Kelas sudah sepi. Hanya tinggal 3 orang termasuk aku. Seorang teman perempuan, yang kalau tidak salah namanya Alia, juga berlari keluar sambil mendekatkan handphone nya ke telinga. Tinggal aku dan seorang teman laki-laki yang belum sempat aku berkenalan dengannya.
Kuamati buku kenal dihadapanku. Seperti tradisi, setiap tahun, mahasiswa baru wajib membuat buku kenal yang berisi biodata teman seangkatan. Juga beberapa angkatan di atas. Bukuku terlihat sangat sepi, hanya terisi beberapa biodata. Aku memang kurang berani untuk memulai mengajak berkenalan. Dan anehnya, teman-temanku pun tak mengajakku berkenalan. Apa aku aneh?
"Bukumu terlihat masih kosong." aku menoleh, teman laki-laki itu sudah duduk dibangku sebelahku. "Kau bisa mengisinya dengan biodataku, kita belum kenalan kan? Nanti bisa tukar biodata" lanjut nya sambil tersenyum melihatku.
Aku salah tingkah. Bukan karena senyumnya. Tapi keramahannya. Beberapa hari di kelas ini aku merasa sangat asing. Jarang ada teman yang menyapaku. Dan sekarang dia melakukannya. Oh...thank you so much.Kemudian aku mengisi bukuku dengan biodatanya. Ternyata dia setahun di atasku, seharusnya, tapi selepas SMA, dia berhenti setahun karena gagal di ujian tulis PTN. Dan berhasil di tahun ini.
Dia orang yang sangat ramah. Menanyaiku banyak hal. Aku yang tak pandai mencari topik pembicaraan hanya menjawab sambil sesekali berbalik bertanya dengan pertanyaan yang sama.
Selesai mengisi buku kenal masing-masing, dia terlihat hendak beranjak.
"Eh, makasih ya" ucapku lirih, dia menoleh.
"Sama-sama" jawabnya sambil tersenyum lembut.
"Raytama...aku bisa manggil apa, yang lebih singkat" tanyaku ragu-ragu.
"Ehm" dia nampak berpikir.
"Aku biasa dipanggil Raytama sih, tapi kamu bisa panggil aku Ray, ya...Ray" lanjutnya. Aku mengangguk. Aku tersenyum.
Aku suka namanya.
Ray. Akan kuingat nama itu. Singkat dan unik.***
Sejak perkenalanku dengan Ray, entah kenapa dia seperti magnet. Teman-temanku satu persatu mengajakku berkenalan dan bertukar biodata tanpa aku harus bingung memulai.
Sejak itu pula, dia jadi teman dekatku. Teman pertama. Aku belajar banyak hal darinya. Dan aku tahu, dia cerdas. Dengan kacamata minusnya itu, menambah kesan dingin namun smart untuk penampilannya.
Ray.*akhirnya bisa post cerita pertamaku
Semoga ada yang berkenan membaca :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ray
RomanceMenjadi sahabatmu itu menyenangkan. Namun, seperti nya aku terlena. Aku terlalu nyaman menjadi sahabatmu. Hingga aku tak sadar, ada rasa yang tak seharusnya.