Honey, Do I Look Fat?

1.8K 136 9
                                    

"Sayang?"
"Seung-ah?"
"Yah, choi seungcheol!"

Kutarik napas panjang. Kualihkan pandanganku dari layar handphoneku dan melihat wajah baby doll.

"Ya baby doll, my darling, the love of my life, kenapa lagi sayang?"

Sudah hampir 2 jam kami ada di cafe di seberang apartemen kami di Seoul. Sebulan lagi menjelang pernikahan kami. Konferensi pers sudah kami jadwalkan. Sebenarnya kami ingin menyembunyikan pernikahan kami dari dunia luar. Tapi karena penggemar jeonghan sudah mulai mengendus kedekatan kami sejak konser amal yg berlangsung 2 bulan yg lalu, kemudian ada berbagai foto yg tersebar luas mengenai seringnya jeonghan masuk ke studio fotoku pada malam hari dan baru keluar di pagi hari, akhirnya semua bukti itu membuat para penggemar fanatik jeonghan sering mempertanyakan hubungan kami. Dan agency model tempat jeonghan bernaung, memutuskan untuk mengumumkan rencana pernikahan kami. Itupun setelah kami melalui berbagai macam pertimbangan. Tapi tetap, untuk pernikahan akan dilaksanakan secara tertutup.

Rencananya kami akan melangsungkan pemberkatan pernikahan di sebuah pulau kecil, dan hanya keluarga dan teman dekat kami yg diundang. Tidak akan ada wartawan.
Sudah hampir 2 bulan ini aku dan jeonghan sibuk mempersiapkan pernikahan kami. Tunggu, sebenarnya hanya baby doll yg sibuk, aku hanya sebagai sopirnya saja. Aku hanya bertugas mengantarnya kesana kemari, tanpa tau bagaimana wujud aslinya dari jas pernikahan kami, susunan acara pernikahan kami, bahkan aku juga tak tau makanan apa saja nantinya yg akan disediakan saat pernikahan kami.

Bukannya aku tidak peduli, tapi aku tak ingin berdebat dengan baby doll. Aku percaya akan pilihannya. Sepenuhnya. Jadi, kubiarkan jeonghan yg mengatur semuanya.

Dan dalam 2 jam ini, tak henti-hentinya aku mendengarkan baby doll mengeluhkan tentang berbagai hal yg menyangkut pernikahan. Makanannya yg tidak bervariatif, dekorasi yg terlalu monoton, dan masih banyak lagi. Bukannya aku tak mau mendengarkan dia berbicara, tapi bahkan ada saatnya suara malaikat itu pun berhenti. Namun, malaikatku yg satu ini tak henti-hentinya berceloteh.Kuhela napas panjang dan bersiap-siap lagi mendengarkan celotehannya.

"Apakah menurutmu, berat badanku bertambah? Apa aku terlihat gemuk, seung-ah?"

"Kenapa kamu menanyakan hal itu baby doll?"

"Tadi saat mencoba jas untuk pernikahan kita, jas itu terlalu kecil untukku seung-ah. Padahal kan itu sudah sesuai dengan ukuran tubuhku yg diambil oleh penjahitnya 2 bulan yg lalu. Jika bukan karena aku yg bertambah gemuk, lantas kenapa jasnya terlalu kecil saat kucoba tadi?"

Kuperhatikan dengan seksama wajah baby doll, kemudian kulihat tubuhnya, bahkan aku sampai mengintip ke balik meja, namun aku tak menemukan adanya penumpukan lemak dimanapun di tubuhnya itu.

"Tidak baby doll. Menurutku kamu tidak bertambah gemuk. Kamu seperti biasanya, sayang."

"Lalu kenapa jasnya tidak cukup? Jujurlah seung-ah. Jangan hanya karena kamu tak ingin menyinggungku dan hanya ingin menyenangkanku maka kamu menjawabnya seperti itu. Benarkan aku terlihat bertambah gemuk?"

"Tunggu biar kuingat-ingat dulu."

Aku mencoba berpura-pura untuk berpikir. Dan sekali lagi aku melihat baby doll dari ujung kepala, sampai ujung kaki, dan kembali lagi ke wajahnya.

"Jika kuingat kembali baby doll, saat kamu ada di bawahku, di atasku, bahkan di pangkuanku, aku tak pernah merasakan adanya lemak yg bertambah di tubuhmu."

Jeonghan melemparkan kentangnya ke arahku. Aku tertawa melihat wajahnya yg cemberut.

"Aku serius seung-ah."

"Aku juga serius baby doll. Sekalipun kamu bertambah gemuk, itu semua tak akan mengurangi rasa cintaku padamu, sayang."

Wajahnya tiba-tiba terlihat kaget.

"Betul kan, aku bertambah gemuk. Kamu sendiri yg barusan mengatakannya seung-ah. Ya Tuhan, bagaimana ini? Pernikahan kita tinggal sebulan lagi seung-ah, apa yg harus kulakukan? Seung-ah, bagaimana jika kita menunda tanggal pernikahan kita, hmm? Beri aku tambahan waktu sebulan dan aku akan ........ "

Kuletakkan kedua tanganku di wajahku sendiri dan kugosok kasar. Mulai lagi celotehannya.
Tidak bisakah dia melihat bahwa dia sudah sempurna adanya? Dia tak perlu lagi merubah apapun dari penampilannya.Gemas melihat tingkahnya dan ingin segera menghentikan celotehannya, aku
berdiri, kutarik wajahnya dari seberang meja, dan kucium bibirnya. Seketika itu juga berhentilah celotehan malaikatku satu ini.

Mulut baby doll membuka dan menutup berkali-kali secara bergantian. Tapi tak ada suara sedikitpun yg keluar. Matanya melebar. Mukanya memerah. Dia benar-benar seperti ikan buntal. Aku pun tak sengaja mengeluarkan suara tawaku yg sudah kutahan sedari tadi.

Jeonghan tersadar dari ekspresi shocknya. Sekali lagi dia melemparkan kentangnya ke arahku. Dan dia mendesiskan suaranya.

"Oh God, seung-ah, kita ada di tempat umum. Mengapa kamu melakukan itu?"

Kubalas desisannya.

"Karena hanya itulah cara paling efektif untuk membuatmu diam."

Jeonghan memperhatikan bangku-bangku di sekitar kami. Terlihat beberapa perempuan melihat ke arah kami dan tertawa geli. Ditutupnya mukanya dengan kedua telapak tangannya. Bahkan telinga dan tangannya pun ikut memerah karena malu. Sangat menggemaskan tunanganku satu ini.
Kubuka paksa tangannya yg sedang menutup mukanya itu dan kutahan tatapan matanya.

"Baby doll, aku berbicara sesungguhnya sayang, bahwa kamu telah sempurna adanya. Tak perlu lagi kamu merubah penampilanmu, karena aku mencintai dirimu seperti ini. Bahkan jika aku harus melihatmu membengkak seperti ikan buntalpun, aku akan tetap mencintaimu sayang. Dan ini bukanlah ucapan untuk menyenangkan hatimu saja baby doll, tapi ini adalah ucapanku dari hati. Aku jujur sayang."

Mukanya semakin memerah. Ditariknya tangannya dari genggamanku, dan diambilnya salah satu tanganku. Kini dia yg menggenggam tanganku di kedua tanggannya.

"Terima kasih seung-ah. Aku tau bahwa kamu jujur. Dan terima kasih pula telah mencintaiku apa adanya. Tapi seung-ah, aku akan tetap berusaha menguruskan badanku agar jas pernikahan itu muat lagi di tubuhku. Dan seung-ah, kamu harus membantuku mewujudkan keinginanku itu. Oke sayang?"

Ya Tuhan, kukira aku sudah mampu menaklukannya. Tapi ternyata, sampai kapanpun, aku tak akan pernah bisa menang darinya.

"Oke baby doll."

"Yeay. Terima kasih seung-ah. I love you."

"Hmm. I love you too baby doll."

END

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 04, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Best Friend? DrabblesWhere stories live. Discover now