PANGGUNG PERTUNJUKAN

8 0 0
                                    

Semua orang sudah berada di tempatnya masing-masing. Menghadap ke arah panggung kecil yang di buat di lapangan luas. Panggung tinggi yang disangga oleh kayu yang dibuat seadanya.

Ada keriuhan yang terdengar. Mereka tidak sabar agar acara di panggung itu segera berlangsung. Suara mereka tidak begitu jelas mengucapkan apa, begitu baur. Walaupun aku sudah berusaha menajamkan pendengaranku.

Setelah teriakan lantang seseorang dari atas panggung tiba-tiba suara menjadi senyap. Aku bisa merasakan semua orang sedang memusatkan pandangannya ke arah panggung.

"Kita akan memulainya sekarang" ucap suara itu.

Aku yang sedari tadi duduk di belakang panggung, mulai meregangkan badanku. Ya, panggung itu untukku. Aku akan menampilkan pertunjukanku disana.

Aku menunggu dengan tenang, ketika sesorang memegang lenganku. Genggamnya memintaku berdiri tanpa suara. Aku patuh dan mengikuti. Pun ketika dia mulai berjalan bersamaku menapaki jalan menuju ke atas panggung.

"Tangga." ucap orang yang memegangku.

Aku meraba setiap tanjakan itu perlahan hingga dataran terkahir. Terus di bimbing menuju ke tengah panggung.

Amgin berhembus sejuk tapi juga menyampaikan kesunyian. Akulah bintang yang sedang ditunggu. Hanya saja aku tidak bisa melihat ekspresi penontonku. Kepalaku sedang tertutup kain hitam.

"ada kata-kata terakhir?" suara itu adalah suara yang menenangkan penontonku tadi.

PANGGUNG PERTUNJUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang