Semakin Dekat

161 1 0
                                    

Aku membuka mata dengan malas-malasan. Kulirik jam dinding yang tergeletak di atas meja yang sudah menunjukkan pukul lima pagi. Udara sejuk telah masuk melalui celah-celah jendela kamarku benar-benar telah berhasil membangunkanku. Hoem...,aku menguap. Rasanya masih ingin bermalas-malasan lebih lama. Sebelum selimut tebalku berwarna biru langiy berhasil kembali membungkus seluruh badanku,suara wanita paruh baya melengking nyaring masuk ke kamar ku.
"Sasyaaaaaaaaaaaa... Banguuuuuuunnn! Nanti kamu bisa terlambat..."
Wanita itu tak lain adalah mamahku. Dan seperti hari-hari sebwlumnya,dia akan berteriak membangunkanku seraya menggedor-gedor pintu kamarku. Sungguh mamah sangat bersemangat untuk melakukan itu. Padahal tanpa malekukan cara itu,cepat atau lambat aku akan bangun juga kan!

Aku beranjak malas dari tempat tidurku. Dengan tampang ogah-ogahan,aku membuka pintu kamar dan kudapati mamah tengah berkacak pinggang. Penampilannya sudah rapi. Setelan pakaian kerja dengan blazer hitam yang pas dengan bentuk tubuhnya. Oh see,dia jauh lebih cantik dariku.
Tubuh tinggi semampai bak model. Padahal usianya hampir mencapai setengah abad. Rambut ikal panjang yang selalu terurai membuatnya jauh lebih muda dari usianya. Tubuhnya putih bersih, tampak kalau mamah selalu merawat dirinya dengan baik.
Sungguh aku iri padanya.
"Sasya! Kamu pikir ini jam berapa? Kamu bisa terlambat kalau malas-malasan gini. Udah cepat siap-siap ke sekolah"
"Iya...iya...mamahku yang cantiiiikk" jawabku sambil menutup pintu.

~●~

"Pagi pah,pagi mah."
"Pagi sayang,gimana sekolahmu? Apa ada masalah?" Tanya papah sambil memakan sepotong roti
"Asyik..kok pah. Sejauh ini sih nggak ada masalah,papah tenang aja papah nggak perlu khawatir sama sasya,sasya kan udah bisa jaga diri"
"Heleh...bangun tidur aja masih dibangunin juga" sahut mama
"Ya itu kan bangun pagi mah beda sama jaga diri,udh ah sasya udh kesiangan nih. Sasya berangkat dulu ya pah,mah"
"Iya hati-hati dijalan ya"

~●~

Kelas masih sepi,mungkin penghuninya belum pada dateng. Setalah menaruh tas di bangku aku pun duduk di dekat balkon. Tak lama aku duduk aku mendengar suara dentingan gitar yang berasal dari ruang musik..nadanya terdengan indah dan lembut,membuat aku penasaran ingin melihat siapa yang memainkan gitar sepagi ini. Aku pun berjalan menuju ruang musik,aku pun menangkap sosok yang aku kenal.
"Itu kan Reyhand,ternyata dia jago main gitar ya."


Bila memang ku yang harus mengerti
Mengapa...cintamu tak dapat ku miliki
Salahkah ku bila...
Kau lah yang ada di hatiku..
Kau..yang ada...dihatiku
Adakahku...dihatimu..

"Prok..prok..prokkk" aku memberi tepuk tangan kepadanya. Dia pun menoleh
"Eh..sasya. kamu dari tadi dengerin aku nyanyi ya?"
"Hehehe...iya. suara kamu bagus,kamu hobi nyanyi"
"Mm...sebenenya nggak terlalu sih cuman suka iseng aja"
"Tapi suara kamu keren loh sambil main gitar lagi...dari dulu aku pengen banget bisa main gitar"
"Kamu mau aku ajarin main gitar?" Reyhand menawariku.
"Beneran?"
Reyhand pun mengangguk mantaap.
"Oke kita mulai ya"

~●~
Rasanya nggak pernah terpikir bakal sedeket ini sama kamu. Bisa main gitar bareng& nyanyi bareng.
Kenapa aku jadi merasa nyaman banget ya kalo ada dia? Rasa apa ini?
Uh..tapi nggak mungkin,dia nggak mungkin suka sama aku.

"Hey,kok ngelamun aja? Lagi ngelamunin Reyhand yaaaa...hayoo ...ngakuu" ledek niken mengagetkanku
"Ihhh..apaaan sih. Enggak tau." Jawabku mengelak
"Terus...kalo nggak mikirin Reyhand,mikirin siapa dong? Kok piponya merah sih?"
"Ih..aku tuh lagi ngafalin rumus tauu,kan nanti kita ada ulangan."
"Oh..rumus apa rumus?"
"Ah udh ah..aku mau ke kelas" kataku sambil bejalan menuju kelas.
"Eh..eh..tunggu tadi tuh ada yang nyariin kamu"
"Siapa?"
"REYHAND,weee" jawab Niken sambil menjulurkan lidahnya
"Ihhh..resekk"

Udah dulu ya,capek nih mau bocan..maaf kalo ceritanya kurang menarik.
Don't forget vote'a ya readers

Aku Mengalah Demi KebahagiaanmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang