Chapter 3Plakkk...
Papa menamparku dengan keras yang membuatku terhuyung.. aku mendengar jeritan dari pio yang masih menangis.. aku melihat pio yang masih ketakutan memandangku.
"Kamu lihat!! Pio sampai ketakutan seperti itu!! Aku belum pernah melihatmu sesarkas ini!! Bahkan kamu menepis tangan pio saat berusaha meraihmu dan kamu malah membentaknya! Dia menangis dan kamu malah terus melancarkan tindakan gilamu ini!!" ujar papa dengan penuh emosi.
"papa tahu semua barang ini!! Semua barang ini berasal dari si brengsek itu pa!! Sibrengsek yang menghamiliku lalu meninggalkanku pa!!" kataku.
dan kulihat semua yang ada disini dengan wajah kagetnya menatap kearahku, tidak dengan papa dan mama. Tapi pio masih saja menangis dengan mengusapkan punggung tangan mungilnya dipipinya yang sudah basah oleh air mata.
"tapi setidaknya kamu tidak usahsampai melampiaskan amarahmu kepada pio!! Dia masih kecil!! Dia tidak tahu apa apa!!" kata papa masih dengan nada tinggi.
Mataku merebak dan mulai mengeluarkan air mata. Bodoh!! Kenapa aku berbuat segila ini!! Kenapa aku tadi sampai sekasar ini kepada pio!! Malaikatku!!. Bahkan aku sempat menangkis tanganya hanya karena termakan oleh emosiku.
Aku menghampiri pio.
"maaf kan po.." tanganku ditepis oleh papa saat tanganku hendak meraih pio.
Pio tampak tambah ketakutan dan menyembunyikan wajahnya dibahu mama.
"kendalikan emosimu dulu!! Sebelum kamu menyentuh cucuku!!" kata papa dengan nada tinggi lagi.
Aku menghirup napas dalam dalam dan menghembuskanya.
"aku tahu pa!!" kataku datar.
"io.. maafin popa.. popa tadi sudah bentak bentak io.. popa khilaf io.. popa hanya tidak mau io bertemu dengan orang yang asing.. popa khawatir sama io.. io pasti ngerti betapa khawatirnya popa sama io.. io mau maafin popa kan kan kan??" ucapku halus.
Pio pun mulai menampakkan wajahnya yang sedari tadi bersembunyi dibahu neneknya. Aku mengusap air mata pio yang masih menempel dipipinya. Pio hanya mengangguk pelan. Aku membuka tanganku pertanda untuk menggendongnya. Pio tersenyum dan langsung nemplok ditubuhku.
"maafin popa ya sayang!!" kataku kepada pio.
Pio hanya mengangguk "maafin io juga ya popa.. kalna udah maen sama om acing.. io janji gak bakal maen cama om acing agi" katanya. Aku tersenyum dan mengangguk lalu mencium keningnya.
"ma.. maafin aku, karena tadi membentak mama ya.. mama taukan kalau aku masih begitu trauma terhadapnya.." ujarku saat kami berjalan bersama sama masuk kedalam rumah.
Mama mengangguk "iya micky.. mama juga minta maaf karena memasukkan sembarang orang masuk kedalam rumah dan bertemu dengan pio.. mama benar benar tidak tau kalau itu adalah.." kami berdua menatap pio yang tampak kebingungan.
Aku dan mama hanya tertawa saat melihat ekspresi yang pio tunjukan.
"mama juga ngerti betapa traumanya kamu.. itu wajar.. sangat wajar.. mulai sekarang mama tidak akan mengizinkan dia menemui pio lagi" ujar mama membuatku lega.
Aku masih menggendong pio dan mendapati bahwa sekarang pio sudah mulai kelelahan dan terlelap karena ini sudah tengah malam. Benar benar tengah malam karena saat aku melirik jam sudah menunjukan pukul 12 lewat 10.
Aku membaringkan pio diranjang. Dia agak mengerang sedikit. Tapi aku langsung berbaring disampingnya dan memeluknya membuatnya nyaman kembali.
Popa tidak akan membiarkanmu disentuh oleh siapapun nak. Tidak dengan pria brengsek yang membuang kita juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
By Mistake The Series (BOYXBOY) (SlowUpdate)
RomanceHarus follow author terlebih dahulu.. Karena beberapa bagian akan di privat.. Ini adalah versi the series dari "By Mistake" Ini untuk pembaca 18+ karena story ini mengandung : - Boyslove, gay dan semacamnya - Porno aksi - Kata kata makian - Agak li...