Aku terus memandangi gadis itu dengan tatapan mengejek, namun sepertinya ia tidak menyadarinya. Ia memang tidak pernah menyadarinya. Ia tidak pernah melihatku, mana mungkin juga ia mau melihatku. Aku tidak kelihatan olehnya, dimatanya aku hanya seekor kecoa. Aku benci dia. Bukan, bukan benci. Iri. ya, aku iri padanya. Ia begitu sempurna dimata semua orang. Ia cantik, ia memiliki semuanya. Tuhan terlalu memanjakannya, tanpa mau melihat ku dulu yang begitu haus akan perhatiannya. Hanya satu kekurangannya, ia bodoh. Bodoh disini berarti bodoh yang sebenarnya. Otaknya tak lebih besar dari pada otak udang. Namun sepertinya itu tak masalah baginya. Cukup dengan kecantikannya ia bisa mengontrol laki2 manapun yang ia mau, dan dengan kekayaan nya ia bisa membeli semuanya, ia bisa membeli teman, membeli nilai. Semuanya.
Namun, kembali harus aku tegaskan. Ini ceritaku. Ini tentang aku, dan bukannya tentang dia. Namaku Anabelle. Aku biasa dipanggil Ana. Aku gadis biasa, mukaku biasa saja tidak terlalu jelek dan juga tidak terlalu cantik. Otakku juga biasa2 saja. Tidak sejenius Ribka, teman sekelasku yg IQ-nya hampir diatas rata2. Tapi juga tidak setolol Trina. Oh iya, aku hampir lupa. Nama gadis yg tadi aku jelaskan itu namanya Trina. Tapi aku lebih nyaman memanggil nya SLUT. Memang agak kasar, tapi nama itu sungguh cocok untuknya. Maksudnya, nama SLUT itu sangat mendifinisikan Trina yg sebenarnya. Seharusnya aku mendapatkan penghargaan dan uang yg banyak dari orang tuanya, karena telah memberikan nama yg tepat kepada putri tunggal mereka. Namun aku tidak cukup berani memanggil Trina secara publik dengan panggilan SLUT. Yah karena kalau Trina sampai tahu, iya pasti akan mengadukannya kepada Miss Ruth si guru BK sialan yg hanya mau mendengarkan keluhan kepada siswa2 yg membayar donasi lebih kepada sekolah. -Trina salah satunya. Dan kalau Trina sampau mengadu macam2 tentang aku, aku bisa2 kena skors.
Kebencianku padanya semakin memuncak ketika aku tahu kalau Ben menyukainya! Ben, nama laki2 yang sangat aku sukai. Ia begitu sempurna. Wajahnya tampan, gayanya keren dan ia sangat sexy! Semua gadis menyukainya, ia merupakan salah satu anggota dari geng orang populer disekolah ini. Ia kapten dari tim basket disekolah ini. Aku tak tahu banyak tentang nya. Hanya info2 mendasar yg aku tahu. Ia punya 2 saudara. Kakak perempuannya yang bernama Sandra sedang kuliah di Amerika. Dan adik laki2nya yg masih TK bersekolah ditempat ini jg. Setiap pagi ia datang kesekolah dengan mobil pribadinya yang tak kalah keren dengan dirinya. Keluarga nya sangat kaya. Ia ramah dan tersenyum pada banyak perempuan. Ia jg tidak sombong, makanya ketika aku mengetahui kalau ia menyukai Trina. Aku semakin membenci Trina, karena menurutku SLUT itu sering menebar pesonanya ke orang yg salah! Kenapa harus ke Ben? ia laki2 yg baik. sangat perpaduan yg tidak cocok jika Trina dan Ben berpacaran.
"Anne!!" aku dikaget kan dengan hentakan pada pundaku dan teriakan cempreng dari Jen. Jen sahabatku yg terbaik. Ia yg paling mengerti aku. Ia cantik, sangat pandai melukis dan yang terpenting ia tidak tolol! Kau tahu kan? menjijikan sekali melihat gadis yg begitu cantik dan menawan tetapi tolol seperti orang dungu yg tidak berpendidikan.
"Sedang apa kau dikelas? ayo ikut aku kelapangan, Ben dan teamnya sedang berlatih basket!" ajak Jen, yang bernama panjang Jennifer itu. Tanpa pikir panjang aku langusng memasukan diary ku kedalam tas dan berlari menuju lapangan bersama Jen.
Sesampainya dilapangan aku memutar bola mataku mencari Ben, cowok sexy itu. Nah! itu dia! Ia memakai kaos putih tipis yang menempel di dada dan perutnya yg bidang karena keringat. oh tidak! aku bisa mati bahagia hanya dengan melihat nya seperti itu. tiba2 seorang perempuan menyerahkan botol ninum kepadanya, perempuan itu berdiri membelakangi aku dan Jen. Ben menerima botol tersebut sambil tersenyum. Dan ketika gadis itu balik badan... yap! Trina. siapa lg sih kalau bukan Trina? cih, tadinya kupikir dengan melihat Ben saja dapat mencuci dan merefreshing otakku sebentar saja, namun ternyata dewi fortuna sedang tidak berpihak kepadaku. ia justru menampilkan sosok yg aku hidari didekat Ben! perutku mulas! aku benci momment ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anabelle 's Diary
Teen FictionIni cerita tentang aku. Aku yang berharap agar bisa menjadi seperti seseorang yang aku benci. Aku yang berharap agar memiliki seseorang yang semua gadis ingin memilikinya. Yang bahkan, ia yang ingin aku miliki, tidak menganggap kehadiran ku. Aku...