Yup inilah pedesaan, pada malam hari pemuda pemudi akan mengaji di tpq, aku salah satunya. Mengaji bersama dengan banyak teman, dan semakin menambah ilmu. Habis isya' pasti sudah pulang dari mengaji, tapi karena kebiasaan dari dulu habis ngaji selalu bercengkrama terlebih dahulu, entah apa yang dibicarakan, tapi entah mengapa tak pernah habis yang dibicarakan. Kalau sudah puas barulah pulang ke rumah masing - masing. Aku berjalan menyusuri beberapa rumah hingga akhirnya sampai di rumah.
Di rumah
Di teras ada beberapa orang yang menngangkut kursi ke sana kemari. "Emang mau ada apa ya? Kok Dzah ndak tau?" Batin Hafidzah. "Eh eh eh Mas mau ada apaan sih? Kok kursinya diangkutin semua?" Tanyaku. "Ituloh Dzah mau ada pertemuan, ayoo sini bantu taruh bukumu dulu sana di dalam!" Suruh Mas Suryo. "Okey Mas sip! Apa yang bisa bantu Dzah bantu?". " Dzah ambil sapu!"teriak Mas Suryo. Hafidzah ke belakang mencari sapu sampai akhirnya menemukan sapu tersebut. Tiba di ruang tengah Dzah melihat Mas Suryo sedang makan, "Mas ayooo, nih Dzah sudah bawak sapunya Mas!" Sambil memunjukkan sapu. "Ya udah sana ke depan dulu, mas masih makan " " okey mas sip, cepetan tapi".
Aku berbalik badan, tapi pas berbalik badan aku kaget ternyata ada orang di depanku, untung tidak menbrak , hanya saja aku malu karena semua orang di ruangan itu memperhatinku. Waktu terasa berhenti pada detik itu juga, tak ada yang bisa kulakukan selain hanya bengong sambil pegang sapu. Tetapi ajaibnya orang yang ada di depanku malah memberikan senyuman manisnya. Akupun terpana denga senyumnya, tapi saking malunya aku, tak sempat meminta maaf dan langsung berlari.
Waktu sudah larut malam, tapi aku take bisa memajamkan mataku. Aku masih terbayang dengan kejadian tadi. Aku masih berpikir, bodohnya diriku yang tak sempat mengucapkan kata maaf. Bagaimana cara aku meminta maaf, bahkan namanyapun tak tau. Yang ku ingat hanyalah senyuman manisnya saja. Ah sudah malam sekali kenapa aku belum bisa tidur juga? Sudahlah apa kata besok , kalau besok ketemu ya mungkin aku akan meminta maaf.
.
.
.
.
.
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Biarkan Aku Berharap PadaMu
Teen FictionAwal perkenalan Yang tak disengaja, menjadi akrab karena perkenalan yang tak disengaja. Namun apa jadinya jika Hafidzah jatuh cinta kepada si Hafidz?