Part 4

41 6 0
                                    

"Apa kau hari ini akan bertemu dengan kak Hayi lagi, kak?"

Pertanyaan Su Hyun membuat Bobby yang sedang bersiap-siap di depan cermin, menjadi sedikit malu. Ia sadar jika akhir-akhir ini waktunya lebih banyak diberikannya pada Hayi daripada untuk Su Hyun. Sebenarnya ia sedikit tidak enak dengan adiknya itu karena merasa jarang di rumah, namun keinginan hatinya... seakan dapat menutupi rasa itu.

Benar, kedekatan Bobby dan Hayi terjalin lebih erat sejak mereka bertemu di sekolah saat itu. Saat dimana mereka hanya berdua, untuk waktu yang lumayan lama dan untuk yang pertama kalinya -selagi menunggu Su Hyun selesai dari menjalani ekstra kulikulernya.

"Apa kau ingin ku belikan sesuatu saat keluar nanti?"

Su Hyun memanyunkan bibirnya dan menyandarkan punggungnya pada dinding kamar Bobby, "Tidak bisakah kau mengajaknya ke sini saja? Aku sedang tidak ingin sendiri hari ini. Kau juga tidak mengajakku sama sekali. Apa sekarang kau lebih sayang padanya daripada diriku?"

Bobby tersenyum mendengar itu, dan berjalan ke arah Su Hyun lalu mengusap lembut puncak kepala adiknya itu, "Kau selalu yang pertama di hatiku Su Hyun. Kau tau itu kan?" Su Hyun menatap Bobby sambil menghembuskan nafas panjang lalu mengangguk sedikit malas, "Eih, jangan seperti itu. Kau membuatku jadi lebih tidak enak jika meninggalkanmu."

"Hm, aku mengerti. Cepat pergilah."

"Su Hyun-a..."

"Pergilah kak, aku tidak apa-apa."

"Cium?" Bobby memanyunkan bibirnya ke arah Su Hyun.

"Minta saja sana ke kak Hayi." Su Hyun mendorong bibir Bobby dengan telapak tangannya.

Bobby tertawa renyah, "Dasar kau." Bobby mengacak rambut Su Hyun gemas, "Baiklah, aku berangkat ya. Tunggu aku di rumah. Akan ku bawakan kue ikan nanti."

"Benarkah? 3 bungkus ya!"

"Oke!" Dan Bobby pun meninggalkan Su Hyun di rumah seorang diri...

Tak ada yang bisa dilakukan oleh Su Hyun jika hanya sendiri. Ia terlalu sering, ah tidak, lebih tepatnya selalu atau bisa disebut sudah terbiasa melakukan semua hal yang ingin dilakukannya bersama dengan Bobby. Itu sebabnya ia merasa kesepian dan tidak suka jika Bobby tidak berada di rumah bersamanya.

Kegiatannya saat ini adalah sama. Jika tidak mengerjakan tugas sekolah, maka ia akan bermain dengan sihirnya pada barang-barang kecil di sekelilingnya. Tentu saja dengan mengubah rumahnya itu menjadi pemandangan luar terlebih dahulu. Karena sangat tidak mungkin jika ia berlatih sihir di dalam rumah. Ia bisa saja merusak perabotan rumah bukan, jika tidak berhati-hati?

Ah, tapi pemandangan luar itu tidak bisa dilihat oleh manusia biasa jika tidak masuk ke area rumahnya. Jadi mereka hanya akan melihat bagian eksterior rumahnya saja.

Hingga ia merasakan sesuatu yang mendekat perlahan dari arah belakangnya, dan akhirnya berpijak di padang rumput buatannya. Ia dapat merasakan itu dari kalung yang menyala di lehernya sebagai tanda bahaya...

===== >*< =====

"Apa Su Hyun tidak apa-apa jika ditinggal sendiri lagi? Ini sudah yang ke empat kalinya dalam seminggu kau menemaniku."

Saat ini Hayi dan Bobby sedang berjalan menuju toko buku yang tak jauh dari perumahan tempat Hayi bertempat tinggal. Ia berencana untuk membeli sebuah buku untuk tugas sekolahnya. Dan Bobby yang mengetahui itu, langsung saja menawarkan diri untuk mengantar. Awalnya Hayi menolak, mengingat jarak antara toko buku dan rumahnya tidak begitu jauh. Namun karena Bobby yang terlihat begitu bersi keras dengan keinginannya, Hayi tidak lagi melarangnya.

Try to UnderstandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang