The Past

4.3K 33 4
                                    

–BROKEN IN BETTER–

(Broken with you and Better with him)

.

.

Warning : Alur yang berantakan, flashback tak menentu, diksi yang membosankan, minim dialog, hanya baca, nikmati dan jangan berpikir

.

.

–Broken In Jakarta–

.

.

Alexandria Astar Prasaputri –hanya tidak mengerti, bagaimana bisa setelah apa yang dia lakukan kepada laki-laki itu, seluruh pengorbanan yang ia berikan terhadap laki-laki itu, menunggunya sampai bertahun-tahun dalam kesendirian penantian yang tak berujung tetapi tetap saja ia ditinggalkan, ditinggalkan seorang diri lengkap dengan kepatah hatian stadium akut, keterpurukan dan ketergantungan yang dalam.

Baru kemarin rasanya gadis blasteran Prancis-Indonesia ini bertemu untuk pertama kalinya dengan laki-laki itu, masih melekat jelas bagaimana gerak geriknya, langkah kakinya, sentuhan lembutnya, hembusan napasnya dan perlakuan intimnya setiap ia bertemu dengan laki-laki itu. Yah bisa kita katakan semua kisah menyedihkan ini berawal dari sebuah ketololan di sebuah pusat perbelanjaan yang cukup jauh dari rumahnya.

Alexandria atau umumnya dikenal dengan nama Lexa sengaja bersusah payah berjalan untuk menggapai salah satu Supermarket di pelosok kompleks hanya untuk membeli suatu barang yang berisikan nikotin dan menyebabkan kecanduan pada penggunanya, ya itu adalah sebuah rokok. Tapi jangan berpikir Lexa rela membuang waktu hanya untuk menghisap barang bodoh itu, tidak akan pernah seujungpun! Ini rela ia lakukan hanya untuk menyelesaikan tugas kimianya sebagai seorang siswi tingkat awal di sebuah sekolah SMA ternama di kotanya.

Cerita ini dimulai dari ia yang kebingungan di depan sebuah rak berwarna hijau yang diisi dengan kotak-kotak kecil bungkus rokok lengkap dengan isinya. Saat itu ia sudah benar-benar canggung di bawah hujaman tajam pengunjung lainnya, setiap pelanggang yang melewatinya selalu menoleh kearahnya baik itu tidak sengaja maupun sengaja karena penasaran akan eksistensinya di tempat yang salah itu.

Ditambah lagi semua semakin terasa sulit ketika Lexa sama sekali tidak mengerti bungkus yang mana yang harus ia pilih, semuanya terasa sangat merepotkan dan salah, karena memang di kompleksnya, di daerah Perumahan Boedi Utomo Sansekerta Jakarta sedang mengadakan kebijakan baru dari pemerintah setempat yaitu mengharamkan barang nikotin tersebut dikonsumsi oleh kaum hawa berusia di bawah 25 tahun sedangkan ia jelas-jelas umurnya masih 15 tahun.

Tapi perasaan resahnya itu hanya sebentar saja, semua lenyap melayang terhempas oleh udara seketika dengan cepatnya ketika Lexa merasakan tepukan pelan pada bahu mungil dan ringkihnya, saat menolehkan kepalanya ke samping, Lexa tidak mengerti ketika mendapati seluruh darah di dalam tubuhnya langsung membeku saat matanya menangkap sosok laki-laki dengan sebuah senyum ramah nan manis menghiasi wajahnya yang sangat tampan, Lexa menelan ludahnya dengan susah payah.

Laki-laki itu mempunyai perawakan yang tinggi dan atletis, untuk ukuran laki-laki kulitnya memang cukup gelap namun disatu sisi entah kenapa itu yang menambah kesan jantan yang melekat padanya. Rambutnya yang lurus dibiarkan sedikit melewati kerah kemeja yang ia kenakan, dia benar-benar terlihat seperti laki-laki emo nan gothic yang sangat seksi. Wajahnya oval, sepasang alis tebal yang nyaris menyatu menaungi matanya yang seolah menyipit namun sangat bening, hidungnya mancung dan sangat bagus, satu kata Perfect!

Jantung Lexa langsung berdentum dengan tak tahu malunya saat melihat dua lesung muncul di kedua pipinya saat dia tersenyum, sangat tampan.

“Kau kebingunan, ada yang  bisa dibantu emm nona?”

Broken In BetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang