Prolog

47 1 0
                                    

"Dunia ini tidak adil!" kata Shera ditengah tangisnya.

Gadis berumur 21 tahun itu meringkuk di belakang pintu kamarnya sesekali dia memukul-mukul kepalanya tanpa mempedulikan rasa sakit, baginya sakit itu sudah menjadi teman hidupnya. Dia terbiasa dengan rasa sakit entah sakit fisik ataupun non fisik yang ada di pikirannya sekarang bagaimana caranya agar dia tidak berada di dunia yang menurutnya begitu kejam ini.

"Maafkan aku, mungkin ini caraku agar bisa bahagia, aku akan membuat duniaku sendiri kelak di alam sana" kata Shera sorot matanya kosong tidak ada harapan disana, tidak ada semangat yang terlihat dari sorot matanya hanyalah tatapan lelah dan terluka.

Kemudian gadis itu berdiri dan berjalan menuju meja riasnya lalu membuka salah satu laci dan mengambil sebuah pisau kecil. Dengan tangan yang gemetar dan tetes air mata yang terus membasahi pipinya gadis itu memotong urat nadi ditangannya, perlahan darah mulai bercucuran lalu gadis bertubuh mungil itu jatuh tak sadarkan diri.

Dunia ImpianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang