Mr.Drick terbangun dari tidur nyenyaknya. Melihat jam yang ada di dinding kamarnya, ternyata sudah pukul 9 pagi. Rasa kantuk dan malas yang masih hinggap ia lawan dan mencoba bangkit dari ranjang empuknya.
"Ah.. mengapa sudah pagi saja" gumamnya sambil memakai sandal bulu yang ada dibawah ranjangnya.
Mr.Drick keluar dari kamarnya dengan piyama yang masih berantakan, begitu juga rambutnya. Setiap pagi ia selalu mengecek setiap kamar anak-anak asuhannya. Ini bukan panti asuhan tetapi sebuah apartement yang dijadikan markas atau rumah keduanya para anak-anak asuhannya.
Mr.Drick membuka knop pintu kamar CAP dan Niel. Ia berteriak sehingga membuat kedua anak asuhannya itu terbangun. Ia juga melakukan hal yang sama di kamar Ricky-LJoe dan Chunji-Chang.. Tunggu, Mr.Drick tidak melihat Changjo dikamarnya. Ia hanya mendapati Chunji yang masih terbaring dengan lelapnya.
Sang manager itu teriak dan marah-marah tidak jelas. Semua member diperintahkan berkumpul di ruang santai mereka. Para member hanya diam dan menggaruk-garuk kepala mereka tidak mengerti. Terutama Chunji yang memasang tampang tidak tahu karena teman sekamarnya tidak ada saat ia bangun. Biasanya ketika Chunji membuka matanya, ia pasti mendapati Changjo sedang duduk diranjang atau sedang tiduran santai sambil memainkan game yang ada diponsel Chunji.
"Pinjamkan aku ponsel" teriak sang manager.
"Kemana ponselmu Mr?" tanya LJoe dengan hati-hati.
Mr.Drick alias sang manager hanya memasang wajah sinis kearah Ljoe. Akibat malas melihat sang manager seperti ini, Niel pergi ke kamarnya untuk mengambil ponselnya.
•••
"Apa kau akan tertarik padanya?" tanya si laki-laki berkacamata.
Tampaknya Changjo sedikit tidak senang dengan pertanyaan laki-laki itu. Sedari tadi didalam taxi hingga sampai ketempat tujuan mereka, laki-laki berkacamata selalu menanyakan kabar bahkan aktivitas yang dilakukan member TeenTop sehari-harinya. Terutama bertanya tentang si rambut coklat bermata agak kebiruan yang mempunyai senyum khas.
Changjo hanya diam mematung. Ia tidak peduli dengan pertanyaan laki-laki itu.
"Oke, minumlah sesuatu. Aku ingin kesana dulu" pamit laki-laki itu sambil mengacungkan jempolnya. Lagi-lagi Changjo hanya terdiam dengan wajah datar.
"Mark memang warga asing gila! di pagi hari, mengapa ia memintaku menemani ia bermain judi dan juga bermain wanita? Sungguh tempat ini juga gila! bahkan aku juga gila! mau saja menemaninya." batin Changjo merasa menyesal.
ddrrt..drrttt
Ponsel Changjo berbunyi, tanda ada panggilan masuk. Cepat-cepat Changjo mengangkat telepon itu.
"GILA!" suara hentakan dari seberang sana. Changjo sudah hapal dengan suara ini.
"Kemana kau gila?"
"Bisakah pelan? suaramu sama sekali tidak merdu" pinta Changjo.
"Aku sedang tidak bercanda! cepat katakan kau dimana????" paksa sang manager dari telepon.
Changjo bingung harus berkata apa. Tidak akan mungkin kalau Changjo bilang sekarang ia ada ditempat haram.
"Gym" jawab Changjo singkat.
"Dengan siapa kau pergi?"
"Sendi.." kata-kata Changjo terputus saat melihat wanita yang baru saja duduk disampingnya.
"Sendiri. Oke,Bye" buru-buru Changjo memutuskan panggilan itu. Bahkan Changjo juga mematikan ponselnya.
Wanita itu menatap mata Changjo dalam-dalam. Changjo merasakan seperti baru saja pernah melihatnya.
"Siapa ka.." belum selesai bicara, bibir Changjo sudah ditutup oleh bibir wanita itu.
Awal, Changjo hanya diam menerima ciuman lembut itu. Tetapi wanita itu menjadi nakal oleh ciumannya. Changjo mulai membalas ciuman itu dengan sedikit ganas. Bahkan tangan Changjo mulai menyentuh gumpalan indah di dada wanita itu.
Detik demi detik, permainan nakal mereka makin menjadi. Hingga mereka tidak sadar saat keduanya sudah merasa basah pada bagian intim mereka. Changjo melepas ciuman itu. Melihat wanita yang duduk disampingnya, Changjo merasa tergoda dengan tubuh indahnya.
"Ku rasa aku mengenalmu" Changjo membuka suara.
"Waktu kau bersama seorang temanmu." kata wanita itu.
"Oh sayang, bawa aku kekamar sekarang juga! kau membuat aku butuh kenikmatan surga" batin Changjo.
"Aku ingat, kasir itu" Changjo menebak dengan betul. Wanita itu makin menggoda Changjo dengan tatapannya yang berarah ke adik Changjo. Adik yang selalu Changjo bawa kemanapun ia pergi.
"Creamy, panggil itu" Creamy bangkit dari duduknya seakan ingin berpamitan untuk pergi. Tapi Changjo memasang ekspresi seperti tidak mengizinkan wanita itu pergi.
"Kerja?" tanya Changjo singkat.
"Tentu. Mungkin lain kali bisa bertemu" Creamy mengambil ponsel yang ada didalam tas jinjingnya.
"Nomor ponsel?" tanya Creamy yang sudah pasti Changjo tau maksudnya.
Setelah mendapatkan nomor ponsel Changjo, Creamy berpamitan untuk pergi tetapi dengan nakalnya ia mendekatkan wajahnya keleher Changjo. Changjo hanya diam dengan ekspresi mesum yang disembunyikan. Kissmark. Creamy memberikan kissmark pada Changjo. Setelah puas melihat tanda merah pada bagian leher Changjo, Creamy pergi meninggalkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Brother
Fanfictionfanfiction with TeenTop! Fiksi anggota boyband, yang dimana salah satu member pendiam yang diam-diam juga menyimpan rasa terhadap temannya. Bukan teman lawan jenis melainkan teman berkepunyaan sama (cowok juga maksudnya). [!!] Yaoi