Tease

2.2K 146 6
                                    

Aku terbangun karena mencium bau butter yg terpanggang. Bau ini mengingatkanku akan sarapan yg selalu dibuatkan mama setiap pagi. Kulihat tempat tidur di samping kananku sudah kosong. Pasti dialah sosok di balik bau butter ini.

Aku bangun dari tempat tidur. Kupakai kembali pakaianku yg kulepas semalam dan kubuang sembarangan di bawah tempat tidur. Kuintip kembali keadaan tempat tidurku, terlihat bukti-bukti yg menunjukkan aktifitasku dengan dia semalam, dan harus kutahan senyuman lebar yg hampir terlepas dari bibirku ini. Aku sangat bahagia.

Kubuka tirai jendela kamarku dan kulihat cuaca hari ini sangat cerah. Secerah hatiku pagi ini. Aku tidak berlebihan, tapi pagi ini aku benar benar benar benar bahagia.

Keluar kamar dan mencarinya bukanlah hal yg sulit, aku menuju ke dapur dan kulihat dia di sana, sedang berdiri membelakangiku dan memasak sesuatu.

Apa yg dia pakai itu? Seragam basketku? Jadi dia membuka lemariku dan mencari pakaian untuk dia kenakan? Benar-benar tipikal baby doll, dia tak akan memakai kembali baju yg dia kenakan seharian kemarin.

Tiba-tiba kudengar dia bernyanyi lirih.

Can I love you forever more
I just wanna love you
I really wanna do anything for you
Can I love you forever more
I just wanna love you
I really wanna do anything
everything for you

Aku juga ingin mencintaimu lebih dari yang sekarang baby doll. Dan akupun akan melakukan apapun untuk membuatmu bahagia.

Saat akan mendekat untuk memeluknya dari belakang, tubuh bagian bawah dia yg awalnya tertutup oleh meja makan, kini terlihat dengan jelas olehku.

Aku baru menyadari bahwa baju basket itu terlalu besar untuk ukuran tubuhnya, dan semua baju serta celanaku yg lain di lemari juga pasti terlalu besar untuknya. Tapi haruskah kamu tak memakai apapun untuk menutupi kakimu? Oh Tuhan, apa yg kamu lakukan padaku baby doll? Sebuah erangan tertahan tak sengaja terlepas dari mulutku.

"Oh Seung-ah, kamu sudah bangun? Duduklah, aku membuatkanmu pancake untuk sarapan."

Baby doll menyeret kursi di meja makan untuk aku duduk. Di meja makan sudah tersedia segelas susu putih hangat dan sebuah piring kosong. Piring kosong itulah yg kemudian disajikan sepotong pancake yang dilumuri dengan madu oleh baby doll.

Saat hendak mengambil garpu dan pisau roti yg sudah disediakan di sebelah piring, tiba-tiba pangkuanku penuh dengan jeonghan. Dia duduk menyamping di pangkuanku, tubuhnya terjepit antara tubuhku dan meja makan, dan dengan posisi kedua kakinya ada di samping kiri tubuhku. Oke, mmm, ada apa dengannya?

"Baby doll, kursi di meja makan ini tidak hanya satu, kenapa kamu harus duduk di sini?"

"Aku nyaman di sini seung-ah?"

"Tapi baby doll, ...."

"Sudahlah seung-ah, bukannya aku sudah biasa duduk di pangkuanmu? Kenapa kamu sekarang harus ribut? Diamlah dan makan saja ini."

Sepotong pancake dijejalkannya ke mulutku. Baiklah. Sampai kapanpun aku tak akan pernah bisa menang darinya. Kubiarkan dia menyuapiku dengan sepotong demi sepotong pancake buatannya.

Yang kini menjadi masalah adalah, aku bingung harus meletakkan tanganku dimana. Kulihat ke arah pangkuanku dan berpikir, tidak mungkin aku meletakkan tanganku di pahanya. Jika aku melakukan itu aku sama saja dengan bunuh diri. Oh God, help me!

Kuletakkan kepalaku di sandaran kursi. Kupejamkan mataku dan tiba-tiba saja kedua lengan jeonghan terselip di leherku. Dengan suara lirih dia berbisik tepat di telingaku. "Ada apa seung-ah? Kau sepertinya gugup?"

Jadi dia tau?

"Seung-ah, apa kamu lupa bahwa aku sedang duduk di pangkuanmu? Aku bisa merasakanmu di bawah sana, babe."

Dan dia tertawa. Rupanya malaikatku yg satu ini bukanlah sosok malaikat yg sebenarnya. Dia hanyalah iblis berwajah malaikat. Dengarkan saja suara tawanya. Dia tau seperti apa efek dia terhadapku dan dia masih menggodaku.

Kugosok kasar wajahku dengan kedua telapak tanganku. Erangan lirih "Oh God" terdengar dari mulutku. Dan suara bisikan iblis cantik ini sekali lagi terdengar di telingaku.

"Aku milikmu. I'm all yours, babe. Dan kamu bebas melakukan apa saja yg kamu mau padaku."

Oke. That's it. Cukup baby doll.

Kuangkat tubuhnya ke bahuku dengan posisi kepalanya ada di bawah dan menghadap punggungku. Pahanya bagian belakang yg ada di samping wajahku kupukul pelan.

Jeonghan tertawa terbahak-bahak. "Cepat turunkan aku, seung-ah!"

"Nope. Tidak akan. Aku harus menghukummu karena kenakalanmu barusan baby doll."

Dan suara tawa baby doll yg menggema, mengiringi langkahku menuju kamar tidurku. Aku akan menghukummu baby doll, dan setelah aku puas menghukummu, kita lihat nanti, apakah kamu masih bisa tertawa?

END

Best Friend? DrabblesWhere stories live. Discover now