Hari sudah semakin sore, pemakaman sudah semakin sepi namun seorang yeoja kecil masih betah duduk bersimpuh di depan makam kedua orang tuanya itu. Suzy memang sudah tidak menangis lagi tapi paman dan bibinya masih khawatir karena sudah 3 jam lama nya Suzy hanya diam di depan makam kedua orang tuanya. Keponakan nya bisa sakit kalau seperti ini terus. Semenjak keluar dari rumah sakit suzy tidak mau makan sedikit pun yang hanya dilakukan suzy hanya menangis memangil nama orang tuanya
"Suzy-ah hari sudah sore, ayo kita pulang sayang" kata yerin duduk di samping suzy. Tapi suzy seolah tidak mendengar ucapan bibinya itu. Dia hanya termenung di hadapan makam Eomma dan Appa nya.
"Suzy-ah bangun lah kau bisa sakit kalau seperti ini" lagi Suzy hanya diam tidak menangapi perkataan bibinya. Bibinya sudah tidak tahan melihat keponakan nya yang hanya diam.
Yerin menghampiri suami nya bibinya menangis dalam pelukan suaminya itu. Suaminya mencoba menenangkan istrinya yang tampak sangat terpukul atas kematian adik dan iparnya.Sekarang Suzy sudah seperti mayat hidup wajahnya sangat pucat dan tubuh kecil nya penuh dengan perban. Kasian sekali keponakanya sangat terpukul atas kepergian kedua orang yang sangat di cinta nya itu. Sebelum nya Suzy adalah anak yang sangat manis,ceria, dan selalu tertawa bila paman dan bibinya membuat lelucun Tapi sekarang jangankan tertawa tersenyum saja tidak mau. Tuhan kenapa kau berikan cobaan begitu berat untuk anak sekecil ini fikir pamannya dalam hati.
Sementara itu seorang namja berusia sepuluh tahun duduk disamping suzy tanganya menghapus sisa air mata yang masih ada di wajah suzy. Suzy menoleh kesamping kanannya ada seorang namja yang sangat di kenalinya.
"Suzy-ah uljima!. Kau jangan menangis lagi Eomma dan Appa kau akan sedih melihat kau seperti ini". Ucap namja itu tangan nya mengusap pipi suzy yang terlihat sangat pucat. Suzy mendongakan wajahnya keatas menatap lelaki yang mengusap wajahnya.
" Oppa katakan pada ku ini semua hanya mimpi!! Eomma dan Appa tidak mungkin meninggalkan aku sendirian. Kenapa mereka tidak mengajak ku bersama oppa? Aku sudah menjadi anak yang baik tapi kenapa mereka tega meningalkan aku sendirian oppa??" ucap suzy pada namja yang lebih tua darinya itu. Namja itu pun memeluk tubuh suzy, dia tidak tahan mendengar perkataan suzy yang sangat menyakitkan itu.
Sebelumnya suzy sangat manja kepadanya, Suzy akan selalu mengikuti nya kemanapun dia pergi, dan suzy selalu cemberut bila dia mengoda gadis kecil itu. Tapi saat mendengar suara suzy yang sangat memilukan membuat nya sakit.
"Suzy-ah uljima. Kau tidak boleh bicara seperti itu! Kau tidak sendirian Suzy-ah ada Oppa, Eomma dan Abhoji yang akan selalu menjaga mu dan menyangi mu." ucap namja itu memeluk tubuh Suzy dengan erat seolah memberikan kekuatan pada gadis itu. Suzy pun membalas pelukan dari namja itu. Berada dalam pelukan oppa nya itu membuat suzy merasa tenang.
"Kajja kita pulang hari sudah sore kau bisa sakit bila kelamaan di sini" ucap namja itu. Dia berdiri lalu dia mengulurkan tanganya pada suzy. Suzy menatap tangan oppa nya itu akhirnya suzy mengengam tangan oppa nya.
Bibi dan paman nya tersenyum melihat anak dan keponakan nya yang saling menyangi. Akhirnya mereka pun kembali ke rumah.
Sementara itu di kediaman rumah tuan kim putranya Myungsoo sedang menarik-narik tangan Eomma nya. Dia terus memangil Eomma nya itu.
"Eomma.. Eomma" pangil Myungsoo pada ibu nya. Nyonya kim menatap putranya yang terus memangil nya.
"Ada apa Myungsoo-ah?" tanya Eomma nya dengan lembut.
"Eomma kau dan Appa Tidak akan meningalkan aku seperti yeoja itu kan?" Tanya Myungsoo pada ibu nya.
"Tidak sayang. Eomma berjanji tidak akan pernah meningalkan kau sayang" kata nyonya kim memeluk putranya itu.
Myungsoo tersenyum mendengar perkataan Eomma nya Myungsoo memeluk tubuh ibunya dengan erat dia tidak ingin Eomma nya meningalkanya.
**
Satu minggu berlalu sejak meningalnya kedua orang tua suzy. Gadis itu jadi pendiam bahkan sering melamun. jika di ajak bicara oleh paman dan bibinya Dia hanya bicara seadanya saja. Karena suzy sudah tidak punya orang tua lagi Suzy di asuh oleh bibinya yerin kakak dari ibu nya suzy. Paman dan bibinya memperlakukan suzy sangat baik seperti anak kandung mereka. Mereka sangat menyangi suzy, bahkan paman dan bibinya sangat memperhatikan Suzy. Mereka tidak ingin suzy merasa sendirian di dunia ini masih ada mereka yang akan menjaga dan menyangi gadis itu.
"Oppa seperti nya suzy masih shok atas kejadian waktu itu" kata yerin pada suaminya. Sejak tadi Yerin memperhatikan suzy melamun bahkan mainan kesukaan nya di hiraukan begitu saja.
"Yerin-ah bagaimana kalau kita bawa Suzy pergi dari sini? Mungkin di tempat yang baru dia bisa melupakan traumanya dan tidak bersedih lagi." kata suaminya memberikan saran pada istrinya.
"Baiklah oppa aku akan membujuknya agar Suzy mau ikut bersama kita"
"Eomma apa yang kalian bicarakan? Kalian mau bawa suzy kemana Eomma?" kata seorang namja pada ibu nya.
"Soohyun-ah kau sudah pulang?" tanya yerin pada anak nya itu.
"Eoh. Eomma jawab pertanyaan ku kemana kalian akan membawa suzy!" tanya soohyun tidak sabar.
"Kita akan pindah keluar negeri. Mungkin di tempat yang baru Suzy tidak bersedih lagi" kata ayah soohyun.