sahill lahir di kota Cirebon. Bukan seorang yang sebatang kara, kedua orang tua ku sudah meniggal karena penyakit tua tapi aku punya banyak saudara, kelima kakak ku laki-laki dan sudah berkeluarga.
Sejak kakak terakhir ku menikah, aku memutuskan untuk bekerja keras membiayai hidup ku sendiri. Dan tibalah Tuhan membantu niat ku, aku hijrah ke Bali berbekal beasiswa ku, hanya diriku dan beasiswa harta yang aku punya saat itu.
Kini aku sudah bekerja di sebuah toserba sebagai Supervisor (SPV) perlu kalian ketahui, sebagai mahasiswi Fresh Graduate bukan hal muda untuk mencari pekerjaan sesuai gelar yang kita miliki. Pada saat itu, aku melamar sesuai yang tertera di media cetak, sebagai Kasir pengawas toko (KPT).
Aku sangat bersyukur mereka menerima lamaran ku dan bersedia memperkerjakan ku. Jangan tanya kenapa aku tak pulang saja ke kampung halaman? Tentu saja jawabannya aku tak mampu membayar tiket pesawat atau sejenisnya. Pembayaran kos yang sering telat dan biaya hidup semakin mahal, si celengan babi hanya mampu membantu saat keperluan tak terduga itu datang. Sakit atau pakaian baru misalnya?
Semua berjalan sempurna pada awalnya, hingga sesuatu merubah dunia ku berubah dalam sekejap. Seperti sihir, lelaki itu datang dengan segala arogansi-nya memerintahkan ku untuk bertekuk lutut padanya, mengaharuskan ku jatuh cinta padanya dan merubah pusat dunia ku semula bekerja untuk makan menjadi berjuang memepertahankan cinta ku padanya.
"Bu...bu..." Tepukan seseorang di bahu membawa ku kembali ke dunia nyata.
"Ya, ada apa?" Pria ber-name tag 'Rulli Hazka' adalah Helper di toserba kami, si penepuk bahu ku.
"Bu Naiara di minta menghadap Store manager." Mendengar Store manager di sebut membuatku gugup, mengingat seharian ini apa aku melakukan kesalahan lagi?
Kurasa tidak ada, kecuali...
Ahh, tidak-tidak.
"Bu Naira mending cepetan kesana, nanti pak bos marah bu!" Aku melihat Rulli pun gugup, pasti saat dia di panggil pun sudah ada yang tidak beres dengan pak bos kami.
"Hmm, ya sudah makasih ya." Ucap ku seraya meninggalkannya.
Di perjalanan menuju lantai 3 tempat staf bekerja, aku meneliti penampilan ku lagi. Rok hitam di bawah lutut dan kemeja putih di balut jas hitam sesuai standard SPV, Hak sepatu 3 Cm, sanggul tertata rapi dan make up yang natural pasti tak akan menyulitkan ku.
Tangan ku gemetar saat mengetuk pintu ruangan yang bertuliskan 'Store Manager'.
"MASUK!"
Aku memejamkan mata saat mendengar ketukan lembut ku di balas bentakan oleh si pemilik ruangan. Dan saat ku buka pintu sialan ini ternyata apa yang ku dapati sama dengan apa yang ku pikirkan tadi.
Dia, Store Manager ku bernama Tirta Satria sedang menatap ku bengis, tangannya terkepal, dan ia sudah berdiri di depan meja nya seolah menantikan ku untuk di mangsanya.
Tuhan, semoga tak terjadi apa-apa pada ku... - Doa ku.
***
HELLO, MAAF PHP-in KALIAN DG BIKIN CERITA BARU LAGI. MUMPUNG IDE-NYA LANCAR, DISINI AKU BUTUH KRITIK, SARAN, SERTA MAKIAN DARI KALIAN.
LANJUT ATAU TIDAKNYA TERGANGUNG KALIAN!
With Love,
The SK
YOU ARE READING
My First Aid
عاطفيةBagi Naiara, Tirta adalah Si Penyembuh. Dia-lah obat dari segala penyakit. Namun, Naiara tak buta Tirta Si Penyembuh adalah Tirta yang sama, Tirta Si Penebar Virus dalam hidupnya. Lalu datanglah Gavrill, Gavrill Si Penolong datang di saat yang tepat...