Pearwah POV
Kulihat seseorang yang sedang bermain basket dengan sangat lincah, yah ia adalah 'James' Teman ku. Kami sudah berteman lebih dari 5 tahun, aku berteman dengannya karena kami satu komplek dan satu sekolah. Kami selalu bersama-sama, kami sudah seperti keluarga dia bagaikan seorang kaka bagiku. Dia selalu menjagaku kemanapun aku pergi. Hingga tak terasa perasaan aneh ini muncul ... entah aku bingung dengan perasaan ini namun semakin aku dekat dengan James perasaan ini semakin kuat.Aku tau ini perasaan cinta tapi mana mungkin aku harus jatuh cinta pada temanku sendiri ?
"Pearwah kenapa masih disini, pulanglah ini sudah sore"ucapnya ketika sudah berdiri tepat dihadapanku. Yah dia selalu seperti itu, selalu menyuruhku pulang entah dia yang tidak peka atau pura-pura tidak peka kalo sebenarnya aku menunggunya disini ..
"baiklah aku pulang"lirihku pasrah lalu beranjak dari bangku penonton dan berjalan melewatinya.
"Tak ingin menungguku eoh"candanya. sebenarnya aku kesal dengan nya tapi setidaknya ada perasaan senang meskipun itu hanya sedikit. aku mengrucut bibirku. Kami pun akhirnya pulang dan berjalan bersama di bawah matahari yang hampir tenggelam.
--
Hari-hari kualami seperti biasa namun sialnya hari ini Hujan sedangkan aku tidak membawa payung "Oh Shit" umpatku kesal. aku berdiri di depan sekolah menatap rintikan-rintikan hujan yang mulai menderas.
"apa yang sedang kau lihat?"tanya seseorang tepat di belakangku, aku melihat kebelakang dan ternyata 'James'. Seketika jantungku berdetak lebih cepat begitu cepat hingga aku merasakan sesaknya bernapas.
"ha-hanya menatap hujan dan menunggunya reda"gugupku
"menunggu hujan reda atau menungguku ?"canda nya
"yak tentu saja menunggu hujan reda"elak ku
"mengelak saja"
oh Shit apa dia bisa membaca pikiranku sekarang .
"kebetulan aku bawa payung, ayo pulang"ajaknya sembari membuka payung berwarna kuning. Aku tertawa geli melihat payung yang dia bawa.
"haha payungmu seperti anak Tk saja haha"ucapku di selasela tawaku. dia mengrucutkan bibirnya lucu.
"kalau begitu pulang saja sendiri"marahnya lalu beranjak pergi
"tunggu ..."tahanku reflek memegang tangannya.
dia memandangiku lalu tersenyum padaku . aku pun melepas tangannya lalu ikut tersenyum juga meskipun aku tersenyum kaku.
Kami berjalan berdampingan meskipun berjarak 5 centi, payungnya terasa sempit hingga James memiringkan payungnya kearahku dan membiarkan pundak kanan nya basah. Aku yang melihatnya pun memiringkannya lagi kearah pundak James.
"ini payungmu .. aku tidak ingin kau basah karena ku"ucapku
"kalau begitu mendekatlah"ucapnya lalu merangkulku hingga tidak ada jarak diantara kami, begitu dekat.Hingga aku bisa merasakan kehangatan di rangkulannya, hangat benar-benar hangat. Dinginnya hujan tak terasa lagi dan kini jantungku berdetak dengan cepat hingga aku takut jika dia bisa mendengarnya. Aku menatapnya dan dia juga menatapku hingga pandangan kami pun bertemu, cukup lama hingga aku tersadar dan langsung mengalihkan pandanganku kearah lain dia pun sama seperti itu dan seketika keadaan pun hening .. tidak ada yang membuka suara sepanjang jalan hingga tak terasa sudah sampai di rumahku.
"terima kasih sudah mengantarku"ucapku basa-basi
"yaelah kita ini udah temenan kan kenapa harus minta makasih segala sih"ucapnya .aku pun tersenyum melihatnya