Chapter 4 - Life Note

6 0 0
                                    


Choi Minwoo mengambil headphone kesayangannya dari atas meja lalu memakainya. Ia mulai memilih-milih lagu yang jumlahnya ratusan di dalam iPod. Jarinya terhenti di sebuah lagu berjudul Only You, lagu yang dipopulerkan oleh Favourite Star Halyu Stage 2012. Tanpa ragu ia memutuskan untuk mendengarkan lagu easy-listening itu, kemudian ia langsung tenggelam dalam memory yang sebenarnya tidak ingin ia putar dalam benaknya.

Seruan penonton terdengar nyaring, sangat riuh saat itu. "Choi Minwoo oppa!" jerit para fans serempak. "..dan untuk Fovourite Star Halyu Stage 2012 adalah.." ucap seorang MC di atas panggung.

Di backstage, manager Minwoo berkeringat dingin, "Minwoo.." bisiknya.

Minwoo menoleh ke sumber suara dengan tubuh yang bergetar, entah nervous atau apa.

"Bagaimana ini, Minwoo? Ada seorang wartawan yang memiliki bukti jika kau adalah pembunuhnya," bisik si manajer lagi.

"Haruskah kau mengatakannya disini? Sudah kubilang bukan aku pelakunya! Pelakunya adalah seseorang yang menginap di sebelah apartemenku!" ucap Minwoo dengan geram.

"Mau bagaimana lagi, aku selalu diancam oleh wartawan itu! Jalan keluarnya adalah kau harus pergi ke luar negeri untuk melannjutkan pendidikanmu, untuk menghindari kasus ini, percayalah kata-kata ku." balas si manajer.

"Tapi aku sedang berada di puncak ketenaranku.."

"Apa kau gila? Kau mau terkenal sebagai pembunuh juga? Sudahlah! Sekarang segera ambil penghargaanmu di atas panggung dan langsung pergi dari sini, aku berjanji akan mengurus semuanya."

"Aku.. percaya padamu."

Beberapa hari kemudian, tersebar beberapa media cetak di jalanan Seoul, dengan judul besar "Setelah menjadi Favourite Star Halyu Stage, Choi Minwoo mengambil break untuk kuliah."

***

Pagi ini semua berjalan seperti biasanya, tetapi ada yang ganjil, Adeleine yang cerewet dan hyper-active jadi diam. Narina yang berjalan di sebelahnya heran, karena bagaimanapun kondisi temannya itu ia selalu menemukan topik untuk dibicarakan.

"Pagi Narin," sapa seseorang, Narin dan Adel langsung menoleh ke belakang, dilihatnya Minwoo datang seraya tersenyum menghampiri mereka.

"Ah, Minwoo, pagi juga," balas Narin sementara Adel hanya diam saja.

"Dia siapa?" Tanya Minwoo pada Narin.

"Oh, dia Adeleine Wright, teman sekamarku," jawab Narin agak canggung.

Minwoo terdiam memperhatikan gadis berambut panjang dan ikal itu, ia tidak bisa menebak apa yang ada dipikirannya. Seperti orang ambigu, pikirannya berubah-ubah dan terjadi pertengkaran, dari berteriak "tolong aku!" lalu menjadi "aku harus tenang menghadapi orang ini."

"Hei! Hei, Minwoo!" Narin memanggil pemilik nama itu yang terlihat sedang melamun.

"Apa? Oh. Maaf, aku teringat seseorang, Adel mirip teman lamaku, aku... speechless, hehe," jawab Minwoo gelagapan karena mengarang asal.

Sebenarnya Minwoo tidak melamun, ia mendengar suara dari kepala Adel, "Narina milikku selamanya!" sehingga membuatnya terkejut.

"Ehm.. Narin, Adel, aku pergi duluan ya!" Kata Minwoo kemudian segera meninggalkan mereka.

"Aneh sekali.. Tidak biasanya ia begitu," gumam Narin.

"Kakak.. Ayo kita kembali ke kamar saja.." ajak Adel.

The Chronicles of NarinaWhere stories live. Discover now