bab empat

42 1 0
                                    

"Kenapa aku bisa di rumah sakit?" Tanya Apryl terkejut.
"Dan siapa yang tadi ada di toilet mengikutiku?"

"Tadi kau terjatuh di toilet. Soal siapa yang menemukanmu itu adalah aku. Aku melihatmu terjatuh dan langsung membawamu ke sini." Jelas Samuel panjang lebar.

"Terima kasih." Hanya ucapan pendek yang diterima Samuel dari Apryl. Seketika ruangan menjadi hening. Dan langsung berubah seketika seorang wanita paruh baya masuk ke ruangan itu dan berhambur memeluk Apryl.

"Ya, Tuhan. Terima kasih anakku baik-baik saja. Terima kasih Samuel telah membawa anak ku satu-satunya ke sini, kalau terlambat aku tidak tahu apa yang akan terjadi." Tangis ibu Apryl pecah seketika. Membuat anaknya terharu melihat ibunya seperti itu.

"Tenang bu, sudahlah aku baik-baik saja." Bujuk Apryl agar membuat ibunya berhenti menangis, memikirkan nasib seorang pemuda di sebelah ibunya terabaikan.

"Baiklah ibu akan membelikan makanan sebentar di lantai bawah. Samuel tolong jaga Apryl untukku." Kata ibunya kepada Samuel dengan senyum ramah khas seorang ibu." Tadi ibu melihat ada temanmu yang bernama, kalau tidak salah Liza di lantai bawah." Setelah mengatakan itu ibunya pergi.

Hening kembali menyelimuti mereka berdua selama beberapa menit. Samuel bingung ingin berbicara apa, mengingat wanita yang sedang terbaring di ranjang rumah sakit adalah wanita yang pendiam dan cuek terhadap lingkungan sekitarnya, terbukti seperti saat ini hanya diam tanpa mengatakan sepatah katapun.

"Kenapa kau tadi mengikutiku?" Tanya Apryl datar memandang selang infus di tangannya. Tanpa melihat yang ditanya.

"Aku heran melihatmu sangat pucat dan khawatir saat kau pergi sendiri ke toilet jadi aku mengikutimu." Samuel menyeringai yang dianggap nya lucu jawaban tadi. Tapi tidak bagi Apryl.

"My darling Apryl, apa yang terjadi padamu sehingga kau berada disini?" Liza tiba-tiba datang dengan seplastik buah jeruk dan anggur berada di genggaman tangannya.

"Berisik." Ucap Apryl kesal melihat tingkah sahabatnya yang tidak bisa diam itu. Apalagi ia memakai sepatu hak tinggi yang membuat berisik lantai rumah sakit.

"Kau tau darimana aku ada disini?" Tanya Apryl tenang.
Liza hanya menunjuk seorang pemuda yang sedang duduk santai, mengacak-acak buah yang tadi dibawa Liza. Dengan cepat Liza menarik kantung plastik tersebut menuju nakas di samping ranjang.

Apryl hanya bergumam.melihat jawaban Apryl tadi. Setelah lama mereka--Apryl dan Liza-- berbincang-bincang tanpa menyangkut pautkan pemuda di sebelahnya yang menunggu tanpa bosan. Liza pamit pulang.

"Pulang lah nanti kau lelah, aku tidak mau merepotkan orang." Ujar Apryl sedikit cemas.
Setelah perdebatan panjang antara dirinya dengan ibunya siapa yang akan menemaninya di sini, akhirnya Samuel mengajukan diri untuk menemaninya.

"Kau tidak menyukaiku ya?" Tanya Samuel yang membuat Apryl melotot tajam.

"......"

"Aku tau, dari cara kau menghindariku."

"....." Akhirnya Apryl memilih tertidur daripada mendengarkan pemuda ini berbicara terus menerus membuatnya risih. Walaupun Samuel telah menolong nya bukan berarti ia menjadi menyukai pemuda itu, apalagi jatuh cinta padanya. Tidak ada sama sekali pemikiran itu di benaknya.

☆☆

Besoknya Apryl sudah diperbolehkan pulang oleh dokter di rumah sakit itu. Dia diantar pulang oleh Samuel. Tidak ada percakapan panjang antara mereka sampai rumah Apryl dan Apryl hanya mengucapkan kata terima kasih.
Semalam mungkin menyakitkan bagi Samuel mengetahui sepertinya Apryl tidak menyukainya seperti perempuan lainnya membuat ia jijik jika mengingat setiap wanita yang mendekatinya.

Beautiful TodayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang