thanks god

52 2 2
                                    

Hari cepat berlalu, dan pagi terus memaksa ella untuk berangkat sekolah. tapi pagi ini ella berusaha untuk memperlihatkan senyum manisnya didepan semua orang.

sampai dikelas, ella bingung dengan temannya yang pagi-pagi sudah bergerombol.
"ada apaan sih?" kata ella dengan penasaran.

Karena kepo, ella langsung gabung ke gerombolan itu.
"hey guys, ntar malem lo pake apa? ini kan acara birthday party nya dimas yang ke 17, pasti mewah." kata sheila teman ella yang modis.

"Oh iya, ini kan sweet seventeennya dimas." kata Ella pelan sambil menepuk jidat.

"impossible kalo gue diundang. kalau diundangpun gue nggak akan datang lah." kata dalam hati Ella dengan mengernyitkan dahi

hari mulai petang, dan Ella belum juga mendapatkan undangan ke birthday party nya dimas. "kriiiinggg." suara hp ella membuyarkan lamunannya.

"Ell, ntar lo berangkat bareng ya sama gue. temenin gue, kita kan sama-sama jomblo hehe." kata sindi dalam hp ella. hati ella mulai tergelitik untuk datang ke acara itu.

"Emmmmmm." jawab Ella gugup.
"Amm emm amm emm kenapa sih? lo nggak mau pergi sama gue. oh lo udah punya doi (gebetan)?."
"ihhh doi darimana? gue nggak ikut sin. gue kagak diundang." jawab ella dengan berat hati.

"Nggak diundang gimana, surat undangannya kan udah gue taruh ditas lo, gue tadi dititipin dimas. Dan lo disuruh datang sama dia." kata sindi dengan jelas.

ella langsung mengambil tasnya dan mencari suratnya. setelah ditemukannya surat itu, dia berpikir sejenak untuk menentukan pilihannya antara datang atau tidak.

"halooo ell!!! gimana?" suara sindi menyadarkan lamunan ella.
"ehhh iya iya." jawab Ella dengan spontan.
"ok, ntar gue jemput ya. byeee."
"ehhh." belum selesai Ella menolak, sindi sudah menutup teleponnya.

sebenarnya Ella tak ingin pergi ke acara itu, tapi hatinya terus memaksanya untuk datang. terpaksa Ella menuruti hatinya.

terdengar suara motor sindi dari luar, Ella langsung keluar dengan membawa kado untuk diberikan ke dimas.

"ciye, kado buat sang mantan ya hahaha." ejek sindi
"apaan sih lo, ayolah berangkat."
"sabar dong, semangat banget sih haha."
"terserah deh apa kata lo." kata ella dengan sebal.

Sepuluh menit mereka sampai di rumah dimas. terlihat banyak orang sedang sibuk sendiri. ada yang sedang minum, ada yang sedang cipika cipiki, ada juga yang sedang komat kamit membacakan mantra. hehe maksudnya berbincang-bincang.

"rame banget." kata dalam hati ella. perlahan Ella melangkahkan kakinya ke dalam rumah dimas.

"kita ngucapin dimas dulu yuks ell." ajak sindi sambil menarik tangan ella.
"ehh ehh sin, pelan-pelan dong."
kata ella dengan melepaskan genggaman sindi.

tubuh Ella tiba-tiba gemetaran. jantungnya berdetak tak menentu melihat sosok dimas di depannya. 

"emm..." ketika Ella mau memanggil dimas, tiba-tiba ima mengahampiri dimas mendahuluinya. melihat itu, ella tak dapat menahan rasa cemburunya, dia lari menjauhi dimas.

"ehh ell,lo mau kemana?." tanya sindi yang tau perasaan sahabatnya. ella tidak menghiraukannya, dia terus berlari dengan menutup wajahnya yang sedang bersedih.

tidak sengaja ella menabrak cowok yang ada didepannya.
"eh sorry, gue nggak sengaja." ucap ella dengan melihat wajah cowok yang ia tabrak. ella sangat tercengang dan kaget, dia serasa sedang berimajinasi.

"oh iya santai aja, gue nggak papa. hey lo kenapa?" jawab cowok itu yang menyadarkan lamunan ella.

"lo iwan cowok somai bukan?" "iya gue iwan. bentar deh, somai itu panggilan masa kecil gue sama temen gue. lo ella?" jawab cowok itu.

setelah sekian lamanya, akhirnya mereka dipertemukan ditempat itu. mereka merasa tidak percaya bisa bertemu dan saling bertatap muka kembali seperti enam tahun yang lalu.

"ternyata lo masih seperti dulu, lo lucu dan bisa buat gue nyaman." ucap ella dalam hati. mereka saling bercerita dan bertukar nomor hp.

janji kitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang