Tetap disini

2.2K 59 5
                                    

....
Aku terbangun. Membuka mataku dan melihat ruangan yang familiar.
'Aku masih di rumah sakit?
Tidak!!
Aku harus pulang!!
Aku tak mau bertemu dengan hantu disini.
Aku bangun dan turun dari ranjang. Kudapati Yuna yang duduk disofa sambil meminum secangkir kopi panas.
"Minha... Tadi pagi aku menemukanmu tergeletak di bawah kasur. Kau pingsan. Aku khawatir tahu..."
Yuna berdiri mendekatiku.
Tunggu. Bukankah tubuh Yuna....
Aku langsung berlari menuju kulkas yang tadi malam.ku lihat potongan tubuh Yuna.
Kubuka kulkas.
Hah?
Bahkan didalamnya hanya terdapat minuman dan buah. Apa malam itu aku hanya bermimpi?
"Minha? Kau kenapa? Kau tampak aneh..."
Tiba tiba Yuna menghampiriku sambil membawa cokelat panas untukku.
Tunggu! Bukankah perutku semlah berdarah dan luka dikepalaku saat terlempar kursi roda...
Kucek kepalaku dan perutku.
Bahkan perutku tidak ada tusukan maupun goresan sedikitpun.
Apa apaan ini?
"Akh... Mungkin aku memang bermimpi..." -ocehku pelan.
"Hah? Minha? Kau kenapa? Mimpi apa? Apa kau bermimpi tentang hal mengerikan?" -tanya Yuna.
"Ah...bukan apa apa..." -elakku
Aku langsung mengambil gelas berisi cokelat panas dan meminumnya.
Heh!!
Aku baru ingat!
Mungkin karena aku sudah terlalu lama dirumah sakit ini.
Aku jadi menganggap rumah sakit ini seperti hotel(?)
"Yuna! Aku harus pulang sekarang!!"
Aku bergegas untuk pergi.
"Ah...minha..sebaiknya kau..."-yuna.
Akh... Kenapa sih, yuna selalu melarangku untuk pulang?
Kuhiraukan dia yang memanggil namaku dan aku sudah keluar kamarku.
Pintu kamar depan kamarku terbuka. Aku masih ingat. Inikan tempat anak kecil membawa boneka itu?
Karena terbuka terlalu kecil, aku berusaha mengintipnya.
"Kak...kakak?"
Eh?
Aku melihat kebelakang.
Ku lihat anak itu dengan wajah bingung menatapku.
"Ka...kau! Darimana saja kau??"-tanyaku agak kasar.
"Kakak kenapa? Aku barusan menemani temanku yang menjengukku pulang".-jawab anak itu polos.
"Kakak kenapa?"
Ia mendekat .... Mendekat...
Sambil memeluk boneka beruangnya.
"Ka...kau!! Ja...jangan mendekat!!!" -bentakku.
Tetapi anak itu memasang wajah bingungnya dan terus mendekatiku sambil berusaha menyentuhku.
"Jangan mendekat!!! Pergilah!! Enyahlahh!!!" bentakku lalu aku lari dan mnuju lift.
Aku panik.
Aku ketakutan.
Bagaimana jika di lift aku bertemu dengan perawat berambut merah itu lagi...
Tapi disini tidak ada tangga.
Lift pun terbuka
Aku masuk segera. Aku membuang nafas lega karena tidak ada wanita berambut merah itu.
Lift pun terbuka tiba tiba sebelum aku sampai di lantai dasar.
Nampakklah wanita berambut merah itu masuk kedalam lift dengan senyumnya yang manis.
Dia masuk.
"Hai... Aku sudah lama melihatmu disini..." -Ia(wanita berambut merah)itu bersuara.
Cepatlah.... Tinggal satu lantai lagi...
Dia mendekat..
Mendekat....
"Akkh!!! Menyingkirlah!!!"
Seketika lift terbuka, aku mendorong wanita itu hingga ia terjatuh.
Toh, apa peduliku. Aku langsung lari meninggalan nya dan bergegas keluar dari rumah sakit.
Tiba tiba kakak berkursi roda itu ada lagi.
Sialan.
Aku.lari...
Lari..
Dan...
Bughh!!!!
Aku mendengar suara dibelakang.
Kulihat.kakak itu ternyata jatuh dari kursi rodanya.
Kasihan.
Tapi. Toh dia yang melempar kepalaku menggunakan kursi roda. Itu lebih menyakitkan daripada jatuh dari kursi roda.
Cih.
Kubiarkan.
Tapi tiba tiba ku lihat didepan ku ada segerombolan makhluk hitam berwarna merah dan hitam.
Apa ini???
Aku takut...
Akh....
Pragh!!
Entah apalah itu benda keras mengenai kepalaku.
Akupun jatuh pingsan.

.....





Aku membuka mataku
Ruangan yng familiar menyambutku.
'Rumah sakit ini lagi'
Oh shitt
Mengapa ini terjadi.
Aku selalu gagal untuk keluar dari sini.
Saat aku berhasil keluar sebentar saja, aku akan kembali ke sini lagi.
Apa apaan ini?
Kulihat jam di ruangan ini yang menunjukkan pukul 23:44 malam.
Oh. Apa kejadian lalu akan terulang lagi?
Pastinya.
Aku turun dari ranjang. Dan dengan berani aku keluar.
Harusnya aku berteriak. Tapi aku mencoba menahannya.
Yang kulihat didepanku adalah ank kecil dengan rambut pirang yang kusut dan tangan kanan yang hilang. Dia digantung. Matanya keluar.
Aku melewatinya dan berjalan ke lift.
Saat aku masuk.
Baik baik saja.
Bahkan tidak ada hantu.
'Tes'
Apa ini?
Setetes darah mengenaai pipiku dari atas.
Sontak aku langsung melihat ke atas.
Seseorang menempel di atas dengan tubuh yang remuk. Matanya terbelalak. Kepalanya terpisah dari badannya.
Saat lift terbuka. Langsung aku lari sekencang yang kubisa.
Ini aneh. Bukankah ini lantai 4?
Padahal di lift tadi aku yakin sudah menekan tombol D .
Aku mencoba ke lift lagi.menekan tombol D dan keluar.
Tidak!
Ini masih lantai 4!
Bagaimana ini?
Shittt...
Aku lelah sudah...
Tapi aku harus bisa keluar daei sini.
'Grak'
Apa yng kuinjak?
Segera kututup mulutku dengan kedua tanganku.
Aku menginjak kepala.
Aku lari.
Dan tiba tiba ada tubuh manusia yang tergeletak sangat mengerikan. Dengan jantung yang ia genggam.
Aku tetap.berlari meskipun ada banyak manusia hancur'' .
Tapi anehnya. Mereka tak menyerangku.
Padahal kemarin saja ku diserang.
Lama sudah aku berputar putar disini.
Hingga akhirnya.
KYA!!!
Aku melihat sosok mengerikan didepanku.
Wanita dengan baju rumah sakit. Wajahnya penuh luka seperti zombie. Rambut kusut dan kepla sebelah kirinya bolong memperlihatkan otaknya yang hampir keluar. Mulut yang sobek hingga memperlihatkan deretan giginya. Mata kanan yang keluar dan mata kiri yang tidk ada. Bolong. Mengeluarkan darah.
Aku diam di tempat. Aku ketakutan. Meskipun sosok disana diam tak bergerak aku sungguh takut. Ia begitu mengerikan.
Tunggu.
Bukankah itu bingkai?
Jadi?
Yang kulihat didepan ini hanyalah foto?
Aku mencoba mendekat memastikan.
Entah kenapa dirinya semakin terlihat besar ketika aku mendekat.
Gerak geriknya mengikutiku.
Kusentuh.
Licin?

Tidak....
Tidak mungkin....
Tidak mingkin!!!
Ini pasti bukan cermin!!!!!
"KYAAAA!!!!!!!!"

..............

-END

Karena IndigoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang