chapter 1

10.5K 236 10
                                    

Rasti pov

Aku sedang menikmati makan siang ku di taman dekat rumah Sakit. Aku sengaja makan di sini, karena sudah bosan makan di kantin rumah sakit. Aku adalah seorang dokter anak di salah satu rumah sakit ternama di kota ini. Yah, walaupun baru beberapa bulan aku resmi menjadi dokter setelah sumpah ku. Di umur ku yang ke 30 tahun ini, banyak sekali pertanyaan orang berulangkali mereka tanyakan. Seperti, kapan nikah. Memang itu pertanyaan sepele, tapi dampaknya besar untuk ku. Hhhmm... entahlah biarkan hidup ku ini mengalir bagaikan air sungai. Ini adalah salah satu hiburan untuk sejenak melupakan segala masalah yang terjadi. Melihat anak kecil dan lansia-lansia yang berlalu-lalang di depan ku membuat hati ku terhibur. Entahlah apa yang membuatku bahagia dengan hanya melihat mereka.
Tidak sengaja aku melihat anak kecil yang menangis sedirian.
"Hai, sayang. Kamu kenapa menangis?" tanyaku sambil membelai kepalanya.

"Hiks... Aku jatuh...hiks kaki ku kena batu tante....hiks" katanya memegangi kakinya yang berdarah.

"Sini tante obati kakinya" aku menggangdengnya menuju kursi taman.
Aku mengobati kakinya yang berdarah menggunakan kapas yang kuberi obat merah.
'
"Aduh sakit tante.... Hiks" anak perempuan manis ini mencegah tangan ku agar tidak menempelkan kapas ke lukanya.

"Tahan ya, sayang. Bentar lagi selesai kok." kataku sambil mengusapkan obat merah ke lukanya.

"Makasih tante. Nama tante cantik siapa?"

"Nama tante, Rasti. Kamu siapa?"

"Aku Azka, tante"

"Mama kamu kemana, azka? Kok kamu disini sendirian?"

"Mama udah meninggal, tante. Aku cuman tinggal sama papa. Aku kabur dari rumah"

"Kamu kenapa kabur, sayang?
Papa kamu kenapa emang?"

"Papa kerja, kalo kerja aku selalu dititipin ke tante Fira. Tapi tante Fira itu jahat. Dia suka mukulin aku, tante"

"Loh, kenapa dipukulin, sayang? Kamu kenapa nggak bilang aja ke papa, biar kamu nggak dititipin ke tante fira lagi?"

"Aku nggak berani, tante. Tante Fira ngancem mau bawa pergi papa kalo aku ngadu"

Memang dasar anak kecil, polos. Mau dibohongi kayak gimanapun tetap percaya.

"Yaudah, kamu ikut tante ke rumah sakit tempat tante kerja yuk. Disana banyak mainan"

"Tante dokter?"

"Iya, sayang"

Kasian sekali anak ini. Ibunya meninggal, ayahnya sibuk bekerja, dan malangnya dia disiksa oleh tantenya. Aku mengajaknya ke tempat ku praktek agar dia bisa bermain boneka yang aku sediakan untuk pasien-pasien ku disana. Dan mengganti pakaiannya yang basah dan lusuh. Setelah sampai, segera ku telepon ayahnya. Untung saja orang tuanya mengajarkan untuk menghapalkan nomer ayahnya.

"Halo, bisa bicara dengan pak david?"

"Saya sendiri. Ada apa ya?"

"Pak, tolong datang ke rumah sakit mitra medika di bagian poli anak, untuk menjemput anak bapak, azka."

"Anak saya dirumah Sakit? Tapi dia di rumah calon istri saya."

"Iya, pak."

"Anak saya kenapa? Ibu ini siapa?" dia sedikit panik.

"Anak bapak sehat, hanya saja ada yang ingin saya bicarakan, pak. Saya dokter rasti, dokter spesialis anak di rumah Sakit ini."

"Anak saya kenapa? Dokter jangan membuat saya bingung dan panik. Apa anda ini mau menipu saya? Dia sekarang ada di rumah calon istri saya."

Dokter CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang