Chapter 1

1.7K 65 8
                                    

Aku melihat jam tanganku. Pukul setengah lima, ya? Berarti sekitar 30 menit lagi kegiatan klub dimulai. Aku menghela nafas. Ah, sebenarnya aku sangat malas untuk mengikuti kegiatan klub. Ya, hari ini ada kegiatan klub membaca dan misteri. Aku adalah salah satu anggotanya. Klub membaca dan misteri, sesuai dengan namanya klub ini beranggotakan kumpulan anak-anak pecinta buku dan misteri. Seluruh anggota yang terdapat di klub ini sekitar 21 murid. Memang cukup banyak yang masuk ke klub ini karena banyak murid yang memiliki minat pada buku dan misteri. Walaupun aku tidak terlalu tertarik sih, tapi ini satu-satunya klub yang menurutku sangat santai. Tapi aku sama sekali tidak tahu ada acara seperti ini.

"Acara menginap dua hari satu malam" itulah nama kegiatan klub membaca dan misteri. Kegiatan satu ini merupakan kegiatan khusus dan wajib diikuti para anggota. Aneh kan? Ini adalah klub membaca-dan misteri-tapi mengadakan camping. Well, menurut pembinanya, kegiatan ini bertujuan agar kami tidak selalu di dalam rumah dan membaca buku serta membuat kami agar tidak menjadi pendiam. Dengan kata lain, refreshing dari buku. Yah, aku setengah setuju dan setengah lagi tidak setuju. Sudahlah, lupakan semua ucapan negatifku, biar bagaimanapun kegiatan ini akan dilaksanakan.

Aku langsung turun dari kereta begitu mendengar nama "Stasiun Kurogahama". Kutenteng tas dipundak lalu mulai berjalan sedikit cepat. Tak lama, aku sudah sampai di sekolah. Yap, jarak antara stasiun dan sekolahku tidak terlalu jauh. Cukup memakan waktu selama 15 menit dan kau akan sampai di sekolah.

Aku pun masuk ke sekolah-berjalan menuju lapangan. Kuperhatikan ke sekelilingku, hm, sudah banyak orang. Ada pembina klub yang sedang menyiapkan acara dibantu beberapa murid. Ada pula murid yang mondar mandir karena tidak tahu apa yang ingin mereka lakukan sepertiku.

Sekali lagi, kulirik jam tanganku. Ck. Aku mendesah kesal. Masih ada 15 menit lagi. Asal kau tahu,bagiku 15 menit itu termasuk lama.

Aku menggaruk kepalaku. Bagus, sekarang apa yang akan kulakukan?

"Reinaa!!!" Sebuah suara memanggilku. Aku membalikkan badan. Senyum kusunggingkan begitu melihat sosok yang memanggilku itu. Gadis berambut hitam kecokelatan panjang dengan mata hazelnut yang berbinar-binar.

"Yura!" Panggilku balik seraya melambaikan tangan. Lalu, dia sampai didekatku. "Kamu baru datang? Kukira kamu sudah duluan ke sini." Kataku.

"Hehe, iya. Aku kesiangan." Sahutnya, kemudian nyengir lebar. Rambutnya yang sedikit berkeringat terlihat berkilau karena terkena cahaya matahari senja. Beberapa orang menatapnya dengan penuh pesona. Dasar primadona sekolah.

Aku menatap ke arah sekumpulan orang di tengah lapangan. "Nee, Yura, menurutmu apa yang akan kita lakukan?" Tanyaku. "Eh? Hem..." Yura bergeming. Dia menutup matanya. Dia terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu yang serius.

"Mungkin perang bantal, makan marshmallow, ngobrol-ngobrol..."

"Hei, menurutmu ini pesta tidur?" Cibirku memotong perkataan Yura yang tampaknya tidak ada ujungnya jika aku tidak memotongnya. Dia tertawa kecil.

Kami pun berbincang-bincang dan tanpa kami sadari, sekarang sudah pukul lima sore.

***

18.00

"Baiklah, kita akan memulai acara pertama! Sekarang kita akan bermain petak umpat sebagai permulaan. Lokasi yang akan dipakai adalah lapangan dan ruangan yang dekat dengan lapangan. Ingat! Jangan bersembunyi terlalu jauh dari lapangan!" Jelas Haya-sensei, salah seorang guru baru yang menjadi pembimbing kami. Beliau sangatlah terkenal karena, yah, ketampanannya.

"Kita akan menentukan "oni" dengan acak." Kata Akita-sensei.

Aku yang mendengar kata "acak" langsung panik dan takut setengah mati. Dari kecil, aku sangatlah tidak mujur dengan hal ini.

PermainanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang